tag:blogger.com,1999:blog-19335742989762994072024-03-13T19:47:19.781-07:00MEDIA PEMBELAJARANJunaidihttp://www.blogger.com/profile/14745638579221110463noreply@blogger.comBlogger98125tag:blogger.com,1999:blog-1933574298976299407.post-29136119086622031902014-11-15T15:16:00.000-08:002014-11-15T15:16:07.227-08:00Pengertian Realisme Sosialis<div dir="ltr" style="text-align: left;" trbidi="on">
<div class="separator" style="clear: both; text-align: center;">
<a href="http://4.bp.blogspot.com/-h-RTpUEdNt0/VGfcjE0izCI/AAAAAAAAB00/BZS4KlNMcko/s1600/Axel%2BAydin%2BKhalfani.jpg" imageanchor="1" style="clear: left; float: left; margin-bottom: 1em; margin-right: 1em;"><img border="0" src="http://4.bp.blogspot.com/-h-RTpUEdNt0/VGfcjE0izCI/AAAAAAAAB00/BZS4KlNMcko/s1600/Axel%2BAydin%2BKhalfani.jpg" height="320" width="240" /></a></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 18.0pt; margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0cm; text-align: justify; vertical-align: baseline;">
<b><span lang="EN-US" style="color: #333333; font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; mso-fareast-font-family: "Times New Roman";">Realisme sosialis </span></b><span lang="EN-US" style="background: white; color: #333333; font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; mso-fareast-font-family: "Times New Roman";">adalah
salah satu paham/aliran sastra yang cukup kuat mendominasi di Eropa Barat
khususnya ketika rezim sosialis menempati posisi kekuasaan. Aliran ini cukup
mempunyai konstribusi yang besar terhadap kasanah sastra dunia. Namun hingga kini
banyak orang yang kurang suka membicarakannya.Hal ini punya alasan yang cukup
kuat mengingat kebanyakan para sastrawan masih banyak yang berpaham netral dan
anti partisan terhadap segala macam bentuk kekuasaan. Lebih-lebih ketika
realisme sosialis pernah mengalami sejarah buruk ketika berada dalam genggaman
kekuasaan Stalin di rusia selama beberapa dekade.<o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 18.0pt; margin-bottom: 18.0pt; text-align: justify; text-indent: 36.0pt; vertical-align: baseline;">
<span lang="EN-US" style="background: white; color: #333333; font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; mso-fareast-font-family: "Times New Roman";">Realisme sosialis –dan sastra
lain yang berbau politis dan memihak—kemudian sering direduksi sedemikian rupa
sehingga tidak lagi dipandang sebagai gagasan kreativitas yang humanis. Hal ini
tidak terjadi di Eropa saja melainkan di Indonesiadimana para seniman realisme
sosialis seperti Pramudya Ananta Toer dkk memang pernah terkait dengan Partai
Komunis Indonesia (PKI) yang punya masalah historis. Agar reduksi yang menjerus
pada sikap subyektifisme/sentimen berlebihan ini bisa jernih maka perlulah
kiranya di telaah lebih mendasar dan ilmiah tanpa perlu berprasangka buruk
terhadap aliran ini.<o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 18.0pt; margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0cm; text-align: justify; vertical-align: baseline;">
<b><span lang="EN-US" style="color: #333333; font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; mso-fareast-font-family: "Times New Roman";">Akar filosofis</span></b><span lang="EN-US" style="background: white; color: #333333; font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; mso-fareast-font-family: "Times New Roman";"><o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 18.0pt; margin-bottom: 18.0pt; text-align: justify; text-indent: 36.0pt; vertical-align: baseline;">
<span lang="EN-US" style="background: white; color: #333333; font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; mso-fareast-font-family: "Times New Roman";">Seperti halnya ajaran
pemikiran lain, aliran realisme ini mempunyai persoalan historis dalam konsepsi
dasarnya. Ia menjadi antitesis dari paham idealisme yang hanya cukup
mendasarkan diri pada persoalan idea. Dalam tataran filosofis, Obyek yang di
pandang paham idealisme hanya ada dalam akal budi maka sebaliknya kaum realis
berpandangan bahwa obyek presepsi inderawi dan pengertian sungguh-sungguh ada
ada terlepas dari indra dan budi yang menangkapnya.<o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 18.0pt; margin-bottom: 18.0pt; text-align: justify; text-indent: 36.0pt; vertical-align: baseline;">
<span lang="EN-US" style="background: white; color: #333333; font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; mso-fareast-font-family: "Times New Roman";">Alasan yang paling menonjol
dalam hal ini adalah bahwasanya obyek itu dapat diselidiki, dianalisis, dipelajari
lewat ilmu, dan ditemukan hakikatnya lewat filsafat. Secara bahasa realis ini
bertitik tolak dari kata latin yang mempunyai arti sungguh-sungguh, nyata benar
adanya. Sebagai aliran etis realisme ini mengakui adanya faktor etis yang
dialami, entah itu berkaitan dengan hidup, perilaku, dan perbuatan konkret,
terlepas dari indra dan budi yang mengerti. (A. Mangunhardjana,1997).<o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 18.0pt; margin-bottom: 18.0pt; text-align: justify; text-indent: 36.0pt; vertical-align: baseline;">
<span lang="EN-US" style="background: white; color: #333333; font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; mso-fareast-font-family: "Times New Roman";">Selaras dengan pendirianya
tentang yang ada, dalam prinsip etis dan mengejar cita-cita etis, realisme
menyesuaikan dengan hidup nyata. Artinya ia menolak paham yang hanya berpegang
pada prinsip etis dengan alasan tidak mungkin dilaksanakan (tidak realistis)
Dalam setiap melaksanakan prinsip dan cita-cita etisnya paham ini selalu
memperhitungkan semua faktor; situasi, kondisi, keadaan, ideologi, politik,
ekonomi, sosial, budaya dan orang-orang yang terlibat.<o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 18.0pt; margin-bottom: 18.0pt; text-align: justify; text-indent: 36.0pt; vertical-align: baseline;">
<span lang="EN-US" style="background: white; color: #333333; font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; mso-fareast-font-family: "Times New Roman";">Kalau kita tengok lebih jauh
pada dasarnya kemunculan aliran ini bukan berdiri sendiri. Ia terkait dengan
konsepsi dasar filosofis materialisme dialektik dan materialisme historis
(marxisme) yang digagas oleh Karl Marx dan Fedrik Engels. Walaupun orang
seperti Pramudya mengaku tidak pernah belajar Marxis, namun berbagai karya
sastra baik dalam bentuk novel, cerpen maupun romannya membuktikan keterkaitan
tersebut. Apa sebenarnya dasar filosofi Marxis yang mempengaruhi sastra ini?<o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 18.0pt; margin-bottom: 18.0pt; text-align: justify; text-indent: 36.0pt; vertical-align: baseline;">
<span lang="EN-US" style="background: white; color: #333333; font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; mso-fareast-font-family: "Times New Roman";">Pertanyaan ini adalah suatu
pertanyaan mendasar berkaitan dasar teoritik marxisme dalam segala bidang.
Dalam meninjau hubungan struktur masyarakat Marx berpandangan bahwa ada dua
strata sosial yang ada dalam setiap zaman, yakni basis-struktur (struktur
dasar) dan supra-struktur (struktur atas). Dalam hal ini filsafat marxis
menempatkan ekonomi sebagai struktur yang secara urgen mempengaruhi
bidang-bidang lain dalam bidang suprastruktur seperti, pemikiran, politik,
agama, dan kebudayaan. Seluruh komponen suprastruktur berubah atau tidaknya
akan sangat di tentukan dari dari corak produksi ekonomi sebuah masyarakat.<o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 18.0pt; margin-bottom: 18.0pt; text-align: justify; text-indent: 36.0pt; vertical-align: baseline;">
<span lang="EN-US" style="background: white; color: #333333; font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; mso-fareast-font-family: "Times New Roman";">Dalam hal ini sastra menurut
marxisme juga menempati bagian supra-struktur. Seni (sastra) merupakan bagian
dari ideologi(kesadaran) masyarakat—satu elemen dalam struktur persepsi sosial
yang amat rumit yang meyakinkan bahwa situasi dimana satu kelas sosial
memeiliki kekuasaan terhadap kelas-kelas lainnya yang juga dilihat oleh
sebagian besar anggota masyarakat sebagai suatu yang “alamiah” atau tidak
terlihat sama sekali. Memahami sastra berarti pemahaman terhadap seluruh proses
sosial di mana sastra merupakan bagiannya.(Terri Eagleton 1979).<o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 18.0pt; margin-bottom: 18.0pt; text-align: justify; text-indent: 36.0pt; vertical-align: baseline;">
<span lang="EN-US" style="background: white; color: #333333; font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; mso-fareast-font-family: "Times New Roman";">Georgy Plekanov mengatakan; ”
mentalitas sosial suatu jaman dikondisikan oleh hubungan-hubungan sosial pada
masa itu. Sekarang hal itu cukup sebagai bukti sebagaimana dalam sejarah seni
dan kesustraan.(Henri Arvon, 1970) Karya-karya sastra bagi marxisme bukanlah
sesuatu yang terinspirasi secara misterius, atau sederhananya dipandang dalam
istilah psikologi pengarangnya. Karya tersebut menurut Eagliton dipandang
adalah bentuk persepsi-persepsi, cara khusus dalam memandang dunia; dan juga
memiliki relasi dengan cara memandang realitas yang menjadi mentalitas atau ideologi
sosial suatu zaman. Sebaliknya ideologi tersebut adalah suatu produk dari
hubungan sosial yang konkrit yang kedalamnya manusia memasuki ruang dan waktu
tertentu; ideologi adalah cara hubungan-hubungan kelas yang dialami,
dilegitimasi dan diabaikan. Terlebih lagi manusia tidaklah bebas memilih
hubungan sosial mereka, mereka dipaksa memasuki hubungan sosial itu karena
keharusan material—yang disandarkan oleh sifat dan tingkat perkembangan model
produksi ekonomi mereka.<o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 18.0pt; margin-bottom: 18.0pt; text-align: justify; text-indent: 36.0pt; vertical-align: baseline;">
<span lang="EN-US" style="background: white; color: #333333; font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; mso-fareast-font-family: "Times New Roman";">Aliran ini dulunya hanya
bersifat sederhana dan terbatas dalam lingkungan sastrawan yang bersinggungan
dengan pemikiran marxis. Namun ketika ajaran marxis mampu menampilkan dirinya
menjadi sebuah ideologi dan dipraksiskan oleh V.I Lenin menjadi partai
revolusioner klas pekerja yang berideologi sosialisme, dan mempunyai banyak
pengikut sastrawan beraliran realis, maka banyak orang menyebutnya menjadi
realisme-sosialisme. Aliran ini lahir pertama kali di Rusia atas prakarsa
beberapa sastrawan partai Bolshevik, antara lain, Maxim Gorki yang kemudian
dikenal sebagai bapak pendirinya.<o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 18.0pt; margin-bottom: 18.0pt; text-align: justify; vertical-align: baseline;">
<span lang="EN-US" style="background: white; color: #333333; font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; mso-fareast-font-family: "Times New Roman";">Pandangan awalnya ia mempunyai gagasan bahwa
‘the people must know their history” (manusia harus mengenali sejarah dirinya
sendiri) dan “musuh yang tak mau menyerah harus dimusnahkan”.(Kurniawan Eka
1999). Slogan ini ternyata cukup memberikan pengaruh pada perkembangan realisme
sosialis di kemudian hari.<o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 18.0pt; margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0cm; text-align: justify; vertical-align: baseline;">
<b><span lang="EN-US" style="color: #333333; font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; mso-fareast-font-family: "Times New Roman";">Garis Visioner</span></b><span lang="EN-US" style="background: white; color: #333333; font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; mso-fareast-font-family: "Times New Roman";"><o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 18.0pt; margin-bottom: 18.0pt; text-align: justify; text-indent: 36.0pt; vertical-align: baseline;">
<span lang="EN-US" style="background: white; color: #333333; font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; mso-fareast-font-family: "Times New Roman";">Teori filosofis diatas
ternyata tak mudah dipahami begitu saja oleh para<br />
sastrawan baik yang pro maupun yang kontra. Disatu sisi ia sering dianggap<br />
menempatkan sastra menjadi tidak penting dalam diskursus perubahan di lain
pihak dianggap terlalu memaksa seniman untuk terus berkiblat pada doktrin yang
kurang lebih ekonomistik. Selain itu bagi penganut realisme sosialis sendiri
juga<br />
sering mengalami kegagalan dalam membentuk karekteristik sastra yang utuh. Hal
ini tak lain dan tak bukan disebabkan oleh ketidak lengkapan pemikiran Karl
Marx dan Engels yang memang tidak pernah secara utuh dan baku menjelaskan
rumusan teoritik estetikanya.<o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 18.0pt; margin-bottom: 18.0pt; text-align: justify; text-indent: 36.0pt; vertical-align: baseline;">
<span lang="EN-US" style="background: white; color: #333333; font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; mso-fareast-font-family: "Times New Roman";">Namun setidaknya sastra
realisme rosialis pernah punya rumusan yang cukup valid. Apa yang di ungkapkan
oleh Fokkema D.W dan Elrud Kunne-Ilsch dalam buku Teori Sastra Abad Keduapuluh
(Gramedia;1998) setidaknya mengambarkan rumusan konkret tersebut. Mereka berdua
menuliskan kriteria dalam tiga dasar pokok: 1) kriteria penafsiran determinisme
ekonomi yang menyangkut pertanyaan apakah karya sastra mengambarkan
perkembangan-perkembangan lebih maju atau lebih mundur berdasarkan<br />
ekonomi;2)kriteria probabilitas kebenaran yang sepenuhnya sesuai dengan kode
sastra pada zamannya; dan 3) kriteria (selera) pribadi, misalnya
tulisan-tulisan Aeschylus, Shakespeare dan Goethe, yang termasuk daftar
kesustraan pada<br />
zamannya. Secara general realisme sosialis menginginkan keharmonisan antara
kenyataan dan idea. Kenyataan harus di nyatakan sebagai mana adanya, menurut
proposisi aslinya, sementara idea harus di sandarkan pada konteks kondisi
obyektif. Hal yang paling prinsipil dari semuanya adalah semangat ideologi
terhadap perjuangan klas bagi kaum tertindas (proletariat). Kenyataan ini dapat
dilihat dari berbagai pemikiran realisme sosialis Mulai dari Maxim Gorki, Lu
Hsun, George Lukacs, bahkan sampai Pramudya Ananta Toer.<o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 18.0pt; margin-bottom: 18.0pt; text-align: justify; text-indent: 36.0pt; vertical-align: baseline;">
<span lang="EN-US" style="background: white; color: #333333; font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; mso-fareast-font-family: "Times New Roman";">Sastra realisme sosialis bisa
dianggap sebagai sastranya rakyat jembel, kaum pekerja(buruh, tani dan nelayan)
yang hadir untuk ikut terlibat berjuang melawan segala sesuatu yang menindas
terutama sistem kapitalisme yang secara nyata menghisap kaum pekerja.(
Kurniawan Eka, 1999). Ia harus menjadi aspeks gerakan partisan terhadap partai
revolusioner. V. I. Lenin, sang pemimpin revolusi Rusia 1917 mengatakan;”
Sastra haruslah menjadi roda penggerak dan baling-baling dari sebuah mesin
besar sosial demokrasi”. Kenetralan tulisan dianggap oleh Lenin sebagai sesuatu
yang mustahil, “kebebasan penulis borjuis (klas menegah) hanyalah ditopengi
oleh ketergantungan terhadap sekantong uang!…begitu juga dengan penulis-penulis
non partisan. Apa yang dibutuhkan adalah sastra yang luas, bentuk yang beragam
dan tidak terpisah dari gerakan klas pekerja (kaum buruh dan tani).<o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 18.0pt; margin-bottom: 18.0pt; text-align: justify; text-indent: 36.0pt; vertical-align: baseline;">
<span lang="EN-US" style="background: white; color: #333333; font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; mso-fareast-font-family: "Times New Roman";">Karena persoalan komitmen dan
keberpihakan inilah yang kemudian sering dikatakan oleh berbagai macam
sastrawan idealis-borjuistik dengan klaim bahwa sastra marxis lebih
mengutamakan visi politik (kepentinganya) dari pada mengutamakan netralitas dan
kebebasan ekspresinya. Realisme sosialis yang paling dominan memang tidak
mengelak dari persoalan ini. Aturan garis ini memang terkesan menjurus dalam
satu format ideologi kepentingan partai.<o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 18.0pt; margin-bottom: 18.0pt; text-align: justify; text-indent: 36.0pt; vertical-align: baseline;">
<span lang="EN-US" style="background: white; color: #333333; font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; mso-fareast-font-family: "Times New Roman";">Kebebasan ekspresi bagi
seniman seolah-oleh menjadi terengut didalamnya. Benarkah demikian halnya? Leon
Trotsky, arsitek terpenting revolusi Rusia setelah lenin memberikan jawaban
pada pertanyaan ini. Ia melihat bahwa wilayah budaya (baca; sastra dan seni)
bukanlah suatu tempat dimana partai terpanggil untuk memerintah, tapi bukan
berarti memilih mentoleransi karya-karya yang menentang revolusi. Sebuah
kewaspadaan revolusioner haruslah disatukan dengan kebijakan yang luas dan
fleksibel dalam ilmu-ilmu sastra. (Issac Detscher, 1959)<o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 18.0pt; margin-bottom: 18.0pt; text-align: justify; text-indent: 36.0pt; vertical-align: baseline;">
<span lang="EN-US" style="background: white; color: #333333; font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; mso-fareast-font-family: "Times New Roman";">Sastra bagi partai sosialis
haruslah “realis”, tapi dalam pengertian umum yang tak sempit, karena kaum
realis sendiri pada hakekatnya tidaklah revolusioner dan reaksioner. Realisme
sebetulnya adalah “sebuah filsafat hidup” yang tidak seharusnya dibatasi
menjadi teknik-teknik suatu sekolah khusus. Trotsky memandang bahwa
bentuk-bentuk artistik sebagai hasil dari “muatan” sosial, tapi pada saat yang
sama dia menganggapnya berasal dari sebuah tingkatan tinggi otonomi.(literature
and evolution in Soviet1917-62). Pendek kata dari seluruh rangkaian teoritik
diatas seni tidak bisa dinilai dan dihakimi dari parameter yang lain seperti
politik, sosial, eksak, melainkan hanya melalui hukumnya seni itu sendiri.<o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 18.0pt; margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0cm; text-align: justify; vertical-align: baseline;">
<b><span lang="EN-US" style="color: #333333; font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; mso-fareast-font-family: "Times New Roman";">Urgensi bagi Indonesia</span></b><span lang="EN-US" style="background: white; color: #333333; font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; mso-fareast-font-family: "Times New Roman";"><o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 18.0pt; margin-bottom: 18.0pt; text-align: justify; text-indent: 36.0pt; vertical-align: baseline;">
<span lang="EN-US" style="background: white; color: #333333; font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; mso-fareast-font-family: "Times New Roman";">Di atas telah dijelaskan akar
dan garis visi serta komitmen keberpihakan sebuah sastra. Relevansi persoalan
filosofis dan visi seni (sastra) di negara kita terhadap aliran kiri ini
belumlah banyak di kaji oleh para sastrawan. Sastrawan kita lebih banyak yang
sering mengkritik aliran ini secara vulgar tanpa pertimbangan basis teoritik
yang memadai. Jikalau-pun ada yang berkeinginanmempraktekkan aliran ini di
negara kita, kendala-kendala yang muncul tentulah tidak sedikit. Selain dari
halangan yang muncul dari pihak luar yang berupa intrik, teror dan sikap sinis
terhadap aliran ini, di kalangan penganutnya-pun sering terjadi kontradiksi
yang menjurus pada sikap-sikap ideologis.<o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 18.0pt; margin-bottom: 18.0pt; text-align: justify; text-indent: 36.0pt; vertical-align: baseline;">
<span lang="EN-US" style="background: white; color: #333333; font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; mso-fareast-font-family: "Times New Roman";">Diluar itu sebenarnya
masyarakat kita membutuhkan aliran ini sebagai pelengkap keragaman yang telah
ada. Terlebih-lebih bila dikaitkan dengan situasi makro –dimana rakyat
Indonesia membutuhkan komponen perubahan transformasi sosial—maka realisme
sosialis rasanya penting di jadikan elan revolusioner bagi aktivis gerakan akar
bawah yang menginginkan tegaknya keadilan dan demokrasi.***<o:p></o:p></span></div>
<div class="separator" style="clear: both; text-align: center;">
<a href="http://2.bp.blogspot.com/-LjO2WUBrFuM/VGfeFHSXMhI/AAAAAAAAB1A/pBUgdqJJzSM/s1600/AQIQOH%2BAXEL.jpg" imageanchor="1" style="margin-left: 1em; margin-right: 1em;"><img border="0" src="http://2.bp.blogspot.com/-LjO2WUBrFuM/VGfeFHSXMhI/AAAAAAAAB1A/pBUgdqJJzSM/s1600/AQIQOH%2BAXEL.jpg" height="201" width="320" /></a></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 18.0pt; margin-bottom: 14.4pt; margin-left: 0cm; margin-right: 0cm; margin-top: 14.4pt; text-align: justify;">
<span lang="EN-US" style="background: white; color: #333333; font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; mso-fareast-font-family: "Times New Roman";">Terpaksa saya inget2 lagi.
Tapi gak inget *nyengir*. Akhirnya minta tolong Bang Wiki sama Om Google en
ngandelin ingetan saya yang lebih parah dari ingatan nini pelet.<o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 18.0pt; margin-bottom: 14.4pt; margin-left: 0cm; margin-right: 0cm; margin-top: 14.4pt; text-align: justify;">
<span lang="EN-US" style="background: white; color: #333333; font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; mso-fareast-font-family: "Times New Roman";">Manikebu (julukan orang Lekra
buat Manifes Kebudayaan yg digawangi oleh HB Jassin) sama Realisme Sosial-nya
Lekra (Lembaga Kebudayaan Rakyat) itu musuhan karna ya, beda ideologi. Trus,
buat org2 Manifes, Lekra tu mempolitisir karya seni. Sebenernya kalo prinsip
dasar sih hampir sama. Mereka sama2 punya keinginan “menyempurnakan kondisi hidup
manusia” dengan karya seni. Tapi Lekra yang mendahulukan pemajuan kebudayaan
rakyat demi “pembebasan kaum tertindas: buruh dan tani” dilihat sebagai upaya
politisasi gerak kebudayaan sama Manifes Kebudayaan. Dan ini mengancam prinsip2
estetika en “menjerumuskan karya seni pada alat propaganda politik yg sarat
slogan verbal”. Begitu katanya Oom</span><span lang="EN-US" style="color: #333333; font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; mso-fareast-font-family: "Times New Roman";"> Wikipedia<span style="background: white;">.<o:p></o:p></span></span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 18.0pt; margin-bottom: 14.4pt; margin-left: 0cm; margin-right: 0cm; margin-top: 14.4pt; text-align: justify;">
<span lang="EN-US" style="background: white; color: #333333; font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; mso-fareast-font-family: "Times New Roman";">Mbah Pram dulu itu kan megang
halaman sastra (rubrik Lentera) di Koran Bintang Timur. Koran ini markasnya
LEKRA lah, sekaligus pendukung berat PKI. Nah, Manifes Kebudayaan dulu porosnya
Mbah HB Jassin yang pegang</span><span lang="EN-US" style="color: #333333; font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; mso-fareast-font-family: "Times New Roman";"> Majalah <span style="background: white;">Sastra. Mreka
(manikebu) gak setuju lah kl sastra itu memihak partai tertentu. Pengennya
universal. Seni cuma untuk kemanusiaan. Non-partisan. Ya wis , ‘berantem’ lah
gara2 itu.<o:p></o:p></span></span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 18.0pt; margin-bottom: 14.4pt; margin-left: 0cm; margin-right: 0cm; margin-top: 14.4pt; text-align: justify;">
<span lang="EN-US" style="background: white; color: #333333; font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; mso-fareast-font-family: "Times New Roman";">Realisme sosial itu intinya,
sastra untuk rakyat gitu. Realisme sosialis, menurut kubu Lekra, meletakkan
“kenyataan dan kebenaran” yang lahir dari “pertentangan-pertentangan yang
berlaku di dalam masyarakat maupun di dalam hati manusia” sebagai dasar
material kesenian. Dari situ, akan terlihat sejumlah gerak maju dan “hari
depan” manusia. Dengan demikian, berlaku kesimpulan bahwa “seni untuk rakyat”.<o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 18.0pt; margin-bottom: 14.4pt; margin-left: 0cm; margin-right: 0cm; margin-top: 14.4pt; text-align: justify;">
<span lang="EN-US" style="background: white; color: #333333; font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; mso-fareast-font-family: "Times New Roman";">Di Indonesia, realisme
sosialis dikembangkan oleh Lekra atas dasar keberpihakan kepada rakyat daripada
atas logika marxisme. Kedekatan realisme sosialis dengan marxisme terletak pada
semangat, kesamaan perjuangan, dan pilihan hidup. Tidak terbukti bahwa hubungan
keduanya merupakan hubungan organisatoris meskipun banyak anggota Lekra juga
anggota PKI (h.20 buku “</span><b><span lang="EN-US" style="color: #333333; font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; mso-fareast-font-family: "Times New Roman";">Pramoedya Ananta Toer dan Sastra Realisme Sosialis</span></b><span lang="EN-US" style="background: white; color: #333333; font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; mso-fareast-font-family: "Times New Roman";">“).<o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 18.0pt; margin-bottom: 14.4pt; margin-left: 0cm; margin-right: 0cm; margin-top: 14.4pt; text-align: justify;">
<span lang="EN-US" style="background: white; color: #333333; font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; mso-fareast-font-family: "Times New Roman";">Gosipnya, jaman komunis masih
jaya dulu Mbah Pram dan Lekra doyan mbakari buku2 dari pihak yang gak seide
sama dia. Tapi pas ORDE BARU, gentian buku2 berhaluan “kiri” yang dibakari.
Peh… sayang banget ya, padahal buku2 itu kan wawasan semua isinya. Jadi inget
buku2 karya</span><span lang="EN-US" style="color: #333333; font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; mso-fareast-font-family: "Times New Roman";"> ilmuwan
Islam <span style="background: white;">yang dibakari pasca penaklukan jaman
dahoeloe kala….<o:p></o:p></span></span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 18.0pt; margin-bottom: 14.4pt; margin-left: 0cm; margin-right: 0cm; margin-top: 14.4pt; text-align: justify;">
<span lang="EN-US" style="background: white; color: #333333; font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; mso-fareast-font-family: "Times New Roman";">Kl menurut saya sbenernya gak
perlu bakar2an buku en karya sastra begitu. Biarin aja buku2 en pikiran
pengarangnya itu lepas ke dunia. Pembaca kan gak goblog2 amat. Masa iya sih ada
orang yang baca satu buku, begitu terpengaruhnya, sampe gak percaya lagi sama
kenyataan en apa yang benar2 terjadi? Buku2 itu memang sumber wawasan en
pengetahuan tapi kita kan gak berhenti sampe di sana aja. Kita kan punya otak
dan wajan pemikiran sendiri buat mengolah en milah2 mana yang sesuai sama
prinsip kita mana yang enggak. Jangan sampe kita baca buku (yang notabene taik2
pikiran orang), trus nelen mentah2 semua</span><span lang="EN-US" style="color: #333333; font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; mso-fareast-font-family: "Times New Roman";"> <s><span style="background: white;">taik
orang</span></s> <span style="background: white;">yang kita baca.<o:p></o:p></span></span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 18.0pt; margin-bottom: 14.4pt; margin-left: 0cm; margin-right: 0cm; margin-top: 14.4pt; text-align: justify;">
<i><span lang="EN-US" style="color: #333333; font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; mso-fareast-font-family: "Times New Roman";">p.s. sebenernya saya
ndak terlalu ngerti sama ini. saya cuma seneng baca buku2ne Pramoedya. tapi gak
pernah ngorek2 ideologi yg dianutnya. en this is so fu*king heavy for my tiny
brain. oh Tuhan tolonglah… tunjukkan jalaaaann… pada dirikuuuu…. (tau lagu Nike
Ardilla inih ga seeh? huehehe… ketauan dah umur gw brapa…)</span></i><span lang="EN-US" style="background: white; color: #333333; font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; mso-fareast-font-family: "Times New Roman";"><o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 18.0pt; margin-bottom: 14.4pt; margin-left: 0cm; margin-right: 0cm; margin-top: 14.4pt; text-align: justify;">
<span lang="EN-US" style="background: white; color: #333333; font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; mso-fareast-font-family: "Times New Roman";">…Banyak ngambil serabutan
dari wikipedia n </span><span lang="EN-US" style="color: #333333; font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; mso-fareast-font-family: "Times New Roman";"> ekakurniawan.com<span style="background: white;"><o:p></o:p></span></span></div>
<div class="MsoNormal" style="text-align: justify;">
<span lang="EN-US" style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 115%;">Pemdapat<o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="text-align: justify;">
<span class="apple-style-span"><span lang="EN-US" style="background: white; color: #333333; font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 115%;">Pramoedya Ananta Toer ituh salah satu pengarang
besar Indonesia. Karya nya yang paling terkenal adalah tetralogi pulau Buru
(Bumi Manusia, Anak Semua Bangsa, Jejak Langkah, Rumah Kaca) yang ditulisnya
waktu dia lg di pengasingan di Pulau Buru. Kenapa Mbah Pram diasingkan? Konon
katanya, si Mbah dan tulisan2nya itu subversif en banyak mengkritik pemerintah
Orde Baru. Jadilah Mbah Pram yang suka bergiat di koran Bintang Timur
(pendukungnya PKI) ini di asingkan…</span></span><span lang="EN-US" style="background: white; color: #333333; font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 115%;"><br />
<span class="apple-style-span">Buku2nya mbah Pram almarhum, sudah banyak banget
yang diterjemahkan ke banyak banget juga bahasa di seluruh dunia, contohnya
Inggris, Belanda, Jerman, Russia dll.</span><br />
<span class="apple-style-span">Kalo kurang jelas, tanya aja ke guru bahasa
indonesia ato guru sejarah ya…</span></span><span style="background: white; color: #333333; font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 115%; mso-ansi-language: IN;"><o:p></o:p></span></div>
<br />
<div class="MsoNormal" style="text-align: justify;">
<br /></div>
</div>
Junaidihttp://www.blogger.com/profile/14745638579221110463noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-1933574298976299407.post-81008579707380586892014-11-02T22:50:00.002-08:002014-11-02T22:52:47.175-08:00LOMBA BLOG : Bojonegoro Sehat, Produktif dan Bahagia<div dir="ltr" style="text-align: left;" trbidi="on">
<div class="separator" style="clear: both; text-align: center;">
<a href="http://2.bp.blogspot.com/-mjNBi1erJak/VFclfq64OzI/AAAAAAAABz0/IrdwMCWhWgs/s1600/LOMBA-BLOG-337-2014.jpg" imageanchor="1" style="margin-left: 1em; margin-right: 1em;"><img border="0" src="http://2.bp.blogspot.com/-mjNBi1erJak/VFclfq64OzI/AAAAAAAABz0/IrdwMCWhWgs/s1600/LOMBA-BLOG-337-2014.jpg" height="282" width="400" /></a></div>
<div style="text-align: justify;">
Dalam rangka Hari <a href="http://www.bloggerbojonegoro.com/blogger" title="Blogger">Blogger</a> Nasional ke 7 dan Hari jadi <a href="http://www.bloggerbojonegoro.com/bojonegoro" title="bojonegoro">bojonegoro</a>
ke 337. Dinas komunikasi dan Informatika Kabupaten Bojonegoro
bekerjasama dengan Komunitas Blogger Bojonegoro menyelenggarakan lomba
nge-Blog dengan tema “<b>BOJONEGORO SEHAT, PRODUKTIF, DAN BAHAGIA</b>”. Cakupan Temanya Antara lain:</div>
<ol>
<li><span style="color: #993300;"><b style="text-align: center;">“LINGKUNGAN BERSINAR (Bersih, Indah, Sehat & Rapi)”</b></span></li>
<li><span style="color: #993300;"><b style="text-align: center;">“DESA SEHAT DAN CERDAS”</b></span></li>
<li><span style="color: #993300;"><b style="text-align: center;">“WONG JONEGORO SEHAT PRODUKTIF DAN BAHAGIA”</b></span></li>
</ol>
<span style="color: green;"><b>PERSYARATANNYA:</b></span><br />
<ul>
<li>Pendaftaran lomba gratis</li>
<li>Bebas menggunakan blog engine apa saja (wordpress, blogspot,
blogdetik, dan sebagainya), baik domain berbayar maupun yang gratis.</li>
<li>Tidak menggunakan blog komunitas / Instansi</li>
<li>Tulisan merupakan hasil karya individual, bukan jiplakan atau <i>copy paste</i> dari tulisan orang lain.</li>
<li>Belum pernah dipublikasikan sebelumnya.</li>
<li>Tulisan menggunakan bahasa indonesia santai-sopan.</li>
<li><a href="http://www.bloggerbojonegoro.com/artikel" title="Artikel">Artikel</a> tidak mengandung SARA.</li>
<li>Artikel harus disertai foto sesuai tema yang dibahas.</li>
<li>Penggunaan istilah-istilah lokal (bahasa jonegoro) diperbolehkan
selama itu diperlukan sebagai bahan referensi. Penting menggunakan
istilah seperlunya, dan bila perlu dapat mencantumkan arti dalam bahasa
indonesia.</li>
<li>Boleh mengirimkan lebih dari satu postingan.</li>
<li>Tulisan harus sesuai dengan cakupan tema yang telah ditentukan (pilih salah satu).</li>
<li>Peserta wajib memasang banner lomba di bawah ini pada widget atau di
dalam postingan sebagai tanda keikutsertaan lomba blog (menyusul).</li>
</ul>
<span style="color: green;"><b>LANGKAH – LANGKAH PENDAFTARAN</b></span><br />
<ul>
<li>Buatlah postingan yang akan diikutkan lomba.</li>
<li>Pastikan anda sudah mematuhi SEMUA persyaratan lomba.</li>
<li>Harus sudah mengirimkan link URL dari tulisan yang diposting (<b>BUKAN TULISAN HALAMAN DEPAN BLOG</b>) melalui formulir online yang tersedia. <a href="http://goo.gl/forms/wajr9LakgX" target="_blank"><b><span style="color: red;">FORMULIR ONLINE KLIK DISINI</span></b></a></li>
</ul>
<span style="color: green;"><b>SISTEM PENILAIAN</b></span><br />
<ul>
<li>Kesesuaian terhadap persyaratan</li>
<li>Orisinalitas Ide</li>
<li>Isi Postingan akurat (Data Valid)</li>
<li>Struktur Tulisan</li>
<li>Tata Letak atau <i>Layout</i></li>
<li>Kualitas dan kuantitas komentar pembaca pada setiap artikel akan menjadi nilai tambah</li>
<li>Keputusan juri adalah mutlak dan tidak dapat diganggu gugat.</li>
</ul>
<span style="color: green;"><b>PERIODE LOMBA</b></span><br />
<ul>
<li>Periode Lomba 28 Oktober – 2 Desember 2014</li>
<li>Periode Penjurian 3 Desember – 6 Desember 2014</li>
<li>Pengumuman pemenang 7 Desember 2014</li>
</ul>
<div style="text-align: center;">
<span style="color: red;"><b><span style="color: black;">Pemenang akan diumumkan pada tanggal 7 Desember 2014 di</span> www.bloggerbojonegoro.com <span style="color: black;">dan</span> www.kanalbojonegoro.com</b></span><b> </b><span style="color: black;"><b>dan Pemenang akan dihubungi panitia.</b></span></div>
<span style="color: green;"><b>HADIAH</b></span><br />
Akan dipilih 3 (tiga) Pemenang Lomba yang akan mendapatkan masing-masing :<br />
<ul>
<li><b>JUARA 1 : Uang Tunai Rp 1.000.000, Piagam dan Trophy</b></li>
<li><b>JUARA 2 : Uang Tunai Rp 750.000 , Piagam dan Trophy</b></li>
<li><b>JUARA 3 : Uang Tunai Rp 500.000 , Piagam dan Trophy</b></li>
</ul>
<span style="color: green;"><b>SEKERTARIAT LOMBA</b></span><br />
Dinas Komunikasi dan Informatika Kabupaten Bojonegoro Jl.Jendral Ahmad Yani 04 Bojonegoro.<br />
<b>Telepon</b>: (0353) 881454 (Ibu Yuyun)<br />
<b>CP</b> : 085731303020 (Dedexz) / 085731488663 (Fadly)<br />
<b>Email</b>: info@bloggerbojonegoro.com<br />
<b>Web</b> : www.bloggerbojonegoro.com<br />
<br />
<div style="text-align: center;">
<span style="color: red;"><b>AYO IKUT WUJUDKAN BOJONEGORO SEHAT, PRODUKTIF DAN BAHAGIA</b></span></div>
<div style="text-align: center;">
<b>Kegiatan Lomba ini
diselenggarakan oleh Dinas Komunikasi dan Informatika Kabupaten
Bojonegoro bekerjasama dengan Komunitas Blogger Bojonegoro</b></div>
</div>
Junaidihttp://www.blogger.com/profile/14745638579221110463noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-1933574298976299407.post-45284910993143065902014-01-11T19:43:00.002-08:002014-01-11T19:43:22.301-08:00Interaksi Zat Besi, Asam Folat dan Seng<div dir="ltr" style="text-align: left;" trbidi="on">
<!--[if gte mso 9]><xml>
<o:OfficeDocumentSettings>
<o:AllowPNG/>
</o:OfficeDocumentSettings>
</xml><![endif]--><br />
<!--[if gte mso 9]><xml>
<w:WordDocument>
<w:View>Normal</w:View>
<w:Zoom>0</w:Zoom>
<w:TrackMoves/>
<w:TrackFormatting/>
<w:PunctuationKerning/>
<w:ValidateAgainstSchemas/>
<w:SaveIfXMLInvalid>false</w:SaveIfXMLInvalid>
<w:IgnoreMixedContent>false</w:IgnoreMixedContent>
<w:AlwaysShowPlaceholderText>false</w:AlwaysShowPlaceholderText>
<w:DoNotPromoteQF/>
<w:LidThemeOther>IN</w:LidThemeOther>
<w:LidThemeAsian>X-NONE</w:LidThemeAsian>
<w:LidThemeComplexScript>X-NONE</w:LidThemeComplexScript>
<w:Compatibility>
<w:BreakWrappedTables/>
<w:SnapToGridInCell/>
<w:WrapTextWithPunct/>
<w:UseAsianBreakRules/>
<w:DontGrowAutofit/>
<w:SplitPgBreakAndParaMark/>
<w:EnableOpenTypeKerning/>
<w:DontFlipMirrorIndents/>
<w:OverrideTableStyleHps/>
</w:Compatibility>
<m:mathPr>
<m:mathFont m:val="Cambria Math"/>
<m:brkBin m:val="before"/>
<m:brkBinSub m:val="--"/>
<m:smallFrac m:val="off"/>
<m:dispDef/>
<m:lMargin m:val="0"/>
<m:rMargin m:val="0"/>
<m:defJc m:val="centerGroup"/>
<m:wrapIndent m:val="1440"/>
<m:intLim m:val="subSup"/>
<m:naryLim m:val="undOvr"/>
</m:mathPr></w:WordDocument>
</xml><![endif]--><!--[if gte mso 9]><xml>
<w:LatentStyles DefLockedState="false" DefUnhideWhenUsed="true"
DefSemiHidden="true" DefQFormat="false" DefPriority="99"
LatentStyleCount="267">
<w:LsdException Locked="false" Priority="0" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" QFormat="true" Name="Normal"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="9" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" QFormat="true" Name="heading 1"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="9" QFormat="true" Name="heading 2"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="9" QFormat="true" Name="heading 3"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="9" QFormat="true" Name="heading 4"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="9" QFormat="true" Name="heading 5"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="9" QFormat="true" Name="heading 6"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="9" QFormat="true" Name="heading 7"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="9" QFormat="true" Name="heading 8"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="9" QFormat="true" Name="heading 9"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="39" Name="toc 1"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="39" Name="toc 2"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="39" Name="toc 3"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="39" Name="toc 4"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="39" Name="toc 5"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="39" Name="toc 6"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="39" Name="toc 7"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="39" Name="toc 8"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="39" Name="toc 9"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="35" QFormat="true" Name="caption"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="10" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" QFormat="true" Name="Title"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="1" Name="Default Paragraph Font"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="11" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" QFormat="true" Name="Subtitle"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="22" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" QFormat="true" Name="Strong"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="20" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" QFormat="true" Name="Emphasis"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="59" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Table Grid"/>
<w:LsdException Locked="false" UnhideWhenUsed="false" Name="Placeholder Text"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="1" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" QFormat="true" Name="No Spacing"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="60" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Light Shading"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="61" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Light List"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="62" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Light Grid"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="63" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium Shading 1"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="64" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium Shading 2"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="65" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium List 1"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="66" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium List 2"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="67" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium Grid 1"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="68" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium Grid 2"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="69" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium Grid 3"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="70" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Dark List"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="71" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Colorful Shading"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="72" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Colorful List"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="73" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Colorful Grid"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="60" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Light Shading Accent 1"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="61" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Light List Accent 1"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="62" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Light Grid Accent 1"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="63" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium Shading 1 Accent 1"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="64" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium Shading 2 Accent 1"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="65" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium List 1 Accent 1"/>
<w:LsdException Locked="false" UnhideWhenUsed="false" Name="Revision"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="34" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" QFormat="true" Name="List Paragraph"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="29" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" QFormat="true" Name="Quote"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="30" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" QFormat="true" Name="Intense Quote"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="66" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium List 2 Accent 1"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="67" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium Grid 1 Accent 1"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="68" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium Grid 2 Accent 1"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="69" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium Grid 3 Accent 1"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="70" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Dark List Accent 1"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="71" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Colorful Shading Accent 1"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="72" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Colorful List Accent 1"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="73" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Colorful Grid Accent 1"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="60" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Light Shading Accent 2"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="61" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Light List Accent 2"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="62" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Light Grid Accent 2"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="63" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium Shading 1 Accent 2"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="64" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium Shading 2 Accent 2"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="65" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium List 1 Accent 2"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="66" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium List 2 Accent 2"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="67" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium Grid 1 Accent 2"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="68" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium Grid 2 Accent 2"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="69" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium Grid 3 Accent 2"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="70" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Dark List Accent 2"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="71" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Colorful Shading Accent 2"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="72" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Colorful List Accent 2"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="73" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Colorful Grid Accent 2"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="60" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Light Shading Accent 3"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="61" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Light List Accent 3"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="62" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Light Grid Accent 3"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="63" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium Shading 1 Accent 3"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="64" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium Shading 2 Accent 3"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="65" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium List 1 Accent 3"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="66" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium List 2 Accent 3"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="67" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium Grid 1 Accent 3"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="68" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium Grid 2 Accent 3"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="69" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium Grid 3 Accent 3"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="70" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Dark List Accent 3"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="71" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Colorful Shading Accent 3"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="72" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Colorful List Accent 3"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="73" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Colorful Grid Accent 3"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="60" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Light Shading Accent 4"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="61" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Light List Accent 4"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="62" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Light Grid Accent 4"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="63" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium Shading 1 Accent 4"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="64" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium Shading 2 Accent 4"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="65" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium List 1 Accent 4"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="66" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium List 2 Accent 4"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="67" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium Grid 1 Accent 4"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="68" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium Grid 2 Accent 4"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="69" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium Grid 3 Accent 4"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="70" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Dark List Accent 4"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="71" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Colorful Shading Accent 4"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="72" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Colorful List Accent 4"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="73" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Colorful Grid Accent 4"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="60" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Light Shading Accent 5"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="61" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Light List Accent 5"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="62" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Light Grid Accent 5"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="63" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium Shading 1 Accent 5"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="64" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium Shading 2 Accent 5"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="65" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium List 1 Accent 5"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="66" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium List 2 Accent 5"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="67" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium Grid 1 Accent 5"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="68" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium Grid 2 Accent 5"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="69" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium Grid 3 Accent 5"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="70" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Dark List Accent 5"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="71" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Colorful Shading Accent 5"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="72" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Colorful List Accent 5"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="73" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Colorful Grid Accent 5"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="60" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Light Shading Accent 6"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="61" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Light List Accent 6"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="62" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Light Grid Accent 6"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="63" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium Shading 1 Accent 6"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="64" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium Shading 2 Accent 6"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="65" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium List 1 Accent 6"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="66" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium List 2 Accent 6"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="67" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium Grid 1 Accent 6"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="68" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium Grid 2 Accent 6"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="69" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium Grid 3 Accent 6"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="70" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Dark List Accent 6"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="71" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Colorful Shading Accent 6"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="72" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Colorful List Accent 6"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="73" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Colorful Grid Accent 6"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="19" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" QFormat="true" Name="Subtle Emphasis"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="21" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" QFormat="true" Name="Intense Emphasis"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="31" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" QFormat="true" Name="Subtle Reference"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="32" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" QFormat="true" Name="Intense Reference"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="33" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" QFormat="true" Name="Book Title"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="37" Name="Bibliography"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="39" QFormat="true" Name="TOC Heading"/>
</w:LatentStyles>
</xml><![endif]--><!--[if gte mso 10]>
<style>
/* Style Definitions */
table.MsoNormalTable
{mso-style-name:"Table Normal";
mso-tstyle-rowband-size:0;
mso-tstyle-colband-size:0;
mso-style-noshow:yes;
mso-style-priority:99;
mso-style-parent:"";
mso-padding-alt:0cm 5.4pt 0cm 5.4pt;
mso-para-margin-top:0cm;
mso-para-margin-right:0cm;
mso-para-margin-bottom:10.0pt;
mso-para-margin-left:0cm;
line-height:115%;
mso-pagination:widow-orphan;
font-size:11.0pt;
font-family:"Calibri","sans-serif";
mso-ascii-font-family:Calibri;
mso-ascii-theme-font:minor-latin;
mso-hansi-font-family:Calibri;
mso-hansi-theme-font:minor-latin;
mso-fareast-language:EN-US;}
</style>
<![endif]-->
<br />
<div class="separator" style="clear: both; text-align: center;">
<a href="http://3.bp.blogspot.com/-B0gtcwP8-Og/UtIPHRJbl5I/AAAAAAAABvU/cQh4E3pFOlk/s1600/DSC_0005+f.JPG" imageanchor="1" style="clear: left; float: left; margin-bottom: 1em; margin-right: 1em;"><img border="0" src="http://3.bp.blogspot.com/-B0gtcwP8-Og/UtIPHRJbl5I/AAAAAAAABvU/cQh4E3pFOlk/s1600/DSC_0005+f.JPG" height="320" width="224" /></a></div>
<div class="MsoNormal" style="text-align: justify;">
Status dan manipulasi terhadap
satu atau lebih zat gizimikro dalam tubuh akan mempengaruhi metabolism zat
gizimikro lainnya (Watts, 1997).<span style="mso-spacerun: yes;"> </span>Zat
gizimikro yang mungkin berinteraksi dengan besi dalam fungsinya pada sintesis
hemoglobin cukup banyak antara lain adalah asam folat, vitamin B¬12, vitamin A,
vitamin C, seng dan tembaga (Ronnenberg, 2000).</div>
<div class="MsoNormal" style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div class="MsoNormal" style="text-align: justify;">
Interaksi besi dan folat adalah
peranan folat pada metabolism asam nukleat. Pada defisiensi folat akan
menyebabkan gangguan pematangan inti eritrosit yang pada gilirannya akan
menyebabkan gangguan dalam replikasi DNA dan proses pembelahan sel. Keadaan ini
akan mempengaruhi kinerja sel tubuh termasuk sel yang berperan dalam sintesis
hemoglobin (Mc Laren, 2002)</div>
<div class="MsoNormal" style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div class="MsoNormal" style="text-align: justify;">
Defisiensi folat akan menyebabkan
gangguan metabolism DNA dan bila berkelanjutan akan menyebabkan kerusakan DNA
dan gangguan ekspresi gen (Choi, 2000)</div>
<div class="MsoNormal" style="text-align: justify;">
Dari sisi pandang eritopoisis,
defisiensi folat akan menyebabkan gangguan pematangan eritrosit, yang
menyebabkan munculnya sel darah merah dengan bentuk dan ukuran yang abnormal.
Kondisi ini disebut anemia megaloblastik. Keadaan ini akan mempengaruhi kinerja
seluruh sel tubuh termasuk sel yang berperan dalam pembentukan hemoglobin.
Biasanya defisiensi folat seiring dengan defisiensi besi. Pada populasi
defisiensi besi rendah maka prevalensi defisiensi folat juga rendah (Monge,
2001).</div>
<div class="MsoNormal" style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div class="MsoNormal" style="text-align: justify;">
Peranan asam folat dalam proses
sintesis nukleo protein merupakan kunci pembentukan dan produksi butir-butir
darah merah normal dalam susunan tulang. Kerja asam folat tersebut banyak
berhubungan dengan kerja dari vitamin B12 (Winarno, 1997). Folat diperlukan
dalam berbagai reaksi biokimia dalam tubuh yang melibatkan pemindahan satu unit
karbon dalam interkonversi asam amino misalnya konversi homosistein menjadi
metionin da serin menjadi glisin atau pada sintesis prekusor DNA purin
(Hoffbrand, 2005).</div>
<div class="MsoNormal" style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div class="MsoNormal" style="text-align: justify;">
Asam folat berperan sebagai
koenzim dalam transportasi pecahan-pecahan karbon tunggal dalam metabolisme
asam amino dan sintesis asam nukleat. Bentuk koenzim ini adalah tetrahidrofolat
(THF) atau asam tetrahidrofolat (THFA) THFA beperan dalam sintesis purin-purin
guanin dan adenin serta pirimidin timin, yaitu senyawa yang digunakan dalam
pembentukan DNA dan RNA. THFA berperan dalam saling mengubah antara serin dan
glisin, oksidasi glisin, metilasi hemosistein menjadi metionin dengan vitamin
B12 sebagai kofaktor dan metilasi prekusor etanolamin menjadi vitamin kolin.
Asam folat dibutuhkan untuk pembentukan sel darah merah dan sel darah putih
dalam sumsum tulang dan untuk pendewasaannya. Asam folat berperan sebagai
pembawa karbon tunggal dalam pembentukan hem. Vitamin B12 diperlukan untuk
mengubah folat menjadi bentuk aktif dan dalam fungsi normal metabolisme semua
sel, terutama sel-sel saluran cerna, sumsum tulang, dan jaringan saraf
(Almatsier, 2008).</div>
<div class="MsoNormal" style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div class="MsoNormal" style="text-align: justify;">
Seng merupakan trace element yang
paling banyak terdapat dalam tubuh manusia selain besi. Interaksi antara seng
dan besi telah dibuktikan oleh sejumlah penelitian pada hewan percobaan dan
manusia. Besi menghambat absorpsi Zn manakala keduanya diberikan dalam bentuk
anorganik (Lonnerdal, 1998).</div>
<div class="MsoNormal" style="text-align: justify;">
Interaksi Zn dengan besi pertama
kali terjadi di usus. Zn berkompetisi dengan besi untuk dapat diserap di usus.
Bila Zn lebih banyak jumlahnya maka Zn akan diserap lebih banyak dibanding Fe.
Setelah diserap di usus, besi dan Zn akan dibawa oleh transferin ke darah,
jaringan, hati, dan sebagainya. Dalam keadaan normal transferin akan membawa
besi kurang dari 50%. Pada kasus kelebihan besi, transferin akan mengikat lebih
dari 50% besi yang akan mengakibatkan tempat ikatan untuk Zn tinggal sedikit,
sehingga Zn tidak bisa dibawa oleh transferin. Disamping itu asupan berlebihan
salah satu atau kombinasi trace element dapat menimbulkan defisiensi besi dan
akhirnya anemia (Watts, 1997).</div>
<div class="MsoNormal" style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div class="MsoNormal" style="text-align: justify;">
Pemberian Zn dalam jangka lama
dapat menyebabkan defisiensi tembaga, dimana tembaga mempengaruhi aktivitas
peroksidase yang akan menghambat eritropoesis dan akhirnya menimbulkan anemia
(Lonnerdal, 1998)</div>
<div class="MsoNormal" style="text-align: justify;">
Jika status Zn rendah, sintesa
dari RBP (Retinol Binding Protein) terganggu/berkurang. RBP ini berfungsi
membawa vitamin A dari cadangan ke jaringan yang membutuhkan. Selain itu, Zn
merupakan co-factor¬ dari enzim asam amino levulinic dehidratase untuk sintesis
transferin. Transferin berfungsi untuk membawa besi yang berasal dari makanan
yang diserap usus, dibawa oleh darah kemudian didistribusikan ke sum-sum tulang
dan jaringan yang membutuhkan.</div>
<div class="MsoNormal" style="text-align: justify;">
Interaksi antara besi dan seng
berlangsung secara tidak langsung, peran seng dalam sintesi protein transferin
yaitu protein pengangkut besi, serta karena defisiensi seng juga menurunkan
sistem kekebalan dan dapat mengganggu metabolism besi (Nixon, 2000)</div>
<div class="MsoNormal" style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div class="MsoNormal" style="text-align: justify;">
Hemoglobin tersusun atas molekul
porfirin besi, protein dan globin. Molekul porfirin (C¬20H14N4) tersusun atas 4
molekul pirol. Molekul porifin dengan bantuan enzyme heme sintetase atau
ferrochelatase aka mengikat molekul Fe2+ untuk selanjutnya membentuk heme.
Molekul protein globin merupakan molekul tetramer yang terdiri atas 4 subunit,
dimana tiap subunit terdiri atas rantai polipeptida. Dua rantai mempunyai
struktur yang identik yaitu α dan 2 rantai indentik lainnya adalah β.</div>
<div class="MsoNormal" style="text-align: justify;">
Pemberian besi dalam bentuk
anorganik akan menurunkan konsentrasi Zn serum (O’Brien, 1999). Pemberian Zn
dalam bentuk anorganik akan menurunkan konsentrasi serum feritin. Zn dalam
bentuk senyawa anorganik dapat menghambat penyerapan besi dalam bentuk senyawa
anorganik (Yadrick, 1989). </div>
<div class="MsoNormal" style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div class="MsoNormal" style="text-align: justify;">
Pemberian Zn dalam bentuk
anorganik dan Fe dalam bentuk organik nyata tidak mempengaruhi penyerapan Zn.
Begitu sebaliknya, pemberian Zn dalam bentuk organik dan Fe dalam bentuk
anorganik nyata tidak mempengaruhi penyerapan Zn (Solomons, 1981).</div>
<div class="MsoNormal" style="text-align: justify;">
Adanya ligan dalam makanan
penyerapan Zn tidak dipengaruhi oleh konsentrasi besi. Besi dan Zn tidak
berkompetisi untuk mendapatkan tempat ikatan transferin pada permukaan usus,
karena Zn diserap kemudian diikat oleh albumin (Lonnerdal, 1998).</div>
</div>
Junaidihttp://www.blogger.com/profile/14745638579221110463noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-1933574298976299407.post-45318326389624009902014-01-11T19:28:00.003-08:002014-01-11T19:28:55.739-08:00ZAT BESI PADA IBU HAMIL<div dir="ltr" style="text-align: left;" trbidi="on">
<!--[if gte mso 9]><xml>
<o:OfficeDocumentSettings>
<o:AllowPNG/>
</o:OfficeDocumentSettings>
</xml><![endif]--><br />
<!--[if gte mso 9]><xml>
<w:WordDocument>
<w:View>Normal</w:View>
<w:Zoom>0</w:Zoom>
<w:TrackMoves/>
<w:TrackFormatting/>
<w:PunctuationKerning/>
<w:ValidateAgainstSchemas/>
<w:SaveIfXMLInvalid>false</w:SaveIfXMLInvalid>
<w:IgnoreMixedContent>false</w:IgnoreMixedContent>
<w:AlwaysShowPlaceholderText>false</w:AlwaysShowPlaceholderText>
<w:DoNotPromoteQF/>
<w:LidThemeOther>IN</w:LidThemeOther>
<w:LidThemeAsian>X-NONE</w:LidThemeAsian>
<w:LidThemeComplexScript>X-NONE</w:LidThemeComplexScript>
<w:Compatibility>
<w:BreakWrappedTables/>
<w:SnapToGridInCell/>
<w:WrapTextWithPunct/>
<w:UseAsianBreakRules/>
<w:DontGrowAutofit/>
<w:SplitPgBreakAndParaMark/>
<w:EnableOpenTypeKerning/>
<w:DontFlipMirrorIndents/>
<w:OverrideTableStyleHps/>
</w:Compatibility>
<m:mathPr>
<m:mathFont m:val="Cambria Math"/>
<m:brkBin m:val="before"/>
<m:brkBinSub m:val="--"/>
<m:smallFrac m:val="off"/>
<m:dispDef/>
<m:lMargin m:val="0"/>
<m:rMargin m:val="0"/>
<m:defJc m:val="centerGroup"/>
<m:wrapIndent m:val="1440"/>
<m:intLim m:val="subSup"/>
<m:naryLim m:val="undOvr"/>
</m:mathPr></w:WordDocument>
</xml><![endif]--><!--[if gte mso 9]><xml>
<w:LatentStyles DefLockedState="false" DefUnhideWhenUsed="true"
DefSemiHidden="true" DefQFormat="false" DefPriority="99"
LatentStyleCount="267">
<w:LsdException Locked="false" Priority="0" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" QFormat="true" Name="Normal"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="9" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" QFormat="true" Name="heading 1"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="9" QFormat="true" Name="heading 2"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="9" QFormat="true" Name="heading 3"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="9" QFormat="true" Name="heading 4"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="9" QFormat="true" Name="heading 5"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="9" QFormat="true" Name="heading 6"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="9" QFormat="true" Name="heading 7"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="9" QFormat="true" Name="heading 8"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="9" QFormat="true" Name="heading 9"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="39" Name="toc 1"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="39" Name="toc 2"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="39" Name="toc 3"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="39" Name="toc 4"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="39" Name="toc 5"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="39" Name="toc 6"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="39" Name="toc 7"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="39" Name="toc 8"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="39" Name="toc 9"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="35" QFormat="true" Name="caption"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="10" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" QFormat="true" Name="Title"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="1" Name="Default Paragraph Font"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="11" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" QFormat="true" Name="Subtitle"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="22" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" QFormat="true" Name="Strong"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="20" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" QFormat="true" Name="Emphasis"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="59" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Table Grid"/>
<w:LsdException Locked="false" UnhideWhenUsed="false" Name="Placeholder Text"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="1" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" QFormat="true" Name="No Spacing"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="60" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Light Shading"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="61" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Light List"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="62" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Light Grid"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="63" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium Shading 1"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="64" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium Shading 2"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="65" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium List 1"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="66" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium List 2"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="67" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium Grid 1"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="68" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium Grid 2"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="69" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium Grid 3"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="70" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Dark List"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="71" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Colorful Shading"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="72" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Colorful List"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="73" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Colorful Grid"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="60" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Light Shading Accent 1"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="61" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Light List Accent 1"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="62" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Light Grid Accent 1"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="63" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium Shading 1 Accent 1"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="64" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium Shading 2 Accent 1"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="65" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium List 1 Accent 1"/>
<w:LsdException Locked="false" UnhideWhenUsed="false" Name="Revision"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="34" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" QFormat="true" Name="List Paragraph"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="29" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" QFormat="true" Name="Quote"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="30" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" QFormat="true" Name="Intense Quote"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="66" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium List 2 Accent 1"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="67" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium Grid 1 Accent 1"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="68" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium Grid 2 Accent 1"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="69" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium Grid 3 Accent 1"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="70" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Dark List Accent 1"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="71" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Colorful Shading Accent 1"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="72" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Colorful List Accent 1"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="73" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Colorful Grid Accent 1"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="60" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Light Shading Accent 2"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="61" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Light List Accent 2"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="62" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Light Grid Accent 2"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="63" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium Shading 1 Accent 2"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="64" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium Shading 2 Accent 2"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="65" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium List 1 Accent 2"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="66" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium List 2 Accent 2"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="67" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium Grid 1 Accent 2"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="68" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium Grid 2 Accent 2"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="69" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium Grid 3 Accent 2"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="70" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Dark List Accent 2"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="71" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Colorful Shading Accent 2"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="72" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Colorful List Accent 2"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="73" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Colorful Grid Accent 2"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="60" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Light Shading Accent 3"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="61" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Light List Accent 3"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="62" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Light Grid Accent 3"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="63" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium Shading 1 Accent 3"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="64" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium Shading 2 Accent 3"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="65" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium List 1 Accent 3"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="66" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium List 2 Accent 3"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="67" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium Grid 1 Accent 3"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="68" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium Grid 2 Accent 3"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="69" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium Grid 3 Accent 3"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="70" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Dark List Accent 3"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="71" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Colorful Shading Accent 3"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="72" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Colorful List Accent 3"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="73" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Colorful Grid Accent 3"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="60" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Light Shading Accent 4"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="61" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Light List Accent 4"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="62" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Light Grid Accent 4"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="63" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium Shading 1 Accent 4"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="64" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium Shading 2 Accent 4"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="65" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium List 1 Accent 4"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="66" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium List 2 Accent 4"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="67" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium Grid 1 Accent 4"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="68" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium Grid 2 Accent 4"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="69" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium Grid 3 Accent 4"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="70" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Dark List Accent 4"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="71" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Colorful Shading Accent 4"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="72" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Colorful List Accent 4"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="73" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Colorful Grid Accent 4"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="60" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Light Shading Accent 5"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="61" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Light List Accent 5"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="62" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Light Grid Accent 5"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="63" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium Shading 1 Accent 5"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="64" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium Shading 2 Accent 5"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="65" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium List 1 Accent 5"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="66" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium List 2 Accent 5"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="67" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium Grid 1 Accent 5"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="68" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium Grid 2 Accent 5"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="69" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium Grid 3 Accent 5"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="70" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Dark List Accent 5"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="71" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Colorful Shading Accent 5"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="72" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Colorful List Accent 5"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="73" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Colorful Grid Accent 5"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="60" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Light Shading Accent 6"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="61" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Light List Accent 6"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="62" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Light Grid Accent 6"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="63" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium Shading 1 Accent 6"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="64" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium Shading 2 Accent 6"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="65" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium List 1 Accent 6"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="66" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium List 2 Accent 6"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="67" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium Grid 1 Accent 6"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="68" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium Grid 2 Accent 6"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="69" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium Grid 3 Accent 6"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="70" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Dark List Accent 6"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="71" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Colorful Shading Accent 6"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="72" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Colorful List Accent 6"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="73" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Colorful Grid Accent 6"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="19" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" QFormat="true" Name="Subtle Emphasis"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="21" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" QFormat="true" Name="Intense Emphasis"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="31" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" QFormat="true" Name="Subtle Reference"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="32" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" QFormat="true" Name="Intense Reference"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="33" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" QFormat="true" Name="Book Title"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="37" Name="Bibliography"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="39" QFormat="true" Name="TOC Heading"/>
</w:LatentStyles>
</xml><![endif]--><!--[if gte mso 10]>
<style>
/* Style Definitions */
table.MsoNormalTable
{mso-style-name:"Table Normal";
mso-tstyle-rowband-size:0;
mso-tstyle-colband-size:0;
mso-style-noshow:yes;
mso-style-priority:99;
mso-style-parent:"";
mso-padding-alt:0cm 5.4pt 0cm 5.4pt;
mso-para-margin-top:0cm;
mso-para-margin-right:0cm;
mso-para-margin-bottom:10.0pt;
mso-para-margin-left:0cm;
line-height:115%;
mso-pagination:widow-orphan;
font-size:11.0pt;
font-family:"Calibri","sans-serif";
mso-ascii-font-family:Calibri;
mso-ascii-theme-font:minor-latin;
mso-hansi-font-family:Calibri;
mso-hansi-theme-font:minor-latin;
mso-fareast-language:EN-US;}
</style>
<![endif]-->
<br />
<div class="separator" style="clear: both; text-align: center;">
<a href="http://2.bp.blogspot.com/-0MBc9rfP1Qc/UtILoPKyQKI/AAAAAAAABvA/VmxPAMsVBZA/s1600/Zat+Besi+Pada+ibu+hamil.jpg" imageanchor="1" style="clear: left; float: left; margin-bottom: 1em; margin-right: 1em;"><img border="0" src="http://2.bp.blogspot.com/-0MBc9rfP1Qc/UtILoPKyQKI/AAAAAAAABvA/VmxPAMsVBZA/s1600/Zat+Besi+Pada+ibu+hamil.jpg" /></a></div>
<div class="MsoNormal" style="text-align: justify;">
<span style="font-family: "Times New Roman","serif";">Besi
adalah salah satu unsure terbanyak dalam lapisan kulit bumi, tetapi defisiensi
besi adalah penyebab anemia tersering, yang menngenai sekitar 500 juta orang
diseluruh dunia. Hal ini terjadi karena tubuh mempunyai kemampuan yang terbatas
untuk mengabsorpsi besi dan seringkali tubuh mengalami kehilangan besi yang
berlebihan akibat pendarahan (Hoffbrand, 2005).</span></div>
<div class="MsoNormal" style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div class="MsoNormal" style="text-align: justify;">
<span style="font-family: "Times New Roman","serif";">Besi
merupakan unsur mikro (trace element) yang berperan penting dalam proses
metabolisme tubuh. Besi berperan dalam tubuh pada proses respirasi seluler.
Besi merupakan komponen hemoglobin, myoglobin,dan cytochrome, terdapat juga
pada enzim katalase dan peroksidase. Didalam semua komponen tersebut besi
sebagai porphyrin. Besi yang tersisa didalam tubuh berikatan dengan protein,
sebagai protein penyimpan (ferritin dan hemosiderin) dan bentuk transport
(transferin). Senyawa yang mengandung besi bagi tubuh berperan dalam:
pengangkutan (carrier) O2 dan CO2, pembentukkan sel darah merah, sebagai
katalisator pembentukkan betakaroten menjadi vitamin A, sintesis collagen,
sintesis DNA, detoksifikasi zat racun pada hepar, transport elektron pada
mitokondria, dan proliferasi dan aktivasi dari sel T, sel B dan sel NK
(Sudarmadji, 1996).</span></div>
<div class="MsoNormal" style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div class="MsoNormal" style="text-align: justify;">
<span style="font-family: "Times New Roman","serif";">Zat
besi dalam tubuh manusia erat dengan ketersediaan jumlah darah yang diperlukan.
Dalam tubuh manusia zat besi memiliki fungsi yang sangat penting, yaitu untuk
mengangkut oksigen dari paru-paru ke jaringan dan mengangkut elektron di dalam
proses pembentukan energi di dalam sel ( Garrow, 1993).</span></div>
<div class="MsoNormal" style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div class="MsoNormal" style="text-align: justify;">
<span style="font-family: "Times New Roman","serif";">Besi
terdapat dalam berbagai jaringan dalam tubuh berupa: (1) senyawa besi
fungsional, yaitu besi yang membentuk senyawa yang berfungsi dalam tubuh; (2)
besi cadangan, senyawa besi yang dipersiapkan bila masukan besi berkurang; (3)
besi transport, besi yang berikatan dengan protein tertentu dalam fungsinya
untuk mengangkut besi dari satu kompartemen ke kompartemen lain (Sudoyo, 2006).</span></div>
<div class="MsoNormal" style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div class="MsoNormal" style="text-align: justify;">
<span style="font-family: "Times New Roman","serif";">Besi
dalam makanan terdapat dua bentuk, yaitu besi heme dan besi non heme. Besi heme
terdapat dalam makanan yang berasal dari hewan seperti dalam daging dan ikan.
Tingkat absorpsinya tinggi, tidak dihambat oleh bahan penghambat sehingga
mempunyai bioavailabilitas tinggi. Sedangkan besi non heme terdapat dalam
sayuran, biji-bijian dan buah-buahan. Tingkat absorpsinya rendah rendah,
dipengaruhi oleh bahan pemacu atau bahan penghambat sehingga
bioavailabilitasnya rendah (Tranggana, 2009; Sudoyo, 2006).</span></div>
<div class="MsoNormal" style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div class="MsoNormal" style="text-align: justify;">
<span style="font-family: "Times New Roman","serif";">Sebagian
besar besi dalam diet (88%) berupa besi non heme dan terutama terdiri atas
garam besi dan besi non heme dibebaskan dari ikatan organik di dalam lambung
(Litwin, 1998).</span></div>
<div class="MsoNormal" style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div class="separator" style="clear: both; text-align: center;">
<a href="http://1.bp.blogspot.com/-VrsRt-fmonw/UtIL1ydiHdI/AAAAAAAABvI/dbmPtyGXsV4/s1600/zat+besi.jpg" imageanchor="1" style="clear: left; float: left; margin-bottom: 1em; margin-right: 1em;"><img border="0" src="http://1.bp.blogspot.com/-VrsRt-fmonw/UtIL1ydiHdI/AAAAAAAABvI/dbmPtyGXsV4/s1600/zat+besi.jpg" height="180" width="320" /></a></div>
<br />
<div class="MsoNormal" style="text-align: justify;">
<span style="font-family: "Times New Roman","serif";">Jumlah
besi dalam kompartemen tubuh yaitu dalam bentuk transferin 3-4 mg, hemoglobin
dalam sel darah merah 2500 mg, dalam bentuk mioglobin dan berbagai enzim 300
mg, disimpan dalam bentuk feritin dan dalam bentuk hemosiderin 1000 mg. Tidak
ada jalur fisiologis untuk pengeluaran Fe dari tubuh, sehingga absorbsi diatur
secara ketat melalui duodenum proksimal. Pada keadaan normal tubuh akan
kehilangan 1 mg besi per hari dan akan digantikan melalui absorpsi (Sudarmadji,
1996)</span></div>
<div class="MsoNormal" style="text-align: justify;">
<span style="font-family: "Times New Roman","serif";">Pertukaran
besi dalam tubuh merupakan lingkaran tertutup yang diatur oleh besarnya besi
yang diserap usus, sedangkan kehilangan besi fisiologis bersifat tetap. Besi
yang diserap usus setiap hari berkisar antara 1-2 mg, ekskresi besi terjadi
dalam jumlah yang sama melalui deskuamasi sel epitel usus. Besi dari usus dalam
bentuk transferin akan bergabung dengan besi yang dimobilisasi dari makrofag
dalam sumsum tulang sebesar 22 mg untuk dapat memenuhi kebutuhan eritropoiesis
sebanyak 24 mg per hari. Eritrosit yang beredar secara efektif di sirkulasi
membutuhkan 17 mg besi, sedangkan besi sebesar 7 mg akan dikembalikan di
makrofag karena terjadinya eritropoiesis non efektif (hemolisis intramedular).
Besi yang terdapat pada eritrosit yang beredar juga akan dikembalikan ke
makrofag setelah mengalami proses penuaan, yaitu sebesar 17 mg (Setiabudy,
2011).</span></div>
<div class="MsoNormal" style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div class="MsoNormal" style="text-align: justify;">
<span style="font-family: "Times New Roman","serif";">Transportasi
dan penyimpanan besi terutama diperantarai oleh tiga protein – transferin,
reseptor transferin dan feritin. Transferin mengangkut besi ke jaringan yang
mempunyai reseptor transferin, khususnya eritroblas dalam sumsum tulang, yang
menggabungkan besi menjadi hemoglobin. Sebagian besi disimpan dalam sel
retikuloendotel sebagai feritin dan hemosiderin. Kadar feritin dan reseptor
transferin (TfR) berkaitan dengan status besi sehingga kelebihan besi
menyebabkan terjadinya peningkatan feritin jaringan dan penurunan TfR,
sedangkan pada defisiensi besi feritin rendah dan TfR meningkat (Hoofbrand,
2005)</span></div>
<div class="MsoNormal" style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div class="MsoNormal" style="text-align: justify;">
<span style="font-family: "Times New Roman","serif";">Tubuh
mendapatkan masukan besi yang berasal dari makanan. Untuk memasukkan besi dari
usus ke dalam tubuh diperlukan proses absorpsi. Absorpsi besi paling banyak
terjadi pada bagian proksimal duodenum. Proses absorpsi besi dibagi menjadi 3
fase (Gropper, 2009) :</span></div>
<div class="MsoNormal" style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div class="MsoListParagraphCxSpFirst" style="mso-list: l1 level1 lfo1; text-align: justify; text-indent: -18.0pt;">
<span style="font-family: "Times New Roman","serif"; mso-fareast-font-family: "Times New Roman";"><span style="mso-list: Ignore;">1.<span style="font: 7.0pt "Times New Roman";"> </span></span></span><span style="font-family: "Times New Roman","serif";">Fase luminal besi pada makanan
diolah di lambung lalu siap diserap di duodenum.</span></div>
<div class="MsoListParagraphCxSpMiddle" style="mso-list: l1 level1 lfo1; text-align: justify; text-indent: -18.0pt;">
<span style="font-family: "Times New Roman","serif"; mso-fareast-font-family: "Times New Roman";"><span style="mso-list: Ignore;">2.<span style="font: 7.0pt "Times New Roman";"> </span></span></span><span style="font-family: "Times New Roman","serif";">Fase mukosal <span style="mso-spacerun: yes;"> </span>proses penyerapan dalam mukosa usus yang
merupakan proses aktif.</span></div>
<div class="MsoListParagraphCxSpLast" style="mso-list: l1 level1 lfo1; text-align: justify; text-indent: -18.0pt;">
<span style="font-family: "Times New Roman","serif"; mso-fareast-font-family: "Times New Roman";"><span style="mso-list: Ignore;">3.<span style="font: 7.0pt "Times New Roman";"> </span></span></span><span style="font-family: "Times New Roman","serif";">Fase korporeal <span style="mso-spacerun: yes;"> </span>meliputi proses transportasi besi dalam
sirkulasi, utilisasi besi oleh sel-sel yang memerlukan, dan penyimpanan besi
oleh tubuh.</span></div>
<div class="MsoNormal" style="text-align: justify;">
<span style="font-family: "Times New Roman","serif";">Absorbsi
besi akan meningkatkan bila dikomsumsi bersama dengan asam Askorbat (vitamin C
) yang banyak terdapat pada buah-buahan tertentu. Faktor penghambat absorbsi
besi diantaranya adalah pytat, besi berikatan pada senyawa fenolik (kopi, teh,
sayuran tertentu, bumbu tertentu), magnesium dan kalsium ( misalnya dalam susu
dan keju).</span></div>
<div class="MsoNormal" style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div class="MsoNormal" style="text-align: justify;">
<span style="font-family: "Times New Roman","serif";">Dalam
diet sebagai besi heme (Fe3+) yang berasal dari hewani dan besi non heme (Fe2+)
yang berasal dari nabati. Besi diabsorbsi dalam bentuk Fe2+, reduksi Fe3+
menjadi Fe2+ oleh enzim ferireduktase. Enterosit di duodenum proksimal berperan
dalam absorbsi Fe. Besi diangkut dalam tubuh adalah dalam bentuk transferin.
Konsentrasi Transferin dalam plasma sekitar 300 mg/dL.</span></div>
<div class="MsoNormal" style="text-align: justify;">
<span style="font-family: "Times New Roman","serif";">Absorpsi
besi dipengaruhi oleh 2 faktor utama :</span></div>
<div class="MsoListParagraph" style="margin-left: 35.45pt; mso-add-space: auto; mso-list: l0 level1 lfo2; text-align: justify; text-indent: -36.0pt;">
<span style="font-family: Wingdings; mso-bidi-font-family: Wingdings; mso-fareast-font-family: Wingdings;"><span style="mso-list: Ignore;">Ø<span style="font: 7.0pt "Times New Roman";">
</span></span></span><span style="font-family: "Times New Roman","serif";">Regulator
kebutuhan besi (Hepcidin)</span></div>
<div class="MsoNormal" style="margin-left: 21.3pt; text-align: justify;">
<span style="font-family: "Times New Roman","serif";">Hepsidin merupakan pengatur besi
dalam tubuh, di mana molekul ini akan meningkat saat terjadi inflamasi melalui
pelepasan IL-6 dari makrofag. Adanya hepsidin menyebabkan menurunnya pelepasan
besi dari makrofag. Hepsidin pada enterosit dapat menghambat kerja ferroportin,
sehingga absorbsi besi untuk dibawa ke hati berkurang (Setyabudy, 2011)</span></div>
<div class="MsoNormal" style="margin-left: 21.3pt; text-align: justify;">
<br /></div>
<div class="MsoListParagraph" style="margin-left: 21.3pt; mso-add-space: auto; mso-list: l0 level1 lfo2; text-align: justify; text-indent: -21.3pt;">
<span style="font-family: Wingdings; mso-bidi-font-family: Wingdings; mso-fareast-font-family: Wingdings;"><span style="mso-list: Ignore;">Ø<span style="font: 7.0pt "Times New Roman";">
</span></span></span><span style="font-family: "Times New Roman","serif";">Regulator
Hematopoesis</span></div>
<div class="MsoNormal" style="text-align: justify;">
<span style="font-family: "Times New Roman","serif";">Kalau
ada hipoksia jaringan yang akan dimonitor oleh ginjal. Sebagai respons ginjal
akan mengeluarkan hormon eritropoetin untuk merangsang eritropoesis dalam
sumsum tulang. Regulator ini lebih penting dari regulator pentimpanan, namun
demikian regulator penyimpanan memegang peran yang cukup penting dalam mgatur
kebutuhan besi yang meningkat dan dalam mencegah kelebihan besi (Tranggana,
2009)</span></div>
</div>
Junaidihttp://www.blogger.com/profile/14745638579221110463noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-1933574298976299407.post-30257389936114147912014-01-11T19:14:00.002-08:002014-01-11T19:14:38.787-08:00ANEMIA PADA IBU HAMIL<div dir="ltr" style="text-align: left;" trbidi="on">
<!--[if gte mso 9]><xml>
<o:OfficeDocumentSettings>
<o:AllowPNG/>
</o:OfficeDocumentSettings>
</xml><![endif]-->
<div class="separator" style="clear: both; text-align: center;">
<a href="http://2.bp.blogspot.com/-XtqB55gBkVo/UtIGwqgHRJI/AAAAAAAABuo/DmIDitXRFP8/s1600/3.IBU-Hamil-Dilarang-Minum-Obat-Heartburn2.jpg" imageanchor="1" style="clear: left; float: left; margin-bottom: 1em; margin-right: 1em;"><img border="0" src="http://2.bp.blogspot.com/-XtqB55gBkVo/UtIGwqgHRJI/AAAAAAAABuo/DmIDitXRFP8/s1600/3.IBU-Hamil-Dilarang-Minum-Obat-Heartburn2.jpg" height="266" width="400" /></a></div>
<div class="MsoNormal" style="text-align: justify;">
<span style="font-family: "Times New Roman","serif";">Ibu
hamil merupakan salah satu kelompok penderita anemia. Angka anemia ibu hamil
tetap saja masih tinggi meskipun sudah dilakukan pemeriksaan kehamilan dan
pelayanan kesehatan. Berdasarkan data SKRT tahun 1995 dan 2001, anemia pada ibu
hamil sempat mengalami penurunan dari 50,9% menjadi 40,1% (Amiruddin, 2007).</span></div>
<div class="MsoNormal" style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div class="MsoNormal" style="text-align: justify;">
<span style="font-family: "Times New Roman","serif";">Angka
kejadian anemia di Indonesia semakin tinggi dikarenakan penanganan anemia
dilakukan ketika ibu hamil bukan dimulai sebelum kehamilan. Berdasarkan profil
kesehatan tahun 2010 didapatkan data bahwa cakupan pelayanan K4 meningkat dari
80,26% (tahun 2007) menjadi 86,04% (tahun 2008), namun cakupan pemberian tablet
Fe kepada ibu hamil menurun dari 66,03% (tahun 2007) menjadi 48,14% (tahun
2008) (Depkes, 2008).</span></div>
<div class="MsoNormal" style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div class="MsoNormal" style="text-align: justify;">
<span style="font-family: "Times New Roman","serif";">Menurut
WHO (1972), anemia pada kehamilan terjadi jika kadar hemoglobin kurang dari 11
mg/dL (Basu,2010). Sedangkan menurut CDC (1998), anemia terjadi pada ibu hamil
trimester 1 dan 3 jika kadar hemoglobin kurang dari 11 mg/dL sedangkan pada ibu
hamil trimester 2 jika kadar Hb kurang dari 10,5 mg/dL (Lee,2004).</span></div>
<div class="MsoNormal" style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div class="MsoNormal" style="text-align: justify;">
<span style="font-family: "Times New Roman","serif";">Anemia
adalah kekurangan zat gizi yang diperlukan untuk sintesis eritrosit, terutama
besi, vitamin B12, asam folat. Selebihnya merupakan akibat dari berbagai
kondisi seperti pendarahan, kelainan genetik penyakit kronik atau keracunan.
Pada kehamilan, tubuh kekurangan beberapa zat gizi maka akan terjadi anemia
(Hoffbrand, 2005). Anemia sebagai akibat kekurangan gizi disebut anemia gizi,
yang sebagian besar disebabkan kekurangan besi yang lazim disebut anemia gizi
besi (Narins, 1992).</span></div>
<div class="MsoNormal" style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div class="MsoNormal" style="text-align: justify;">
<span style="font-family: "Times New Roman","serif";">Berdasarkan
klasifikasi dari WHO kadar hemoglobin pada ibu hamil dapat di bagi menjadi 4
kategori yaitu ; Hb > 11 gr%Tidak anemia (normal), Hb 9-10 gr% Anemia
ringan, Hb 7-8 gr% Anemia sedang dan Hb <7 gr% Anemia berat.</span></div>
<div class="MsoNormal" style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div class="MsoNormal" style="text-align: justify;">
<span style="font-family: "Times New Roman","serif";">kehamilan
menyebabkan terjadinya peningkatan volume plasma sekitar 30%, eritrosit
meningkat sebesar 18% dan hemoglobin bertambah 19%. Peningkatan tersebut
terjadi mulai minggu ke-10 kehamilan. Berdasarkan hal tersebut dapat dilihat
bahwa bertambahnya volume plasma lebih besar daripada sel darah<span style="mso-spacerun: yes;"> </span>pertengahan kehamilan dan meningkat kembali
pada akhir kehamilan.(Hoffbrand, 2005)</span></div>
<div class="MsoNormal" style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div class="MsoNormal" style="text-align: justify;">
<span style="font-family: "Times New Roman","serif";">Pengenceran
darah (hemodilusi) pada ibu hamil sering terjadi dengan peningkatan volume
plasma 30%-40%, peningkatan sel darah 18%-30% dan hemoglobin 19%. Secara
fisiologis hemodilusi untuk membantu meringankan kerja jantung.</span></div>
<div class="MsoNormal" style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div class="MsoNormal" style="text-align: justify;">
<span style="font-family: "Times New Roman","serif";">Hemodulusi
terjadi sejak kehamilan 10 minggu dan mencapai puncaknya pada kehamilan 32-36
minggu. Bila hemoglobin ibu sebelum hamil berkisar 11 gr% maka dengan
terjadinya hemodilusi akan mengakibatkan anemia hamil fisiologis dan Hb ibu
akan menjadi 9,5-10 gr%.</span></div>
<div class="MsoNormal" style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div class="MsoNormal" style="text-align: justify;">
<span style="font-family: "Times New Roman","serif";">Saat
hamil diperlukan hingga 600 mg besi untuk meningkatkan massa eritrosit dan 300
mg lagi untuk janin. Walaupun absorpsi meningkat hanya sedikit wanita yang
terhindar dari kekurangan cadangan besi yang parah pada akhir
kehamilan.(Hoffbrand, 2005)</span></div>
<div class="MsoNormal" style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div class="MsoNormal" style="text-align: justify;">
<span style="font-family: "Times New Roman","serif";">Kehamilan
merupakan kondisi yang banyak menghabiskan cadangan besi pada wanita usia
subur, pada tiap kehamilan seorang ibu kehilangan rata-rata 680 mg besi, jumlah
ini ekuivalen dengan 1300 ml darah (Bothwell, 2000). Di daerah katulistiwa besi
lebih banyak keluar melalui keringat, sedangkan masuknya besi yang dianjurkan
setiap harinya untuk wanita hamil 17 mg. untuk memenuhi kebutuhan meningkatnya
volume darah selama kehamilan, ibu hamil membutuhkan tambahan 450 mg besi
(Wiknyosastro, 1999).</span></div>
<div class="MsoNormal" style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div class="MsoNormal" style="text-align: justify;">
<span style="font-family: "Times New Roman","serif";">Pada
awal kehamilan ferritin serum mengalami kenaikan ringan. Hal ini dimungkinkan
karena turunnya aktivitas eritropoetik sehingga besi dialihkan ke cadangan.
Tetapi setelah itu konsentrasi ferritin serum turun sampai 50% pada pertengahan
kehamilan. Hal ini mencerminkan adanya hemodilusi dan mobilisasi besi dari
tempat cadangan untuk memenuhi kebutuhan yang meningkat akibat kehamilan
(Yetti, 2002). Ibu hamil dan bayi yang sedang tumbuh termasuk yang paling
rentan menderita defisiensi besi serta harus menyerap zat besi lebih banyak
dari pada yang hilang dari tubuh (Litwin, 1998).</span></div>
<div class="MsoNormal" style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div class="MsoNormal" style="text-align: justify;">
<span style="font-family: "Times New Roman","serif";">Selain
besi, kebutuhan folat meningkat sekitar dua kali lipat pada kehamilan dan kadar
folat serum turun sampai sekitar separuh kisaran normal dengan penurunan yang
kurang dramatis dalam folat eritrosit (Hooffbrand, 2005).</span></div>
<div class="MsoNormal" style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div class="MsoNormal" style="text-align: justify;">
<span style="font-family: "Times New Roman","serif";">Wintrobe
mengemukakan bahwa manifestasi klinis dari anemia defisiensi besi sangat
bervariasi, bisa hampir tanpa gejala, bisa juga gejala-gejala penyakit dasarnya
yang menonjol, ataupun bisa ditemukan gejala anemia bersama-sama dengan gejala
penyakit dasarnya. Gejala-gejala dapat berupa kepala pusing, palpitasi,
berkunang-kunang, perubahan jaringan epitel kuku, gangguan sistem
neurumuskular, lesu, lemah, lelah, disphagia dan pembesaran kelenjar limpa.
Pada umumnya sudah disepakati bahwa bila kadar hemoglobin < 7 gr/dl maka
gejala-gejala dan tanda-tanda anemia akan jelas (Helen, 2002).</span></div>
<div class="MsoNormal" style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div class="MsoNormal" style="text-align: justify;">
<span style="font-family: "Times New Roman","serif";">Pada
wanita hamil, anemia meningkatkan frekuensi komplikasi pada kehamilan dan
persalinan. Risiko kematian maternal, angka prematuritas, berat badan bayi
lahir rendah, dan angka kematian perinatal meningkat. Di samping itu,
perdarahan antepartum dan postpartum lebih sering dijumpai pada wanita yang
anemis dan lebih sering berakibat fatal, sebab wanita yang anemis tidak dapat
mentolerir kehilangan darah. Dampak anemia pada kehamilan bervariasi dari
keluhan yang sangat ringan hingga terjadinya gangguan kelangsungan kehamilan
abortus, partus imatur/prematur), gangguan proses persalinan (inertia, atonia,
partus lama, perdarahan atonis), gangguan pada masa nifas (subinvolusi rahim,
daya tahan terhadap infeksi dan stress kurang, produksi ASI rendah), dan
gangguan pada janin (abortus, dismaturitas, mikrosomi, BBLR, kematian
peri¬natal, dan lain-lain) (Manuaba, 1998).</span></div>
<div class="MsoNormal" style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div class="separator" style="clear: both; text-align: center;">
<a href="http://2.bp.blogspot.com/-LndMGOG8O6g/UtIH5ox8IqI/AAAAAAAABu0/cSTXb-xPxL8/s1600/Iron-deficiency-anemia.png" imageanchor="1" style="margin-left: 1em; margin-right: 1em;"><img border="0" src="http://2.bp.blogspot.com/-LndMGOG8O6g/UtIH5ox8IqI/AAAAAAAABu0/cSTXb-xPxL8/s1600/Iron-deficiency-anemia.png" height="305" width="320" /></a></div>
<br />
<div class="MsoNormal" style="text-align: justify;">
<span style="font-family: "Times New Roman","serif";"><a href="http://www.dspandanwangi.blogspot.com/" target="_blank"><i><b>Pengobatan</b></i></a>
anemia biasanya dengan pemberian tambahan zat besi. Sebagian besar tablet zat
besi mengandung ferosulfat, besi glukonat atau suatu polisakarida. Tablet besi
akan diserap dengan maksimal jika diminum 30 menit sebelum makan. Biasanya
cukup diberikan 1 tablet/hari, kadang diperlukan 2 tablet. Kemampuan usus untuk
menyerap zat besi adalah terbatas, karena itu pemberian zat besi dalam dosis
yang lebih besar adalah sia-sia dan kemungkinan akan menyebabkan gangguan
pencernaan dan sembelit. Zat besi hampir selalu menyebabkan tinja menjadi
berwarna hitam, dan ini adalah efek samping yang normal dan tidak berbahaya
(Arisman, 2010).</span></div>
<div class="MsoNormal" style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div class="MsoNormal" style="text-align: justify;">
<span style="font-family: "Times New Roman","serif";">Anemia
dapat dicegah dengan mengonsumsi makanan bergizi seimbang dengan asupan zat
besi yang cukup untuk memenuhi kebutuhan tubuh. Zat besi dapat diperoleh dengan
cara mengonsumsi daging (terutama daging merah) seperti sapi. Zat besi juga
dapat ditemukan pada sayuran berwarna hijau gelap seperti bayam dan kangkung,
buncis, kacang polong, serta kacang-kacangan. Perlu diperhatikan bahwa zat besi
yang terdapat pada daging lebih mudah diserap tubuh daripada zat besi pada
sayuran atau pada makanan olahan seperti sereal yang diperkuat dengan zat besi.
Anemia juga bisa dicegah dengan mengatur jarak kehamilan atau kelahiran bayi.
Makin sering seorang wanita mengalami kehamilan dan melahirkan, akan makin
banyak kehilangan zat besi dan menjadi makin anemis. Jika persediaan cadangan
Fe minimal, maka setiap kehamilan akan menguras persediaan Fe tubuh dan
akhirnya menimbulkan anemia pada kehamilan berikutnya. Oleh karena itu, perlu
diupayakan agar jarak antar kehamilan tidak terlalu pendek, minimal lebih dari
2 tahun (Arisman,2010).</span></div>
<!--[if gte mso 9]><xml>
<w:WordDocument>
<w:View>Normal</w:View>
<w:Zoom>0</w:Zoom>
<w:TrackMoves/>
<w:TrackFormatting/>
<w:PunctuationKerning/>
<w:ValidateAgainstSchemas/>
<w:SaveIfXMLInvalid>false</w:SaveIfXMLInvalid>
<w:IgnoreMixedContent>false</w:IgnoreMixedContent>
<w:AlwaysShowPlaceholderText>false</w:AlwaysShowPlaceholderText>
<w:DoNotPromoteQF/>
<w:LidThemeOther>IN</w:LidThemeOther>
<w:LidThemeAsian>X-NONE</w:LidThemeAsian>
<w:LidThemeComplexScript>X-NONE</w:LidThemeComplexScript>
<w:Compatibility>
<w:BreakWrappedTables/>
<w:SnapToGridInCell/>
<w:WrapTextWithPunct/>
<w:UseAsianBreakRules/>
<w:DontGrowAutofit/>
<w:SplitPgBreakAndParaMark/>
<w:EnableOpenTypeKerning/>
<w:DontFlipMirrorIndents/>
<w:OverrideTableStyleHps/>
</w:Compatibility>
<m:mathPr>
<m:mathFont m:val="Cambria Math"/>
<m:brkBin m:val="before"/>
<m:brkBinSub m:val="--"/>
<m:smallFrac m:val="off"/>
<m:dispDef/>
<m:lMargin m:val="0"/>
<m:rMargin m:val="0"/>
<m:defJc m:val="centerGroup"/>
<m:wrapIndent m:val="1440"/>
<m:intLim m:val="subSup"/>
<m:naryLim m:val="undOvr"/>
</m:mathPr></w:WordDocument>
</xml><![endif]--><!--[if gte mso 9]><xml>
<w:LatentStyles DefLockedState="false" DefUnhideWhenUsed="true"
DefSemiHidden="true" DefQFormat="false" DefPriority="99"
LatentStyleCount="267">
<w:LsdException Locked="false" Priority="0" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" QFormat="true" Name="Normal"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="9" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" QFormat="true" Name="heading 1"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="9" QFormat="true" Name="heading 2"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="9" QFormat="true" Name="heading 3"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="9" QFormat="true" Name="heading 4"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="9" QFormat="true" Name="heading 5"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="9" QFormat="true" Name="heading 6"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="9" QFormat="true" Name="heading 7"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="9" QFormat="true" Name="heading 8"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="9" QFormat="true" Name="heading 9"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="39" Name="toc 1"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="39" Name="toc 2"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="39" Name="toc 3"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="39" Name="toc 4"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="39" Name="toc 5"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="39" Name="toc 6"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="39" Name="toc 7"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="39" Name="toc 8"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="39" Name="toc 9"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="35" QFormat="true" Name="caption"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="10" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" QFormat="true" Name="Title"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="1" Name="Default Paragraph Font"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="11" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" QFormat="true" Name="Subtitle"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="22" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" QFormat="true" Name="Strong"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="20" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" QFormat="true" Name="Emphasis"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="59" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Table Grid"/>
<w:LsdException Locked="false" UnhideWhenUsed="false" Name="Placeholder Text"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="1" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" QFormat="true" Name="No Spacing"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="60" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Light Shading"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="61" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Light List"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="62" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Light Grid"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="63" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium Shading 1"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="64" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium Shading 2"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="65" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium List 1"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="66" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium List 2"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="67" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium Grid 1"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="68" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium Grid 2"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="69" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium Grid 3"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="70" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Dark List"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="71" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Colorful Shading"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="72" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Colorful List"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="73" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Colorful Grid"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="60" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Light Shading Accent 1"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="61" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Light List Accent 1"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="62" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Light Grid Accent 1"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="63" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium Shading 1 Accent 1"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="64" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium Shading 2 Accent 1"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="65" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium List 1 Accent 1"/>
<w:LsdException Locked="false" UnhideWhenUsed="false" Name="Revision"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="34" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" QFormat="true" Name="List Paragraph"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="29" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" QFormat="true" Name="Quote"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="30" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" QFormat="true" Name="Intense Quote"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="66" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium List 2 Accent 1"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="67" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium Grid 1 Accent 1"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="68" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium Grid 2 Accent 1"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="69" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium Grid 3 Accent 1"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="70" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Dark List Accent 1"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="71" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Colorful Shading Accent 1"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="72" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Colorful List Accent 1"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="73" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Colorful Grid Accent 1"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="60" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Light Shading Accent 2"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="61" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Light List Accent 2"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="62" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Light Grid Accent 2"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="63" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium Shading 1 Accent 2"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="64" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium Shading 2 Accent 2"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="65" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium List 1 Accent 2"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="66" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium List 2 Accent 2"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="67" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium Grid 1 Accent 2"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="68" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium Grid 2 Accent 2"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="69" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium Grid 3 Accent 2"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="70" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Dark List Accent 2"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="71" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Colorful Shading Accent 2"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="72" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Colorful List Accent 2"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="73" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Colorful Grid Accent 2"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="60" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Light Shading Accent 3"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="61" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Light List Accent 3"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="62" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Light Grid Accent 3"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="63" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium Shading 1 Accent 3"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="64" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium Shading 2 Accent 3"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="65" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium List 1 Accent 3"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="66" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium List 2 Accent 3"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="67" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium Grid 1 Accent 3"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="68" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium Grid 2 Accent 3"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="69" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium Grid 3 Accent 3"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="70" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Dark List Accent 3"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="71" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Colorful Shading Accent 3"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="72" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Colorful List Accent 3"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="73" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Colorful Grid Accent 3"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="60" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Light Shading Accent 4"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="61" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Light List Accent 4"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="62" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Light Grid Accent 4"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="63" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium Shading 1 Accent 4"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="64" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium Shading 2 Accent 4"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="65" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium List 1 Accent 4"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="66" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium List 2 Accent 4"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="67" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium Grid 1 Accent 4"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="68" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium Grid 2 Accent 4"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="69" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium Grid 3 Accent 4"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="70" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Dark List Accent 4"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="71" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Colorful Shading Accent 4"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="72" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Colorful List Accent 4"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="73" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Colorful Grid Accent 4"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="60" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Light Shading Accent 5"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="61" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Light List Accent 5"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="62" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Light Grid Accent 5"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="63" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium Shading 1 Accent 5"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="64" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium Shading 2 Accent 5"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="65" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium List 1 Accent 5"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="66" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium List 2 Accent 5"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="67" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium Grid 1 Accent 5"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="68" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium Grid 2 Accent 5"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="69" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium Grid 3 Accent 5"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="70" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Dark List Accent 5"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="71" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Colorful Shading Accent 5"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="72" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Colorful List Accent 5"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="73" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Colorful Grid Accent 5"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="60" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Light Shading Accent 6"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="61" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Light List Accent 6"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="62" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Light Grid Accent 6"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="63" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium Shading 1 Accent 6"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="64" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium Shading 2 Accent 6"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="65" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium List 1 Accent 6"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="66" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium List 2 Accent 6"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="67" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium Grid 1 Accent 6"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="68" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium Grid 2 Accent 6"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="69" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium Grid 3 Accent 6"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="70" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Dark List Accent 6"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="71" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Colorful Shading Accent 6"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="72" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Colorful List Accent 6"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="73" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Colorful Grid Accent 6"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="19" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" QFormat="true" Name="Subtle Emphasis"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="21" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" QFormat="true" Name="Intense Emphasis"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="31" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" QFormat="true" Name="Subtle Reference"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="32" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" QFormat="true" Name="Intense Reference"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="33" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" QFormat="true" Name="Book Title"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="37" Name="Bibliography"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="39" QFormat="true" Name="TOC Heading"/>
</w:LatentStyles>
</xml><![endif]--><!--[if gte mso 10]>
<style>
/* Style Definitions */
table.MsoNormalTable
{mso-style-name:"Table Normal";
mso-tstyle-rowband-size:0;
mso-tstyle-colband-size:0;
mso-style-noshow:yes;
mso-style-priority:99;
mso-style-parent:"";
mso-padding-alt:0cm 5.4pt 0cm 5.4pt;
mso-para-margin-top:0cm;
mso-para-margin-right:0cm;
mso-para-margin-bottom:10.0pt;
mso-para-margin-left:0cm;
line-height:115%;
mso-pagination:widow-orphan;
font-size:11.0pt;
font-family:"Calibri","sans-serif";
mso-ascii-font-family:Calibri;
mso-ascii-theme-font:minor-latin;
mso-hansi-font-family:Calibri;
mso-hansi-theme-font:minor-latin;
mso-fareast-language:EN-US;}
</style>
<![endif]--></div>
Junaidihttp://www.blogger.com/profile/14745638579221110463noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-1933574298976299407.post-21794292787474214032012-12-30T07:23:00.001-08:002012-12-30T07:23:29.026-08:00Pergeseran Paradigman Belajar Abad 21<div dir="ltr" style="text-align: left;" trbidi="on">
<br />
<div class="separator" style="clear: both; text-align: center;">
<span style="font-family: 'Times New Roman', serif; font-size: 12pt; line-height: 115%; text-align: justify;">Tema pengembangan
kurikulum 2013 adalah dapat menghasilkan insan Indonesia yang produktif,
kreatif, inovatif, dan afektif melalui penguatan sikap (tahu mengapa),
keterampilan (tahu bagaimana), dan pengetahuan (tahu apa) yang terintegrasi.
Diakui dalam perkembangan kehidupan dan ilmu pengetahuan abad 21, kini memang
telah terjadi pergeseran baik ciri maupun model pembelajaran. Inilah yang
diantisipasi pada kurikulum 2013. Skema 1 menunjukkan pergeseran paradigma
belajar abad 21yang berdasarkan ciri abad 21 dan model pembelajaran yang harus
dilakukan.</span><a href="http://2.bp.blogspot.com/-P6xXtQy5Y7U/UOBadUUBWcI/AAAAAAAABjA/VPWF6gW4BBo/s1600/Diknas.jpg" imageanchor="1" style="margin-left: 1em; margin-right: 1em;"><img border="0" height="358" src="http://2.bp.blogspot.com/-P6xXtQy5Y7U/UOBadUUBWcI/AAAAAAAABjA/VPWF6gW4BBo/s400/Diknas.jpg" width="400" /></a><a href="http://3.bp.blogspot.com/-8WpIIm8xnnc/UOBaUb6abqI/AAAAAAAABi0/--5_F6UuqQo/s1600/Kemdiknas.jpg" imageanchor="1" style="margin-left: 1em; margin-right: 1em;"><img border="0" height="348" src="http://3.bp.blogspot.com/-8WpIIm8xnnc/UOBaUb6abqI/AAAAAAAABi0/--5_F6UuqQo/s400/Kemdiknas.jpg" width="400" /></a><a href="http://4.bp.blogspot.com/-sjWXfz-T9mg/UOBaq5N6KwI/AAAAAAAABjI/z_QcMoBhXvc/s1600/Pendidikan.jpg" imageanchor="1" style="margin-left: 1em; margin-right: 1em;"><img border="0" height="297" src="http://4.bp.blogspot.com/-sjWXfz-T9mg/UOBaq5N6KwI/AAAAAAAABjI/z_QcMoBhXvc/s400/Pendidikan.jpg" width="400" /></a></div>
<div class="MsoNormal" style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div class="MsoNormal" style="text-align: justify;">
<span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 115%;">Sedang gambar 1 adalah
posisi kurikulum 2013 yang terintegrasi sebagaimana tema pada pengembangan
kurikulum 2013. Sudah barang tentu untuk mencapai tema itu, dibutuhkan proses
pembelajaran yang mendukung kreativitas. Itu sebabnya perlu merumuskan
kurikulum yang mengedepankan pengalaman personal melalui proses mengamati,
menanya, menalar, dan mencoba (observation based learning) untuk meningkatkan
kreativitas peserta didik. Di samping itu, dibiasakan bagi peserta didik untuk
bekerja dalam jejaringan melalui collaborative learning. Pertanyaannya, pada
pengembangan kurikulum 2013 ini, apa saja elemen kurikulum yang berubah? Empat
standar dalam kurikulum meliputi standar kompetensi lulusan, proses, isi, dan
standar penilaian akan berubah sebagaimana ditunjukkan dalam skema elemen
perubahan.<o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="text-align: justify;">
<span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 115%;">Perubahan yang
Diharapkan</span></div>
<div class="MsoNormal" style="text-align: justify;">
<span style="font-family: 'Times New Roman', serif; font-size: 12pt; line-height: 115%;"><br /></span></div>
<div class="separator" style="clear: both; text-align: center;">
<a href="http://2.bp.blogspot.com/-5ACKfY6PjKk/UOBbutkjWoI/AAAAAAAABjU/Tu4PShsEWqk/s1600/entitas+pendidikan.jpg" imageanchor="1" style="margin-left: 1em; margin-right: 1em;"><img border="0" height="301" src="http://2.bp.blogspot.com/-5ACKfY6PjKk/UOBbutkjWoI/AAAAAAAABjU/Tu4PShsEWqk/s400/entitas+pendidikan.jpg" width="400" /></a></div>
<div class="MsoNormal" style="text-align: justify;">
<span style="font-family: 'Times New Roman', serif; font-size: 12pt; line-height: 115%;">Pengembangan
kurikulum¬¬ 2013, selain untuk memberi jawaban terhadap beberapa permasalahan
yang melekat pa¬da kurikulum 2006, bertujuan ju¬ga untuk mendorong peserta
didik atau siswa, mampu lebih baik dalam melakukan observasi, bertanya,
bernalar, dan meng-omunikasikan (mempresentasikan), apa yang di¬ per¬oleh atau
diketahui setelah siswa menerima materi pembelaj¬aran.</span></div>
<div class="MsoNormal" style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div class="MsoNormal" style="text-align: justify;">
<span style="font-family: 'Times New Roman', serif; font-size: 12pt; line-height: 115%;">Melalui pendekatan itu
di¬harapkan siswa kita memiliki kom¬petensi sikap, keterampilan, dan
pengetahuan yang jauh lebih ba¬ik. Mereka akan lebih kreatif, inovatif, dan lebih
produktif. Sedikitnya ada lima entitas, masing-masing peserta didik, pendidik
dan tenaga kepe¬ndidikan, manajemen satuan pendidikan, Negara dan bangsa, serta
masyarakat umum, yang diharapkan mengalami perubahan. Skema 2 menggam¬barkan
perubahan yang diharapkan pada masing-masing en¬itas.</span></div>
</div>
Junaidihttp://www.blogger.com/profile/14745638579221110463noreply@blogger.com1tag:blogger.com,1999:blog-1933574298976299407.post-24443087013015427262012-09-14T00:55:00.002-07:002012-09-14T01:01:56.752-07:00Faktor-faktor yang Mempengaruhi Prestasi Belajar<a href="http://3.bp.blogspot.com/-ig0OKMpuODg/UFLkVQwN-UI/AAAAAAAABdg/3FXpQwoLf2E/s1600/Prestasi%2BBelajar%2BSiswa.jpg"><img style="float:left; margin:0 10px 10px 0;cursor:pointer; cursor:hand;width: 320px; height: 240px;" src="http://3.bp.blogspot.com/-ig0OKMpuODg/UFLkVQwN-UI/AAAAAAAABdg/3FXpQwoLf2E/s320/Prestasi%2BBelajar%2BSiswa.jpg" border="0" alt="" id="BLOGGER_PHOTO_ID_5787939525050104130" /></a><div style="text-align: justify;">Menurut Muhibbin Syah, secara global faktor-faktor yang mempengaruhi prestasi belajar siswa dapat dibedakan menjadi tiga macam, yaitu “Faktor internal, faktor eksternal dan faktor pendekatan belajar”.</div><div style="text-align: justify;"><br /></div><div>1) Faktor Internal</div><div>Faktor internal (faktor dari dalam siswa), yakni keadaan / kondisi jasmani dan rohani siswa. Faktor ini meliputi Dua aspek, yakni : </div><div><br /></div><div>a) Aspek fisiologis (yang bersifat jasmaniah)</div><div style="text-align: justify;">Kondisi umum jasmani dan tonus (tegangan otot) yang menandai tingkat kebugaran organ-organ tubuh dan sendi- sendinya, dapat mempengaruhi semangat dan intensitas siswa dalam mengikuti pelajaran. Kondisi jasmani yang tidak mendukung kegiatan belajar, seperti gangguan kesehatan, cacat tubuh, gangguan penglihatan, gangguan pendengaran dan lain sebagainya sangat mempengaruhi kemampuan siswa dalam menyerap informasi dan pengetahuan, khususnya yang disajikan di kelas.</div><div style="text-align: justify;"><br /></div><div>b) Aspek psikologis (yang bersifat rohaniah)</div><div style="text-align: justify;">Banyak faktor yang termasuk aspek psikologis yang dapat mempengaruhi kualitas dan kuantitas perolehan pembelajaran siswa. Diantaranya adalah tingkat intelegensi siswa, sikap siswa, bakat siswa, minat siswa dan motivasi siswa.</div><div style="text-align: justify;"><br /></div><div>Intelegensi Siswa</div><div style="text-align: justify;">Tingkat kecerdasan merupakan wadah bagi kemungkinan tercapainya hasil belajar yang diharapkan. Jika tingkat kecerdasan rendah, maka hasil belajar yang dicapai akan rendah pula. Clark mengemukakan bahwa “hasil belajar siswa di sekolah 70% dipengaruhi oleh kemampuan siswa dan 30% dipengaruhi oleh lingkungan”. Sehingga tidak diragukan lagi bahwa tingkat kecerdasan siswa sangat menentukan tingkat keberhasilan belajar siswa. </div><div> </div><div>Sikap Siswa</div><div style="text-align: justify;">Sikap merupakan gejala internal yang berdimensi afektif berupa kecenderungan untuk mereaksi dengan cara relatif tetap terhadap objek, baik secara positif maupun negatif. Sikap siswa yang positif terutama kepada guru dan mata pelajaran yang diterima merupakan tanda yang baik bagi proses belajar siswa. Sebaliknya, sikap negatif yang diiringi dengan kebencian terhadap guru dan mata pelajarannya menimbulkan kesulitan belajar siswa tersebut, sehingga prestasi belajar yang di capai siswa akan kurang memuaskan. </div><div style="text-align: justify;"><br /></div><div>Bakat Siswa</div><div style="text-align: justify;">Sebagaimana halnya intelegensi, bakat juga merupakan wadah untuk mencapai hasil belajar tertentu. Secara umum bakat merupakan kemampuan potensial yang dimiliki seseorang untuk mencapai keberhasilan pada masa yang akan datang. Bakat juga diartikan sebagai kemampuan individu untuk melakukan tugas tertentu tanpa banyak bergantung pada upaya pendidikan dan latihan. Peserta didik yang kurang atau tidak berbakat untuk suatu kegiatan belajar tertentu akan mengalami kesulitan dalam belajar.</div><div style="text-align: justify;"><br /></div><div>Minat Siswa</div><div style="text-align: justify;">Minat berarti kecenderungan dan kegairahan yang tinggi atau keinginan yang besar terhadap sesuatu. Minat dapat mempengaruhi kualitas pencapaian hasil belajar siswa. Siswa yang menaruh minat besar terhadap bidang studi tertentu akan memusatkan perhatiannya lebih banyak dari pada siswa lain, sehingga memungkinkan siswa tersebut untuk belajar lebih giat dan pada akhirnya mencapai prestasi yang diinginkan.</div><div style="text-align: justify;"><br /></div><div>Motivasi Siswa</div><div style="text-align: justify;">Tanpa motivasi yang besar, peserta didik akan banyak mengalami kesulitan dalam belajar, karena motivasi merupakan faktor pendorong kegiatan belajar. Motivasi dapat dibedakan menjadi dua macam, yaitu motivasi intrinsik dan motivasi ekstrinsik. Motivasi intrinsik adalah hal dan keadaan yang berasal dari dalam diri siswa sendiri yang dapat mendorongnya melakukan tindakan belajar. Adapun motivasi ekstrinsik adalah hal keadaan yang datang dari luar individu siswa yang mendorongnya untuk melakukan kegiatan belajar. Motivasi yang dipandang lebih esensial adalah motivasi intrinsik karena lebih murni dan langgeng serta tidak bergantung pada dorongan atau pengaruh orang lain.</div><div style="text-align: justify;"><br /></div><div>2) Faktor Eksternal</div><div style="text-align: justify;">Faktor eksternal (faktor dari luar siswa), yakni kondisi/keadaan lingkungan di sekitar siswa. Adapun faktor eksteren yang dapat mempengaruhi hasil belajar siswa adalah :</div><div> </div><div>a) Lingkungan sosial</div><div style="text-align: justify;">Lingkungan sosial siswa di sekolah adalah para guru, staf administrasi dan teman-teman sekelasnya, yang dapat mempengaruhi semangat belajar siswa. Masyarakat, tetangga dan teman-teman sepermainan di sekitar perkmpungan siswa juga termasuk lingkungan sosial bagi siswa. Namun lingkungan social yang lebih banyak mempengaruhi kegiatan belajar sisa ialah orang tua dan keluarga siswa itu sendiri. Sifat-sifat orang tua, praktik pengelolaan keluarga, ketegangan keluarga dan letak rumah, semuanya dapat memberi dampak baik dan buruk terhadap kegiatan belajar dan hasil yang di capai siswa. </div><div style="text-align: justify;"><br /></div><div>b) Lingkungan non sosial</div><div style="text-align: justify;">Lingkungan non social ialah gedung sekolah dan letaknya, rumah tempat tinggal keluarga siswa dan letaknya, alat alat belajar, keadaan cuaca dan waktu belajar yang digunakan siswa.</div><div style="text-align: justify;"><br /></div><div>3) Faktor Pendekatan Belajar</div><div style="text-align: justify;">Tercapainya hasil belajar yang baik dipengaruhi oleh bagaimana aktivitas siswa dalam belajar. Faktor pendekatan belajar adalah jenis upaya belajar siswa yang meliputi strategi dan metode yang digunakan siswa untuk melakukan kegiatan pembelajaran materi-materi pelajaran. Faktor pendekata belajar sangat mempengaruhi hasil belajar siswa, sehingga smakin mendalam cara belajar siswa maka semakin baik hasilnya.</div>Junaidihttp://www.blogger.com/profile/14745638579221110463noreply@blogger.com1tag:blogger.com,1999:blog-1933574298976299407.post-29788326153761239002012-09-14T00:50:00.002-07:002012-09-14T00:53:25.681-07:00Pengertian Prestasi Belajar<a href="http://4.bp.blogspot.com/-t4fRUTL2UPw/UFLiVx94_5I/AAAAAAAABdU/Mg7kVEeuqMs/s1600/UN-SD.jpg"><img style="float:left; margin:0 10px 10px 0;cursor:pointer; cursor:hand;width: 300px; height: 295px;" src="http://4.bp.blogspot.com/-t4fRUTL2UPw/UFLiVx94_5I/AAAAAAAABdU/Mg7kVEeuqMs/s320/UN-SD.jpg" border="0" alt="" id="BLOGGER_PHOTO_ID_5787937334942564242" /></a><div style="text-align: justify;">Prestasi belajar merupakan istilah yang tidak asing lagi dalam dunia pendidikan. Istilah tersebut lazim digunakan sebagai sebutan dari penilaian dari hasil belajar. Dimana penilaian tersebut bertujuan melihat kemajuan belajar peserta didik dalam hal penguasaan materi pengajaran yang telah dipelajarinya sesuai dengan tujuan yang telah ditetapkan. Prestasi belajar terdiri dari dua kata, yakni prestasi dan belajar. Prestasi belajar digunakan untuk menunjukkan hasil yang optimal dari suatu aktivitas belajar sehingga artinya pun tidak dapat dipisahkan dari pengertian belajar .</div><div style="text-align: justify;"><br /></div><div style="text-align: justify;">Proses belajar dan hasil belajar merupakan dua hal terpisah. Dari proses belajar akan tampak prestasi belajar berupa kemampuan atau “performance” dari peserta didik. Kemampuan yang diperoleh individu dari proses pembelPelajaran menurut Bloom dapat dikategorikan ke pada tiga ranah yaitu kognitif, afektif dan psikomotor (Sudjana, 2004:46). </div><div style="text-align: justify;"><br /></div><div style="text-align: justify;">Ketiga ranah ini dapat dijelaskan sebagai berikut. </div><div style="text-align: justify;">(a) kemampuan kognitif adalah ranah yang mencakup kegiatan otak, </div><div style="text-align: justify;">(b) kemampuan afektif terkait dengan sikap dan nilai, dan </div><div style="text-align: justify;">(c) keamampuan psikomotor adalah kemampuan yang berkaitan dengan keterampilan atau kemampuan bertindak setelah seseorang menerima pengalaman belajar tertentu. </div><div style="text-align: justify;"><br /></div><div style="text-align: justify;">Selanjutnya menurut Suryabrata (2006:23) prestasi belajar adalah hasil belajar terakhir yang dicapai oleh siswa dalam jangka waktu tertentu, yang mana di sekolah prestasi belajar siswa biasanya dinyatakan dalam bentuk angka atau simbol tertentu. Kemudian dengan angka tersebut, orang lain atau siswa sendiri akan dapat mengetahui sejauh mana prestasi akademik yang telah dicapai.</div>Junaidihttp://www.blogger.com/profile/14745638579221110463noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-1933574298976299407.post-16416464137310209062012-09-14T00:29:00.003-07:002012-09-14T00:44:03.953-07:00Faktor-faktor yang Mempengaruhi Minat Belajar<a href="http://3.bp.blogspot.com/-sUi0bM1ptXk/UFLf5P3uJII/AAAAAAAABdI/19VDNfrsdKw/s1600/prestasi%2Bbelajar.jpg"><img style="float:left; margin:0 10px 10px 0;cursor:pointer; cursor:hand;width: 233px; height: 320px;" src="http://3.bp.blogspot.com/-sUi0bM1ptXk/UFLf5P3uJII/AAAAAAAABdI/19VDNfrsdKw/s320/prestasi%2Bbelajar.jpg" border="0" alt="" id="BLOGGER_PHOTO_ID_5787934645730288770" /></a><div style="text-align: justify;">Salah satu pendorong dalam keberhasilan belajar adalah minat terutama minat yang tinggi. Minat itu tidak muncul dengan sendirinya akan tetapi banyak faktor yang dapat mempengaruhi munculnya minat.</div><div>Ada beberapa faktor yang dapat mempengaruhi minat belajar siswa antara.</div><div><br /></div><div>1) Motivasi</div><div style="text-align: justify;">Minat seseorang akan semakin tinggi bila disertai motivasi, baik yang bersifat internal ataupun eksternal. Menurut D.P. Tampubolon minat merupakan “perpaduan antara keinginan dan kemampuan yang dapat berkembang jika ada motivasi” seorang siswa yang ingin memperdalam Ilmu Pengetahuan tentang tafsi misalnya, tentu akan terarah minatnya untuk membaca buku-buku tentang tafsir, mendiskusikannya, dan sebagainya.</div><div><br /></div><div>2) Belajar</div><div style="text-align: justify;">Minat dapat diperoleh melalui belajar, karena dengan belajar siswa yang semula tidak menyenangi suatu pelajaran tertentu, lama kelamaan lantaran bertambahnya pengetahuan mengenai pelajaran tersebut, minat pun tumbuh sehingga ia akan lebih giat lagi mempelajari pelajaran tersebut. Hal ini sesuai dengan pendapatnya Singgih D. Gunarsa dan Ny. Singgih D.G bahwa “minat akan timbul dari sesuatu yang diketahui dan kita dapat mengetahui sesuatu dengan belajar, karena itu semakin banyak belajar semakin luas pula bidang minat”.</div><div><br /></div><div>3) Bahan Pelajaran dan Sikap Guru</div><div style="text-align: justify;">Faktor yang dapat membangkitkan dan merangsang minat adalah faktor bahan pelajaran yang akan diajarkan kepada siswa. Bahan pelajaran yang menarik minat siswa, akan sering dipelajari oleh siswa yang bersangkutan. Dan sebaliknya bahan pelajaran yang tidak menarik minat siswa tentu akan dikesampingkan oleh siswa, sebagaimana telah disinyalir oleh Slameto bahwa “Minat mempunyai pengaruh yang sangat besar terhadap belajar, karena bila bahan pelajaran yang dipelajari tidak sesuai dengan minat siswa, maka siswa tidak akan belajar dengan sebaik-baiknya, karena tidak ada daya tarik baginya”.</div><div style="text-align: justify;">Guru juga salah satu obyek yang dapat merangsang dan membangkitkan minat belajar siswa. Menurut Kurt Singer bahwa “Guru yang berhasil membina kesediaan belajar murid-muridnya, berarti telah melakukan hal-hal yang terpenting yang dapat dilakukan demi kepentingan murid-muridnya”. Guru juga salah satu obyek yang dapat merangsang dan membangkitkan minat belajar siswa. </div><div>Guru yang pandai, baik, ramah , disiplin, serta disenangi murid sangat besar pengaruhnya dalam membangkitkan minat murid. Sebaliknya guru yang memiliki sikap buruk dan tidak disukai oleh murid, akan sukar dapat merangsang timbulnya minat dan perhatian murid.</div><div>Bentuk-bentuk kepribadian gurulah yang dapat mempengaruhi timbulnya minat siswa. Oleh karena itu dalam proses belajar mengajar guru harus peka terhadap situasi kelas. Ia harus mengetahui dan memperhatikan akan metode-metode mengajar yang cocok dan sesuai denga tingkatan kecerdasan para siswanya, artinya guru harus memahami kebutuhan dan perkembangan jiwa siswanya.</div><div><br /></div><div>4) Keluarga</div><div style="text-align: justify;">Orang tua adalah orang yang terdekat dalam keluarga, oleh karenanya keluarga sangat berpengaruh dalam menentukan minat seorang siswa terhadap pelajaran. Apa yang diberikan oleh keluarga sangat berpengaruhnya bagi perkembangan jiwa anak. Dalam proses perkembangan minat diperlukan dukungan perhatian dan bimbingan dari keluarga khususnya orang tua.</div><div><br /></div><div>5) Teman Pergaulan</div><div style="text-align: justify;"> Melalui pergaulan seseorang akan dapat terpengaruh arah minatnya oleh teman-temannya, khususnya teman akrabnya. Khusus bagi remaja, pengaruh teman ini sangat besar karena dalam pergaulan itulah mereka memupuk pribadi dan melakukan aktifitas bersama- sama untuk mengurangi ketegangan dan kegoncangan yang mereka alami.</div><div> </div><div>6) Lingkungan</div><div style="text-align: justify;"> Melalui pergaulan seseorang akan terpengaruh minatnya. Hal ini ditegaskan oleh pendapat yang dikemukakan oleh Crow & Crow bahwa “minat dapat diperoleh dari kemudian sebagai dari pengalaman mereka dari lingkungan di mana mereka tinggal”.</div><div style="text-align: justify;">Lingkungan sangat berperan dalam pertumbuhan dan perkembangan anak. Lingkungan adalah keluarga yang mengasuh dan membesarkan anak, sekolah tempat mendidik, masyarakat tempat bergaul, juga tempat bermain sehari-hari dengan keadaan alam dan iklimnya, flora serta faunanya. </div><div style="text-align: justify;">Besar kecilnya pengaruh lingkungan terhadap pertumbuhan dan perkembangan bergantung kepada keadaan lingkungan anak itu sendiri serta jasmani dan rohaninya.</div><div><br /></div><div><span style=" ;font-size:100%;">7) Cita-cita</span></div><div>Setiap manusia memiliki cita-cita di dalam hidupnya, termasuk para siswa. Cita-cita juga mempengaruhi minat belajar siswa, bahkan</div><div style="text-align: justify;">cita-cita juga dapat dikatakan sebagai perwujudan dari minat seseorang dalam prospek kehidupan di masa yang akan datang. Cita- cita ini senantiasa dikejar dan diperjuangkan, bahkan tidak jarang meskipun mendapat rintangan, seseorang tetap beruaha untuk mencapainya.</div><div> </div><div>8) Bakat</div><div style="text-align: justify;">Melalui bakat seseorang akan memiliki minat. Ini dapat dibuktikan dengan contoh: bila seseorang sejak kecil memiliki bakat menyanyi, secara tidak langsung ia akan memiliki minat dalam hal menyanyi. Jika ia dipaksakan untuk menyukai sesuatu yang lain, kemungkinan ia akan membencinya atau merupakan suatu beban bagi dirinya. Oleh karena itu, dalam memberikan pilihan baik sekolah maupun aktivitas lainnya sebaiknya disesuaikan dengan bakat dimiliki.</div><div><br /></div><div>9) Hobi</div><div style="text-align: justify;">Bagi setiap orang hobi merupakan salah satu hal yang menyebabkan timbulnya minat. Sebagai contoh, seseorang yang memiliki hobi terhadap matematika maka secara tidak langsung dalam dirinya timbul minat untuk menekuni ilmu matematika, begitupun dengan hobi yang lainnya. Dengan demikian, faktor hobi tidak bisa dipisahkan dari faktor minat.</div><div>10) Media Massa</div><div style="text-align: justify;">Apa yang ditampilkan di media massa, baik media cetak atau pun media elektronik, dapat menarik dan merangsang khalayak untuk memperhatikan dan menirunya. Pengaruh tersebut menyangkut istilah, gaya hidup, nilai-nilai, dan juga perilaku sehari-hari. Minat khalayak dapat terarah pada apa yang dilihat, didengar, atau diperoleh dari media massa.</div><div> </div><div>11) Fasilitas</div><div style="text-align: justify;"> Berbagai fasilitas berupa sarana dan prasarana, baik yang berada di rumah, di sekolah, dan di masyarakat memberikan pengaruh yang positif dan negatif. Sebagai contoh, bila fasilitas yang mendukung upaya pendidikan lengkap tersedia, maka timbul minat anak untuk menambah wawasannya. Tetapi apabila fasilitas yang ada justru mengikis minat pendidikannya, seperti merebaknya tempat-tempat hiburan yang ada di kota-kota besar, tentu hal ini berdampak negatif bagi pertumbuhan minat tersebut.</div><div><br /></div>Junaidihttp://www.blogger.com/profile/14745638579221110463noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-1933574298976299407.post-89803479676835110562012-05-13T21:13:00.001-07:002012-05-13T21:13:22.041-07:00Pemakai Laporan Keuangan<div dir="ltr" style="text-align: left;" trbidi="on">
<br />
<div class="separator" style="clear: both; text-align: center;">
<a href="http://2.bp.blogspot.com/-Rugukdthudw/T7CGJ9BW-pI/AAAAAAAABR4/Gh7-2RZWx3s/s1600/ikip.png" imageanchor="1" style="clear: left; float: left; margin-bottom: 1em; margin-right: 1em;"><img border="0" height="196" src="http://2.bp.blogspot.com/-Rugukdthudw/T7CGJ9BW-pI/AAAAAAAABR4/Gh7-2RZWx3s/s200/ikip.png" width="200" /></a></div>
<div style="text-align: justify;">
<b><a href="http://www.dspandanwangi.blogspot.com/">Laporan keuangan</a></b> merupakan komoditi yang bermanfaat dan dibutuhkan oleh masyarakat,karena dapat memberikan informasi yang dibutuhkan para pemakainya.</div>
<div style="text-align: justify;">
Para pemakai laporan keuangan beserta kegunaannya, yaitu:</div>
<br />
<ol style="text-align: left;">
<li style="text-align: justify;">Pemegang saham, yang inginmengetahui kondisi keuangan perusahaan,aset,utang,modal,hasil,biaya,dan laba.Ia juga ingin melihat prestasi perusahaan,ingin mengetahui jumlah dividen yang akan diterima,jumlah pendapatan per saham dan juga ingin mengetahui perkembangan perusahaan dari waktu ke waktu.Dari informasi ini pemegang saham dapat mengambil keputusan apakah ia akan mempertahankan sahamnya,menjual atau menambahnya.Semua tergantung pada kesimpulan yang diambil dari informasi yang terdapat dalam laporan keuangan.</li>
<li style="text-align: justify;">Investor, akan melihat kemungkinan potensi keuntungan yang akan diperoleh dari perusahaan yang dilaporkan.</li>
<li style="text-align: justify;">Analis pasar modal selalu ingin mengetahui nilai perusahaan,kekuatan dan posisi keuangan perusahaan Apakah layak disarankan untuk dibeli sahamnya,dijual atau dipertahankan.Informasi ini akan disampaikan pada langganannya berupa investor baik individual maupun lembaga.</li>
<li style="text-align: justify;">Manajer, ingin mengetahui situasi ekonomi perusahaan yang dipimpinnya.</li>
<li style="text-align: justify;">Seorang manajer selalu dihadapkan pada seribu satu masalah yang memerlukan keputusan cepat dan tepat.Untuk sampai pada keputusan tepat, ia harus mengetahui selengkap-lengkapnya kondisi keuangan perusahaan baik posisi semua pos neraca (aset,utang,modal) maupun laba/rugi.</li>
<li style="text-align: justify;">Karyawan perlu mengetahui kondisi keuangan perusahaan untuk menetapkan apkah ia masih terus bekerja distu atau pindah.Ia juga perlu mengetahui hasil usaha perusahaan supaya bisa menilai apakah penghasilan yang diterimanya adil atau tidak.Dan ia juga ingin mengetahui cadangan dana pensiun,asuransi kesehatan dan jamsostek.</li>
<li style="text-align: justify;">Pemberi dana (kreditur) sama halnya dengan pemegang saham dan investor,ia juga ingin mengetahui informasi tentang kondisi perusahaan baik yang sudah diberi pinjaman maupun yang akan diberi pinjaman.Bagi yang sudah diberi pinjaman,laporan keuangan dapat menyajikan informasi tentang penggunaan dana yang diberikan dan kondisi keuangan.Sedangkan bagi perusahaan calon debitur, laporan keuangan dapat menjadi sumber informasi untuk menilai kelayakan perusahaan untuk menerima kredit yang akan diluncurkan.</li>
<li style="text-align: justify;">Pemerintah atau lembaga pengatur resmi sangat membutuhkan laporan keuangan, karena ingin mengetahui apakah perusahaan telah mengikuti peraturan yang telah ia tetapkan.Misalnya Bank Indonesia telah menetapkan peraturan yang harus dilaksanakan bank seperti Batas Maksimum Pemberian Kredit (BMPK).Informasi ini dapat dibaca dari laporan keuangan.</li>
<li style="text-align: justify;">Instansi pajak dapat menggunakan laporan keuangan sebagai dasar menentukan kebenaran perhitungan pajak,pembayaran pajak,pemotongan pajak,dan juga sebagai dasar penindakan.</li>
<li style="text-align: justify;">Peneliti/akademis/lembaga peringkat, bagi mereka laporan keuangan sangat penting sebagai data primer dalam melakukan penelitian terhadap topik tertentu yang berkaitan dengan laporan keuangan.Laporan keuangan inilah yang menjadi bahan dasar yang diolah untuk mengambil kesimpulan dari suatu hipotesis atau penelitian yang dilakukan. </li>
</ol>
<br />
</div>Junaidihttp://www.blogger.com/profile/14745638579221110463noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-1933574298976299407.post-4739546424477345062012-05-13T21:08:00.001-07:002012-05-13T21:08:30.617-07:00Pengertian Dan Jenis Laporan Keuangan<div dir="ltr" style="text-align: left;" trbidi="on">
<br />
<div class="separator" style="clear: both; text-align: center;">
<a href="http://4.bp.blogspot.com/-mo2eHv0Bnjk/T7CFLf64uBI/AAAAAAAABRw/sB942y3vYoY/s1600/LOGO+IKIP+BOJONEGORO.jpg" imageanchor="1" style="clear: left; float: left; margin-bottom: 1em; margin-right: 1em;"><img border="0" src="http://4.bp.blogspot.com/-mo2eHv0Bnjk/T7CFLf64uBI/AAAAAAAABRw/sB942y3vYoY/s1600/LOGO+IKIP+BOJONEGORO.jpg" /></a></div>
<div style="text-align: justify;">
Laporan keuangan menggambarkan kondisi keuangan dan hasil usaha suatu perusahaan pada periode tertentu.Adapun jenis laporan yang biasa dikenal adalah : Neraca,laporan laba/rugi,laporan perubahan modal,dan laporan arus kas.</div>
<div style="text-align: justify;">
Bagi para analis laporan keuangan merupakan media yang penting untuk menilai prestasi dan kondisi ekonomi suatu perusahaan.Dan laporan keuangan juga menjadi bahan sarana informasi bagi para analis dalam proses pengambilan keputusan karena laporan keuangan dapat menggambarkan posisi keuangan perusahaan,hasil usaha perusahaan,dan arus kas perusahaan dalam periode tertentu.</div>
<div style="text-align: justify;">
Laporan keuangan terdiri dari :</div>
<div style="text-align: justify;">
</div>
<ol>
<li>Laporan laba/rugi merupakan ikhtisar dari pendapatan dan beban-beban untuk suatu periode tertentu.Atau dapat dikatakan juga sebagai laporan yang menggambarkan hasil yang diterima perusahaan selama satu periode tertentu serta biaya-biaya yang dikeluarkan untuk mendapatkan hasil tersebut.Hasil dikurangi biaya-biaya merupakan laba atau rugi.Jika hasilnya lebih besar daripada biaya berarti laba dan sebaliknya jika hasilnya lebih kecil daripada biaya berarti rugi.</li>
<li>Laporan Ekuitas Pemilik (laporan perubahan modal) adalah laporan keuangan yang berisikan informasi mengenai perubahan modal perusahaan untuk suatu periode tertentu.</li>
<li>Neraca adalah laporan yang menggambarkan posisi keuangan perusahaan pada periode tertentu.Neraca menggambarkan posisi harta,utang,dan modal pada periode tertentu.</li>
<li>Laporan Arus Kas adalah laporan keuangan yang menyajikan jumlah kas masuk (penerimaan kas) dan jumlah kas keluar (pembayaran kas) selama periode tertentu.</li>
</ol>
<br />
<div style="text-align: justify;">
<b><i> Dalam laporan ini terdapat tiga jenis aktivitas, yaitu:</i></b></div>
<div style="text-align: justify;">
</div>
<ul>
<li>Arus kas dari aktivitas operasi,yaitu arus kas dari transaksi-transaksi yang mempengaruhi laba bersih.Contohnya pembelian dan penjualan barang yang di lakukan perusahaan.</li>
<li>Arus kas dari aktivitas investasi, yaitu arus kas dari transaksi-transaksi yang mempengaruhi investasi.Contoh pembelian dan penjualan aktiva tetap seperti gedung, peralatan dan lain-lain.</li>
<li>Arus kas dari aktivitas pembiayaan, yaitu arus kas dari transaksi-transaksi yang mempengaruhi utang dan modal.Contohnya membayar dividen, menerbitkan saham.</li>
</ul>
<br />
</div>Junaidihttp://www.blogger.com/profile/14745638579221110463noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-1933574298976299407.post-15651945900561009722012-04-01T05:49:00.002-07:002012-04-01T05:54:58.071-07:00Prinsip Bimbingan Belajar<a href="http://4.bp.blogspot.com/-j2zcsZ8-Ubg/T3hQGc-MdpI/AAAAAAAABNg/CZvPaXF-9mk/s1600/ririn.jpg"><img style="display:block; margin:0px auto 10px; text-align:center;cursor:pointer; cursor:hand;width: 400px; height: 300px;" src="http://4.bp.blogspot.com/-j2zcsZ8-Ubg/T3hQGc-MdpI/AAAAAAAABNg/CZvPaXF-9mk/s400/ririn.jpg" border="0" alt="" id="BLOGGER_PHOTO_ID_5726414997988079250" /></a><br /><div style="text-align: justify;"><span style="font-size: 100%; ">Tugas guru disekolah banyak sekali, ia harus membuat perencanaan pengajaran yang sistematis, terinci untuk setiap pelajaran yang ia berikan. Berdasarkan rencana tersebut guru melaksanakan pengajaran dan membuat evaluasi atas proses dan hasil pengajaran yang telah dilaksanakan. Didalam pelaksanaan pengajaran tugas guru bukan hanya memberikan pelajaran, tetapi juga harus memberikan bimbingan belajar kepada siswa yang lambat agar perkembangannya sejajar dengan yang lain. Maka yang normal dan cepat belajar pun tetap memerlukan bimbingan dari guru agar ia mencapai perkembangan yang sesuai dengan kemampuannya.</span></div><div style="text-align: justify;"><span><br /></span></div><div style="text-align: justify;"><span>Dalam memberikan bimbingan belajar guru hendaknya memperhatikan beberapa prinsip:</span></div><div style="text-align: justify;"><span>1)<span class="Apple-tab-span" style="white-space:pre"> </span>Bimbingan belajar diberikan kepada semua siswa. Semua siswa baik yang pandai, cukup, ataupun kurang membutuhkan bimbingan dari guru, sebab secara potensial semua siswa bisa mempunyai masalah. Masalah yang dihadapi oleh siswa pandai berbeda dengan siswa cukup dan juga siswa kurang.</span></div><div style="text-align: justify;"><span>2)<span class="Apple-tab-span" style="white-space:pre"> </span>Sebelum memberikan bantuan, guru terlebih dahulu harus berusaha memahami kesulitan yang dihadapi siswa, meneliti faktor-faktor yang melatarbelakangi kesulitan tersebut. Setiap masalah atau kesulitan mempunyai latarbelakang tertentu yang berbeda dengan masalah lain atau pada siswa yang lainnya.</span></div><div style="text-align: justify;"><span>3)<span class="Apple-tab-span" style="white-space:pre"> </span>Bimbingan belajar yang diberikan guru hendaknya disesuaikan dengan masalah serta faktor-faktor yang melatarbelakanginya, bantuan hendaknya disesuaikan dengan jenis masalah serta tingkat kerumitan masalah.</span></div><div style="text-align: justify;"><span>4)<span class="Apple-tab-span" style="white-space:pre"> </span>Bimbingan belajar hendaknya menggunakan teknik yang bervariasi. Karena perbedaan individual siswa, perbedaan jenis dan kerumitan masalah yang dihadapi siswa, perbedaan individual guru serta kondisi sesaat, maka dalam memberikan bimbingan belajar guru hendaknya menggunakan teknik bimbingan yang bervariasi.</span></div><div style="text-align: justify;"><span>5)<span class="Apple-tab-span" style="white-space:pre"> </span>Dalam memberikan bimbingan belajar hendaknya guru bekerja sama dengan staf sekolah lain. Bimbingan belajar merupakan tanggung jawab semua guru serta staf sekolah lainnya. Agar bimbingan berjalan efektif dan efisien diperlukan kerjasama yang harmonis antara staf sekolah dalam membantu mengatasi kesulitan siswa.</span></div><div style="text-align: justify;"><span>6)<span class="Apple-tab-span" style="white-space:pre"> </span>Orang tua adalah pembimbing belajar siswa dirumah. Penanggung jawab utama siswa adalah orang tuanya. Karena keterbatasan kemampuannya, orang tua melimpahkan sebagian dari tanggung jawabnya kepada sekolah, tetapi tidak berarti mereka lepas sama sekali dari tanggung jawab tersebut. Orang tua dituntut untuk memberikan bimbingan belajar di rumah. Agar ada keserasian antara bimbingan belajar yang diberikan guru disekolah dengan orang tua dirumah maka diperlukan kerjasama antara kedua belah pihak.</span></div><div style="text-align: justify;"><span>7)<span class="Apple-tab-span" style="white-space:pre"> </span>Bimbingan belajar dapat diberikan dalam situasi belajar di kelas, di laboratorium dsb, ataupun dalam situasi-situasi khusus (konsultasi) baik di sekolah ataupun di luar sekolah. Bimbingan belajar diberikan pada saat pelajaran berlangsung, yaitu saat mengerjakan tugas-tugas atau latihan, saat diskusi kelas, praktikum dll. Bimbingan juga dapat diberikan diluar jam pelajaran, sebelum pelajaran dimulai, setelah pelajaran selesai atau sore hari, disekolah ataupun di rumah. </span></div><div style="font-family: Georgia, serif; font-size: 100%; font-style: normal; font-variant: normal; font-weight: normal; line-height: normal; "><br /></div>Junaidihttp://www.blogger.com/profile/14745638579221110463noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-1933574298976299407.post-27810180408476374882012-04-01T05:47:00.001-07:002012-04-01T05:49:55.137-07:00Peran Guru dalam Bimbingan Belajar<a href="http://2.bp.blogspot.com/-Eiaj8TlNVFI/T3hOyRs6teI/AAAAAAAABNI/t_FzDBNHU28/s1600/aku.jpg"><img style="float:left; margin:0 10px 10px 0;cursor:pointer; cursor:hand;width: 202px; height: 400px;" src="http://2.bp.blogspot.com/-Eiaj8TlNVFI/T3hOyRs6teI/AAAAAAAABNI/t_FzDBNHU28/s400/aku.jpg" border="0" alt="" id="BLOGGER_PHOTO_ID_5726413551853811170" /></a><div style="text-align: justify;"><span >Perkembangan ilmu dan teknologi yang disertai dengan perkembangan sosial budaya yang berlangsung dengan cepat dan dewasa ini, peranan guru telah meningkat dari sebagai pengajar menjadi pembimbing. Tugas dan tanggung jawab menjadi lebih meningkat terus, yang kedalamnya termasuk fungsi-fungsi guru sebagai perancang pengajaran (designer of instruction), pengelola pengajaran (manager of instruction), evaluator of student learning, motivator belajar, dan sebagai pembimbing.</span></div><div style="text-align: justify;"><span ><br /></span></div><div style="text-align: justify;"><span >Guru sebagai designer of instruction atau perancang pengajaran dituntut memiliki kemampuan untuk merencanakan (merancang) kegiatan belajar mengajar secara efektif dan efisien. Untuk itu seorang guru harus memiliki pengetahuan yang cukup memadai tentang prinsip-prinsip belajar sebagai suatu bahan dalam merencanakan kegiatan belajar mengajar.</span></div><div style="text-align: justify;"><span ><br /></span></div><div style="text-align: justify;"><span >Guru sebagai manajer of instruction (pengelola pengajaran), dituntut untuk memiliki kemampuan mengelola seluruh proses kegiatan belajar mengajar dengan menciptakan kondisi-kondisi belajar sedemikian rupa sehingga setiap murid dapat belajar dengan efektif dan efisien.</span></div><div><span >Sedangkan guru dengan fungsinya sebagai evaluator of student learning, dituntut untuk secara terus menerus mengikuti hasil-hasil (prestasi) belajar yang telah dicapai murid-muridnya dari waktu kewaktu.</span></div><div><span ><br /></span></div><div style="text-align: justify;"><span >Informasi yang diperoleh melalui cara ini merupakan umpan balik terhadap proses kegiatan belajar mengajar, yang selanjutnya akan dijadikan titik tolak untuk menyempurnakan serta meningkatkan proses belajar mengajar sehingga memperoleh hasil belajar yang optimal.</span></div><div style="text-align: justify;"><span ><br /></span></div><div style="text-align: justify;"><span >Guru sebagai pembimbing dituntut untuk mengadakan pendekatan bukan saja melalui pendekatan instruksional akan tetapi dibarengi dengan pendekatan yang bersifat pribadi dalam setiap proses belajar mengajar berlangsung. Dengan pendekatan pribadi semacam ini guru akan secara langsung mengenal dan memahami murid-muridnya secara lebih mendalam sehingga dapat memperoleh hasil yang optimal.</span></div><div style="text-align: justify;"><span ><br /></span></div><div style="text-align: justify;"><span >Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa guru sebagai pembimbing sekaligus berperan sebagai pembimbing dalam proses belajar mengajar. Sebagai pembimbing dalam belajar mengajar diharap mampu untuk:</span></div><div><span >1)<span class="Apple-tab-span" style="white-space:pre"> </span>Memberikan berbagai informasi yang diperlukan dalam proses belajar.</span></div><div><span >2)<span class="Apple-tab-span" style="white-space:pre"> </span>Membantu setiap siswa dalam mengatasi masalah-masalah pribadi yang dihadapi.</span></div><div><span >3)<span class="Apple-tab-span" style="white-space:pre"> </span>Mengevaluasi hasil setiap langkah kegiatan yang dilakukannya.</span></div><div><span >4)<span class="Apple-tab-span" style="white-space:pre"> </span>Memberikan kesempatan yang memadai agar setiap murid dapat belajar sesuai dengan karakteristik pribadi.</span></div><div><span >5)<span class="Apple-tab-span" style="white-space:pre"> </span>Mengenal dan memahami setiap murid, baik secara individual maupun secara kelompok.</span></div><div style="font-family: Georgia, serif; font-size: 100%; font-style: normal; font-variant: normal; font-weight: normal; line-height: normal; "><br /></div>Junaidihttp://www.blogger.com/profile/14745638579221110463noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-1933574298976299407.post-83409241013943464352012-04-01T05:42:00.001-07:002012-04-01T05:47:49.675-07:00Variabel Bebas<a href="http://4.bp.blogspot.com/-FSJa6CU7qqw/T3hOXuWHoUI/AAAAAAAABM8/gLXBffhTbUQ/s1600/djunaidi.jpg"><img style="float:left; margin:0 10px 10px 0;cursor:pointer; cursor:hand;width: 133px; height: 200px;" src="http://4.bp.blogspot.com/-FSJa6CU7qqw/T3hOXuWHoUI/AAAAAAAABM8/gLXBffhTbUQ/s200/djunaidi.jpg" border="0" alt="" id="BLOGGER_PHOTO_ID_5726413095686349122" /></a><div><span >Variabel bebas yang terkait dengan konsep Pengaruh Psikologis adalah:</span></div><div><span ><br /></span></div><div><span >a.<span class="Apple-tab-span" style="white-space:pre"> </span>Variabel Motivasi</span></div><div><span >Motivasi merupakan dorongan bagi seseorang untuk melakukan suatu tindakan untuk memenuhi kebutuhannya. Indikatornya adalah:</span></div><div><span >-<span class="Apple-tab-span" style="white-space:pre"> </span>Kebutuhan biogenik, merupakan motif alamiah (biologis), yaitu: rasa aman, kekuatan. </span></div><div><span >-<span class="Apple-tab-span" style="white-space:pre"> </span>Kebutuhan psikogenik, merupakan motif menghindari untuk tidak ditertawakan dan kehilangan muka, dan medapatkan kebanggaan diri (ego-defense motive), dan motif untuk menaikkan pengakuan orang lain, mempertahankan prestise (ego-bolstering motive). </span></div><div><span ><br /></span></div><div><span >b.<span class="Apple-tab-span" style="white-space:pre"> </span>Variabel Sikap</span></div><div><span >Sikap adalah suatu evaluasi kognitif (kesadaran), perasaan emosional (afektif), dan kecenderungan tindakan seseorang terhadap suatu obyek(konatif). Indikatornya adalah:</span></div><div><span >-<span class="Apple-tab-span" style="white-space:pre"> </span>kognitif (kesadaran), kesadaran dalam hal ini adalah kesadaran terhadap produk yang akan dibeli, baik untuk kandungan, fungsi/ manfaat dan kemasan produk. </span></div><div><span >-<span class="Apple-tab-span" style="white-space:pre"> </span>Avektif (perasaan), perasaan terhadap produk yang akan dibeli, baik perasaan tidak senang atau senang, ketidaktertarikan atau ketertarikan suatu produk.</span></div><div><span >-<span class="Apple-tab-span" style="white-space:pre"> </span>Konatif (Perilaku atau kesiapsiagaan untuk berperilaku).</span></div><div><span ><br /></span></div><div><span >Variabel bebas yang terkait dengan konsep sosial adalah kelompok referensi yaitu: orang yang dijadikan dasar penilaian seseorang atau sebagai sumber standar pribadi. Indikatornya adalah: (1) kelompok primer, yaitu keluarga ( istri atau suami, anak, kakak atau adik, dan paman atau bibi), teman, tetangga, dan rekan kerja; dan (2) kelompok sekunder yaitu kelompok keagamaan, profesi (tukang), kelompok asosiasi (kontraktor) & perdagangan (toko bahan bangunan/pengecer). </span></div><div><span ><br /></span></div><div><span >Variabel bebas yang terkait dengan konsep Marketing Mix adalah:</span></div><div><span >a.<span class="Apple-tab-span" style="white-space:pre"> </span>Variabel produk</span></div><div><span >Produk adalah segala sesuatu yang memiliki nilai di suatu pasar sasaran dimana kemampuannya dapat memberikan manfaat dan kepuasan. Adapun indikatornya adalah: produk inti, produk aktual (formal), dan produk tambahan.</span></div><div><span >b.<span class="Apple-tab-span" style="white-space:pre"> </span>Variabel harga</span></div><div><span >Harga adalah jumlah uang atau nilai yang ditukarkan konsumen terhadap barang atau jasa untuk mendapatkan manfaat. Indikatornya adalah: harga yang diharapkan dan harga yang dibayar.</span></div><div><span >c.<span class="Apple-tab-span" style="white-space:pre"> </span>Variabel Promosi</span></div><div><span >Promosi adalah bentuk komunikasi pemasaran, yang artinya adalah aktivitas pemasaran yang berusaha menyebarkan informasi, membujuk, dan mengingatkan pasar agar mau menerima, membeli, loyal pada produk yang ditawarkan oleh perusahaan. Indikator dari variabel promosi dalam penelitian adalah: iklan dan publisitas. </span></div><div><span >d.<span class="Apple-tab-span" style="white-space:pre"> </span>Variabel Distribusi</span></div><div><span >Distribusi adalah suatu kegiatan pemasaran yang berusaha untuk memperlancar dan mempermudah penyampaian barang dan jasa dari produsen kepada konsumen sehingga penggunaannya sesuai dengan keperluan (jenis, jumlah, harga, tempat, dan saat yang dibutuhkan). Indikator variabel distribusi adalah:</span></div><div><span >-<span class="Apple-tab-span" style="white-space:pre"> </span>Waktu untuk mendapatkan barang.</span></div><div><span >Lama atau pendeknya waktu yang digunakan oleh rumah tangga dalam memperoleh produk semen di toko bahan bangunan terdekat. </span></div><div><span >-<span class="Apple-tab-span" style="white-space:pre"> </span>Biaya untuk mendapatkan barang.</span></div><div><span >Biaya meliputi biaya keseluruhan yang dikeluarkan untuk mendapatkan produk.</span></div><div style="font-family: Georgia, serif; font-size: 100%; font-style: normal; font-variant: normal; font-weight: normal; line-height: normal; "><br /></div>Junaidihttp://www.blogger.com/profile/14745638579221110463noreply@blogger.com1tag:blogger.com,1999:blog-1933574298976299407.post-1450482901601473752012-03-10T17:45:00.001-08:002012-03-10T17:47:36.714-08:00Pengertian Pendidikan<a href="http://4.bp.blogspot.com/-HNAAqfGimNM/T1wEDs_3WDI/AAAAAAAABMI/2TXns2I6uNw/s1600/edite.jpg"><img style="float:left; margin:0 10px 10px 0;cursor:pointer; cursor:hand;width: 320px; height: 240px;" src="http://4.bp.blogspot.com/-HNAAqfGimNM/T1wEDs_3WDI/AAAAAAAABMI/2TXns2I6uNw/s320/edite.jpg" border="0" alt="" id="BLOGGER_PHOTO_ID_5718450088518834226" /></a><div style="text-align: justify;">Pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki kekuatan spiritual keagamaan, pengendalian diri, kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia, serta ketrampilan yang diperlukan dirinya, masyarakat, bangsa dan negara.</div><div style="text-align: justify;"><br /></div><div style="text-align: justify;"> Pendapat lain menyatakan bahwa pendidikan adalah “aktivitas dan usaha manusia untuk meningkatkan kepribadiannya dengan jalan membinan potensi- potensi kepribadiannya yaitu rohani (pikir, karsa, cipta dan budi pekerti) dan jasmani (panca indera serta ketrampilan-ketrampilan)”. </div><div style="text-align: justify;"><br /></div><div>Berdasarkan pengertian tersebut di atas dapat diambil kesimpulan bahwa pendidikan mempunyai unsur-unsur: </div><div><br /></div><div>1. Adanya usaha yang dilakukan dengan sadar </div><div>2. Adanya pendidikan dan peserta didik </div><div>3. Adanya tujuan, yaitu memberikan atau bimbingan terhadap pengembangan kepribadian dan potensi anak</div><div><br /></div>Junaidihttp://www.blogger.com/profile/14745638579221110463noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-1933574298976299407.post-11600393895096029332012-03-03T22:47:00.003-08:002012-03-03T22:52:40.981-08:00Pengertian Motifasi Belajar<a href="http://3.bp.blogspot.com/-CtrGWACtXOE/T1MQyPYpJOI/AAAAAAAABL8/qFEqzWErtUM/s1600/Prinsip%2BBelajar.jpg"><img style="float:left; margin:0 10px 10px 0;cursor:pointer; cursor:hand;width: 320px; height: 192px;" src="http://3.bp.blogspot.com/-CtrGWACtXOE/T1MQyPYpJOI/AAAAAAAABL8/qFEqzWErtUM/s320/Prinsip%2BBelajar.jpg" border="0" alt="" id="BLOGGER_PHOTO_ID_5715930807372686562" /></a><div style="font-style: normal; font-weight: normal; text-align: justify; ">Pada dasarnya motivasi adalah suatu usaha yang disadari untuk menggerakkan, menggarahkan dan menjaga tingkah laku seseorang agar ia terdorong untuk bertindak melakukan sesuatu sehingga mencapai hasil atau tujuan tertentu. Menurut Dimiyati (1999:21) “Motivasi adalah sebagai dorongan mental yang menggerakkan dan mengarahkan perilaku manusia, termasuk perilaku belajar”. Sedangkan menurut Purwanto (1996:60) “Motivasi adalah ‘pendorong’, Jadi motivasi belajar adalah kondisi psikologis yang mendorong siswa untuk belajar dengan senang dan belajar secara sungguh-sungguh, yang pada gilirannya akan terbentuk cara belajar siswa yang sistematis, penuh konsentrasi dan dapat menyeleksi kegiatan-kagiatannya.</div><div style="font-style: normal; font-weight: normal; text-align: justify; "><br /></div><div><b><i><a href="http://www.dspandanwangi.blogspot.com">Unsur-unsur motivasi belajar</a></i></b></div><div style="font-style: normal; font-weight: normal; ">Menurut Dimiyati dan Mudjiono (1994:89-92) ada beberapa faktor yang mempengaruhi motivasi belajar, yaitu:</div><div style="font-style: normal; font-weight: normal; "><br /></div><div style="font-style: normal; "><ul><li><span style="font-size: 100%; "><b> Cita-cita atau Aspirasi siswa</b></span></li></ul></div><div style="text-align: justify;font-style: normal; font-weight: normal; ">Cita-cita dapat berlangsung dalam waktu sangat lama, bahkan sepanjang hayat. Cita-cita siswa untuk ”menjadi seseorang” akan memperkuat semangat belajar dan mengarahkan pelaku belajar. Citacita akan memperkuat motivasi belajar intrinsik maupun ektrinsik sebab tercapainya suatu cita-cita akan mewujudkan aktualisasi diri.</div><div style="font-style: normal; font-weight: normal; "><br /></div><div style="font-style: normal; "><ul><li><span style="font-size: 100%; "><b> Kemampuan Belajar</b></span></li></ul></div><div style="text-align: justify;font-style: normal; font-weight: normal; ">Dalam belajar dibutuhkan berbagai kemampuan. Kemampuan ini meliputi beberapa aspek psikis yang terdapat dalam diri siswa. Misalnya pengamatan, perhatian, ingatan, daya pikir dan fantasi. Jadi siswa yang mempunyai kemampuan belajar tinggi, biasanya lebih termotivasi dalam belajar, karena siswa seperti itu lebih sering memperoleh sukses oleh karena kesuksesan memperkuat motivasinya.</div><div style="font-style: normal; "><ul><li><span style="font-size: 100%; "><b>Kondisi Jasmani dan Rohani Siswa</b></span></li></ul></div><div style="text-align: justify;font-style: normal; font-weight: normal; ">Siswa adalah makhluk yang terdiri dari kesatuan psikofisik. Jadi kondisi siswa yang mempengaruhi motivasi belajar disini berkaitan dengan kondisi fisik dan kondisi psikologis, tetapi biasanya guru lebih cepat melihat kondisi fisik, karena lebih jelas menunjukkan gejalanya dari pada kondisi psikologis. Misalnya siswa yang kelihatan lesu, mengantuk mungkin juga karena malam harinya bergadang atau juga sakit.</div><div style="font-style: normal; "><ul><li><span style="font-size: 100%; "><b>Kondisi Lingkungan Kelas</b></span></li></ul></div><div style="text-align: justify;font-style: normal; font-weight: normal; ">Kondisi lingkungan merupakan unsur-unsur yang datangnya dari luar diri siswa. Lingkungan siswa sebagaimana juga lingkungan individu pada umumnya ada tiga yaitu lingkungan keluarga, sekolah dan masyarakat. Jadi unsur-unsur yang mendukung atau menghambat kondisi lingkungan berasal dari ketiga lingkungan tersebut. Hal ini dapat dilakukan misalnya dengan cara guru harus berusaha mengelola kelas, menciptakan suasana belajar yang menyenangkan, menampilkan diri secara menarik dalam rangka membantu siswa termotivasi dalam belajar.</div><div style="font-style: normal; "><ul><li><span style="font-size: 100%; "><b> Unsur-unsur Dinamis Belajar</b></span></li></ul></div><div style="text-align: justify;font-style: normal; font-weight: normal; ">Unsur-unsur dinamis dalam belajar adalah unsur-unsur yang keberadaannya dalam proses belajar yang tidak stabil, kadang lemah dan bahkan hilang sama sekali.</div><div style="font-style: normal; "><ul><li><span style="font-size: 100%; "><b>Upaya Guru Membelajarkan Siswa</b></span></li></ul></div><div style="text-align: justify;font-style: normal; font-weight: normal; ">Upaya yang dimaksud disini adalah bagaimana guru mempersiapkan diri dalam membelajarkan siswa mulai dari penguasaan materi, cara menyampaikannya, menarik perhatian siswa</div><div style="font-style: normal; font-weight: normal; "><br /></div>Junaidihttp://www.blogger.com/profile/14745638579221110463noreply@blogger.com1tag:blogger.com,1999:blog-1933574298976299407.post-67968639500758250632012-03-03T22:32:00.002-08:002012-03-03T22:40:48.982-08:00Faktor - Faktor yang Mempengaruhi Prestasi Belajar<a href="http://4.bp.blogspot.com/-VwaZA02gqzY/T1MONWI1ayI/AAAAAAAABLw/5PkaYY0oKDI/s1600/BELAJAR%2BBARU.jpg"><img style="float:left; margin:0 10px 10px 0;cursor:pointer; cursor:hand;width: 320px; height: 192px;" src="http://4.bp.blogspot.com/-VwaZA02gqzY/T1MONWI1ayI/AAAAAAAABLw/5PkaYY0oKDI/s320/BELAJAR%2BBARU.jpg" border="0" alt="" id="BLOGGER_PHOTO_ID_5715927974507014946" /></a><div style="text-align: justify;"><span>Hasil belajar atau prestasi belajar siswa dapat diketahui melalui penilaian prestasi belajar atau rapor. Hasil belajar yang dicapai tiap-tiap anak tidaklah sama, hal ini disebabkan adanya beberapa faktor baik dari dalam diri anak (internal) dan dari luar diri siswa (eksternal) seperti yang dikemukakan oleh <a href="http://pandanwangi.tk/"><i>Slameto</i></a> (2003:54) meliputi dua faktor yaitu intern dan ekstern.</span></div><div style="text-align: justify;"><span><br /></span></div><div><span><b>1.<span class="Apple-tab-span" style="white-space:pre"> </span><a href="http://www.dspandanwangi.blogspot.com/">Faktor-faktor Intern</a></b><a href="http://www.dspandanwangi.blogspot.com/"> </a></span></div><div><span><br /></span></div><div><span>Faktor intern terdiri dari faktor psikologis yang meliputi intelegensi dan motif sebagai berikut.</span></div><div><ol><li style="text-align: justify;"><span style="font-family: Georgia, serif; ">Intelegensi adalah kecakapan yang terdiri dari 3 jenis yaitu kecakapan untuk menghadapi dan menyesuaikan kedalam situasi yang baru dengan cepat dan efektif, mengetahui atau menggunakan konsep-konsep yang abstrak secara efektif, mengetahui korelasi dan mempelajarinya dengan cepat. Intelegensi besar pengaruhnya terhadap kemajuan belajar. Dalam situasi yang sama, siswa yang mempunyai tingkat intelegensi tinggi akan lebih berhasil daripada yang mempunyai intelegensi yang rendah.</span></li><li style="text-align: justify;"><span style="font-family: Georgia, serif; ">Motif adalah daya penggerak di dalam diri orang melakukan aktivitas untuk mencapai tujuan. Motif akan berubah menjadi motivasi apabila motif sudah menjadi aktif pada saat-saat tertentu contohnya motivasi siswa dalam belajar. Motivasi belajar adalah keseluruhan daya penggerak psikis didalam diri siswa yang menimbulkan kegiatan belajar, menjamin kelangsungan kegiatan belajar dan memberikan arah pada kegiatan belajar itu demi mencapai suatu tujuan.</span></li></ol></div><div><span><b>2.<span class="Apple-tab-span" style="white-space:pre"> </span><a href="http://www.dspandanwangi.blogspot.com/">Faktor-Faktor Ekstern</a></b></span></div><div><span><b><br /></b></span></div><div><span>Faktor sekolah meliputi metode mengajar, alat pengPelajaran, dan keadaan gedung sebagai berikut.</span></div><div><ol><li style="text-align: justify;"><span style="font-family: Georgia, serif; ">Metode mengajar merupakan suatu cara atau jalan yang harus dilalui dalam proses belajar mengajar. Mengajar itu sendiri adalah menurut Karo adalah menyajikan bahan pelajaran oleh orang kepada orang lain agar orang lain itu menerima, menguasai, dan mengembangkannya. Didalam dunia pendidikan yang dimaksud dengan orang lain adalah siswa atau murid dan mahasiswa yang dalam proses belajar agar dapat menerima, menguasai dan lebih-lebih mengembangkan bahan pelajaran. Sedangkan metode yang digunakan dalam proses belajar mengajar akan mempengaruhi cara belajar siswa. Sehingga supaya siswa dapat belajar dengan baik, maka metode mengajar guru harus diusahakan secara tepat, efisien dan efektif.</span></li><li style="text-align: justify;"><span style="font-family: Georgia, serif; ">Alat pengajaran sangat erat hubungannya dengan cara belajar siswa, karena alat pelajaran yang dipakai oleh guru pada waktu mengajar dipakai pula oleh siswa untuk menerima bahan yang diajarkan. Alat pelajaran yang lengkap dan tepat akan memperlancar penerimaan bahan pelajaran yang diberikan kepada siswa. Jika siswa mudah menerima pelajaran dan menguasainya, maka belajar akan menjadi lebih giat dan lebih maju. Mengusahakan alat pelajaran yang baik dan lengkap adalah perlu agar guru dapat mengajar dengan baik sehingga siswa dapat menerima pelajaran dengan baik serta dapat belajar dengan baik pula.</span></li><li style="text-align: justify;"><span style="font-family: Georgia, serif; ">Keadaan gedung harus disesuaikan dengan jumlah siswa serta variasi karakteristik siswa yang masing-masing menuntut keadaan gedung harus memadai di dalam setiap kelas. Siswa bisa belajar dengan leluasa dan nyaman apabila mendapatkan sarana dan prasarana yang baik (Slameto, 2003:65)</span></li></ol></div><div><span>Berdasarkan uraian dari di atas, dapat disimpulkan bahwa prestasi belajar adalah hasil atau pencapaian yang diperoleh siswa dari aktivitas belajar yang dinyatakan dalam bentuk angka. Adapun indikator dari prestasi belajar adalah informasi verbal, ketrampilan intelek, strategi kognitif, ketrampilan motorik, dan sikap. Dalam penelitian ini prestasi belajar dipengaruhi oleh kondisi sosial ekonomi orangtua dan motivasi siswa.</span></div><div style="font-family: Georgia, serif; font-size: 100%; font-style: normal; font-variant: normal; font-weight: normal; line-height: normal; "><br /></div>Junaidihttp://www.blogger.com/profile/14745638579221110463noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-1933574298976299407.post-17454193410023754022012-03-03T00:39:00.002-08:002012-03-03T00:46:47.601-08:00Prestasi Belajar<a href="http://3.bp.blogspot.com/-rmIJOoYonyM/T1HZ0BRLhhI/AAAAAAAABLA/5MEUlvcTZHI/s1600/Dasar%2BPrestasi.jpg"><img style="float:left; margin:0 10px 10px 0;cursor:pointer; cursor:hand;width: 400px; height: 267px;" src="http://3.bp.blogspot.com/-rmIJOoYonyM/T1HZ0BRLhhI/AAAAAAAABLA/5MEUlvcTZHI/s400/Dasar%2BPrestasi.jpg" border="0" alt="" id="BLOGGER_PHOTO_ID_5715588889826788882" /></a><div style="text-align: left;"><span >Prestasi belajar merupakan suatu bentuk pengakuan terhadap hasil belajar. Suatu hasil belajar dapat dikategorikan memiliki prestasi jika hasil belajar sesuai dengan tujuan pembelajaran. Gagne dalam bukunya <a href="http://www.dspandanwangi.blogspot.com"><i><b>Nana Sudjana</b></i></a>, (2005: 22) membagi lima macam hasil belajar, yaitu invormasi verbal, ketrampilan intelektual, strategi kognitif, sikap dan ketrampilan motoris. Konsep Gagne pada dasarnya sesuai dengan konsep taksonomi Bloom, yaitu kognitif, afektif, dan psikomotorik. </span></div><div style="text-align: justify;"><span ><br /></span></div><div style="text-align: justify;"><span >Belajar afektif berhubungan dengan sikap dan nilai. Dalam masyarakat pada umumnya berkembang asumsi bahwa ranah afektif tidak dapat diukur, namun beberapa ahli menyatakan bahwa sikap seseorang dapat diramalkan perubahannya, bila seseorang telah memiliki penguasaan kognitif tingkat tinggi. </span></div><div style="text-align: justify;"><span ><br /></span></div><div><span ><a href="http://www.junaardas.blogspot.com"><i><b>Nana Sudjana</b></i></a> (2005, 30) mengkategorikan lima jenis hasil belajar afektif, yaitu:</span></div><div><span ><br /></span></div><div><span >1.<span class="Apple-tab-span" style="white-space:pre"> </span>Reciving atau attending yang berupa kepekaan dalam menerima stimulan dari luar yang <span class="Apple-tab-span" style="white-space:pre"> </span>berbentuk masalah, situasi, gejala dan lain-lain.</span></div><div><span >2.<span class="Apple-tab-span" style="white-space:pre"> </span>Responding, berupa reaksi yang diberikan terhadap stimulan dari luar seperti perasaan, <span class="Apple-tab-span" style="white-space:pre"> </span>ketepatan reaksi, dan kepuasan dalam menjawab stimulan.</span></div><div><span >3.<span class="Apple-tab-span" style="white-space:pre"> </span>Valuing (penilaian) berhubungan dengan nilai dan kepercayaan terhadap gejala dan stimulus <span class="Apple-tab-span" style="white-space:pre"> </span>seperti penerimaan terhadap nilai atau kesepakatan terhadap nilai.</span></div><div><span >4.<span class="Apple-tab-span" style="white-space:pre"> </span>Organisasi, berupa pengembangan nilai ke dalam satu sistem organisasi seperti konsep <span class="Apple-tab-span" style="white-space:pre"> </span>tentang nilai maupun organisasi nilai.</span></div><div><span >5.<span class="Apple-tab-span" style="white-space:pre"> </span>Karakteristik nilai atau internalisasi nilai, yaitu perpaduan sistem nilai yang mempengaruhi <span class="Apple-tab-span" style="white-space:pre"> </span>terhadap kepribadian dan perilakunya.</span></div><div><span ><br /></span></div><div style="text-align: justify;"><span >Hasil belajar <a href="http://www.junasakti.blogspot.com"><i><b>psikomotori</b></i></a>k tampak dalam bentuk skill dan aktivitas siswa. Menurut Nana Sudjana (2005, 31) hasil belajar psikomotorik merupakan tahap kelanjutan dari belajar afektif, sehingga aktivitas yang muncul merupakan kelanjutan dari sikap (afektif) seperti segera memasuki kelas saat guru datang, mencatat bahan pelajaran, membaca buku referensi, latihan mengerjakan soal, mampu bergaul dan lain sebagainya. </span></div><div><span ><br /></span></div><div><span >Tentang penilaian prestasi belajar di kelompokkan menjadi tiga adalah sebagai berikut:</span></div><div><span >1)<span class="Apple-tab-span" style="white-space:pre"> </span>Dasar psikologis</span></div><div style="text-align: justify;"><span >Didalam tiap usaha manusia pada umumnya selalu dibutuhkan penilaian terhadap usaha-usaha yang telah dilakukan, yang berguna sebagai bahan orientasi untuk mengahadapi usaha-usaha yang lebih jauh secara psikologis. Setiap orang selalu butuh mengetahui sampai sejauh manakah dia berjalan menuju kepada tujuan yang ingin atau yang harus dicapai.</span></div><div style="text-align: justify;"><span ><br /></span></div><div><span >2)<span class="Apple-tab-span" style="white-space:pre"> </span>Dasar didaktis</span></div><div><span >Mengenai dasar ini dapat ditinjau dari dua segi, yaitu:</span></div><div style="text-align: justify;"><span >a)<span class="Apple-tab-span" style="white-space:pre"> </span>Ditinjau dari segi anak didik, pengetahuan akan kemajuan-kemajuan yang telah dicapai <span class="Apple-tab-span" style="white-space:pre"> </span>pada umumnya berpengaruh pada pekerjaan artinya menyebabkan prestasi belajar yang <span class="Apple-tab-span" style="white-space:pre"> </span>selanjutnya itu lebih baik.</span></div><div style="text-align: justify;"><span >b)<span class="Apple-tab-span" style="white-space:pre"> </span>Dipandang dari segi guru, dengan menilai hasil atau kemajuan murid-muridnya, sebenarnya <span class="Apple-tab-span" style="white-space:pre"> </span>guru tidak hanya menilai hasil usaha muridnya saja. Tetapi sekaligus ia juga menilai hasil-<span class="Apple-tab-span" style="white-space:pre"> </span>hasil usaha sendiri, dengan mengetahui hasil-hasil usaha muridnya itu guru menjadi tahu <span class="Apple-tab-span" style="white-space:pre"> </span>seberapa jauh dan dalam hal mana dia berhasil serta dalam hal mana dia gagal.</span></div><div style="text-align: justify;"><span ><br /></span></div><div style="text-align: justify;"></div><div><span >3)<span class="Apple-tab-span" style="white-space:pre"> </span>Dasar administratif</span></div><div style="text-align: justify;"><span ><span class="Apple-tab-span" style="white-space:pre"> </span>Orang menilai hasil pendidikan itu juga mempunyai dasar administratif, dengan adanya <span class="Apple-tab-span" style="white-space:pre"> </span>penilaian yang rumusnya berwujud raport maka dapat dipenuhi berbagai kebutuhan <span class="Apple-tab-span" style="white-space:pre"> </span>administratif. Dengan demikian penilaian merupakan bagian yang terpenting dari proses <span class="Apple-tab-span" style="white-space:pre"> </span>belajar mengajar, penilaian itu bermanfaat bagi guru karena dapat membantu menjawab <span class="Apple-tab-span" style="white-space:pre"> </span>masalah-masalah penting mengenai siswanya dalam prosedur mengajarnya bahkan <span class="Apple-tab-span" style="white-space:pre"> </span>memberikan inti laporan tentang kemajuan murid-muridnya terhadap orang tua mereka <span class="Apple-tab-span" style="white-space:pre"> </span>masing-masing. </span></div><div style="font-family: Georgia, serif; font-size: 100%; font-style: normal; font-variant: normal; font-weight: normal; line-height: normal; "><br /></div>Junaidihttp://www.blogger.com/profile/14745638579221110463noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-1933574298976299407.post-60729720075750405272012-03-03T00:22:00.004-08:002012-03-03T00:34:49.777-08:00Faktor - Faktor yang Mempengaruhi Prestasi Belajar<a href="http://2.bp.blogspot.com/-wHCYD7W73yc/T1HXJ92jWbI/AAAAAAAABK0/gra8yK7FaQU/s1600/Prestasi%2BBelajar%2B%25282%2529.jpg"><img style="float:left; margin:0 10px 10px 0;cursor:pointer; cursor:hand;width: 320px; height: 214px;" src="http://2.bp.blogspot.com/-wHCYD7W73yc/T1HXJ92jWbI/AAAAAAAABK0/gra8yK7FaQU/s320/Prestasi%2BBelajar%2B%25282%2529.jpg" border="0" alt="" id="BLOGGER_PHOTO_ID_5715585968332036530" /></a><div style="text-align: justify;"><span >Prestasi belajar yang dicapai seseorang merupakan hasil interaksi berbagai faktor yang mempengaruhinya baik dari dalam diri (faktor internal) maupun dari luar diri (faktor eksternal) individu. Pengenalan terhadap faktor-faktor yang mempengaruhi prestasi belajar penting sekali artinya dalam rangka membantu murid dalam mencapai prestasi belajar yang sebaik-baiknya.</span></div><div><span >Yang tergolong faktor internal adalah:</span></div><div><span ><br /></span></div><div style="text-align: justify;"><span ><b>1)</b><span class="Apple-tab-span" style="white-space:pre"> </span>Faktor Biologis (<a href="http://www.junasakti.blogspot.com/"><i><b>jasmaniah</b></i></a>) faktor biologis meliputi segala hal yang berhubungan dengan keadaan fisik atau jasmani individu yang bersangkutan. Keadaan jasmani yang perlu diperhatikan sehubungan dengan faktor biologis ini di antaranya sebagai berikut.</span></div><div style="text-align: justify;"><span ><br /></span></div><div><span ><i>a) Kondisi fisik yang normal. </i></span></div><div style="text-align: justify;"><span >Kondisi fisik yang normal atau tidak memilki cacat sejak dalam kandungan sangat menentukan keberhasilan belajar seseorang. Kondisi fisik yang normal ini terutama harus meliputi keadaan otak, panca-indra, anggota tubuh seperti tangan dan kaki, dan organ tubuh bagian dalam yang akan menentukan kondisi kesehatan seseorang.</span></div><div style="text-align: justify;"><span ><span class="Apple-tab-span" style="white-space:pre"> </span>Sekolah-sekolah umum biasanya keadaan fisik yang tidak normal jarang sekali menjadi masalah atau hambatan utama dalam belajar. Hal ini karena penerimaan murid disekolah umum itu telah diseleksi sedemikian rupa, sehingga murid yang diterima umumnya adalah mereka yang memiliki kondisi mental dan fisik yang normal.</span></div><div style="text-align: justify;"><span ><br /></span></div><div><span ><i>b) Kondisi Kesehatan Fisik</i></span></div><div style="text-align: justify;"><span >Bagaimana kondisi kesehatan fisik yang sehat dan segar (fit) sangat mempengaruhi keberhasilan belajar seseorang. Namun demikian di dalam menjaga kesehatan fisik, ada beberapa hal yang sangat diperlukan. Hal-hal tersebut diantaranya adalah makan dan minum harus teratur serta memenuhi persyaratan kesehatan, olahraga secukupnya, dan istirahat yang cukup.</span></div><div><span ><br /></span></div><div><span ><b>2)</b><span class="Apple-tab-span" style="white-space:pre"> </span>Faktor Psikologis (rohaniah) Faktor psikologis yang mempengaruhi keberhasilan belajar ini meliputi segala hal yang berkaitan dengan kondisi mental seseorang. Kondisi mental yang dapat menunjang keberhasilan belajar adalah kondisi mental yang mantap dan stabil. Kondisi mental yang mantap dan stabil ini tampak dalam bentuk sikap mental yang positif dalam menghadapi segala hal, terutama hal-hal yang berkaitan dalam proses belajar. Faktor psikologis ini meliputi hal-hal sebagai berikut.</span></div><div><span ><br /></span></div><div><span ><i>a) Intelegensi</i></span></div><div style="text-align: justify;"><span ><span class="Apple-tab-span" style="white-space:pre"> </span>Intelegensi atau tingkat kecerdasan dasar seseorang memang berpengaruh besar terhadap keberhasilan belajar seseorang. Seseorang yang mempunyai intelegensi jauh dibawah normal akan sulit diharapkan untuk mencapai prestasi yang tinggi dalam proses belajar. Sangat perlu dipahami bahwa intelegensi itu bukan merupakan satu-satunya faktor penentu keberhasilan belajar seseorang, Intelegensi itu hanya merupakan salah satu faktor dari sekian banyak faktor.</span></div><div style="text-align: justify;"><span ><br /></span></div><div style="text-align: justify;"><span >Disekolah-sekolah umum masalah kegagalan belajar yang disebabkan intelegensi yang rendah, tidak banyak dijumpai kecuali jika seleksi penerimaan siswa disekolah tersebut tidak dilakukan dengan baik. Masalah belajar yang lebih sering terjadi disekolah-sekolah umum justru sebaliknya, yaitu tidak sedikit siswa yang intelegensinya normal atau bahkan diatas rata-rata tetapi prestasi belajarnya rendah. Jelas hal ini membuktikan bahwa seseorang yang intelegensinya tinggi tidak akan bisa mencapai prestasi belajar yang baik jika tidak ditunjang faktor-faktor lain yang juga menentukan keberhasilan belajar seperti kemauan, kerajinan, waktu atau kesempatan, dan fasilitas belajar.</span></div><div style="text-align: justify;"><span ><br /></span></div><div><span ><span class="Apple-tab-span" style="white-space:pre"> </span><i>b) Kemauan</i></span></div><div style="text-align: justify;"><span ><span class="Apple-tab-span" style="white-space:pre"> </span>kemauan dapat dikatakan sebagai faktor utama penentu keberhasilan belajar seseorang. Lebih dari itu, dapat dikatakan kemauan merupakan pengerak utama yang menentukan keberhasilan seseorang dalam setiap segi kehidupannya. Bagaimanapun baiknya proses belajar yang dilakukan seseorang, hasilnya akan kurang memuaskan jika orang tersebut tidak mempunyai kemauan yang keras. Hal ini disebabkan kemauan itu berpengaruh langsung terhadap berbagai faktor lain, seperti daya konsentrasi, perhatian, kerajinan, penemuan suatu metode belajar yang tepat, dan ketabahan dalam menghadapi kesulitan belajar.</span></div><div style="text-align: justify;"><span ><br /></span></div><div><span ><span class="Apple-tab-span" style="white-space:pre"> </span><i>c) Bakat</i></span></div><div style="text-align: justify;"><span ><span class="Apple-tab-span" style="white-space:pre"> </span>Bakat memang merupakan salah satu faktor yang dapat menunjang keberhasilan belajar seseorang dalam suatu bidang tertentu. Perlu diketahui bahwa biasanya bakat itu bukan menentukan mampu atau tidaknya seseorang dalam suatu bidang, melainkan lebih banyak menentukan tinggi rendahnya kemampuan seseorang dalam suatu bidang.</span></div><div style="text-align: justify;"><span ><br /></span></div><div><span ><span class="Apple-tab-span" style="white-space:pre"> </span><i>d) Daya Ingat</i></span></div><div><span ><span class="Apple-tab-span" style="white-space:pre"> </span>Daya ingat sangat mempengaruhi keberhasilan belajar seseorang, karena sangat mudah dimengerti. Tahap-tahap tentang proses mengingat yaitu melalui tahap:</span></div><div><span ><br /></span></div><div><span >1)<span class="Apple-tab-span" style="white-space:pre"> </span>Mencamkan (memasukkan) kesan</span></div><div><span >2)<span class="Apple-tab-span" style="white-space:pre"> </span>Menyimpan kesan</span></div><div><span >3)<span class="Apple-tab-span" style="white-space:pre"> </span>Memproduksi (mengeluarkan kembali) kesan.</span></div><div><span ><br /></span></div><div style="text-align: justify;"><span >Karena itu, daya ingat dapat didefinisikan sebagai daya jiwa untuk memasukkan, menyimpan, dan mengeluarkan kembali suatu kesan. Pengertian kesan disini adalah gambaran yang tertinggal di dalam jiwa atau pikiran setelah kita melakukan pengamatan.</span></div><div><span >Yang tergolong faktor eksternal yaitu:</span></div><div><span ><br /></span></div><div><span ><i>1)<span class="Apple-tab-span" style="white-space:pre"> </span>Faktor Lingkungan Keluarga</i></span></div><div><span >Faktor lingkungan rumah atau keluarga ini merupakan lingkungan pertama dan utama dalam menentukan perkembangan pendidikan seseorang, dan tentu saja merupakan faktor pertama dan utama pula dalam menentukan keberhasilan belajar seseorang. Kondisi lingkungan keluarga yang sangat menentukan keberhasilan belajar seseorang diantaranya ialah adanya hubungan yang harmonis diantara sesama anggota keluarga, tersedianya tempat dan peralatan belajar yang cukup memadai, keadaan ekonomi keluarga yang cukup memadai, suasana lingkungan rumah yang cukup tenang, adanya perhatian yang besar dari orang rua terhadap perkembangan proses belajar dan pendidikan anak-anaknya.</span></div><div><span ><br /></span></div><div><span ><i>2)<span class="Apple-tab-span" style="white-space:pre"> </span>Faktor Lingkungan sekolah</i></span></div><div style="text-align: justify;"><span >Satu hal yang paling mutlak harus ada disekolah untuk menunjang keberhasilan belajar adalah adanya tata tertib dan disiplin yang ditegakkan secara konsekuen dan konsisten. Disiplin tersebut harus ditegakkan secara menyeluruh dari pimpinan sekolah yang bersangkutan, para guru, para siswa, sampai karyawan sekolah lainnya. Dengan cara seperti inilah proses belajar akan dapat berjalan dengan baik. </span></div><div style="text-align: justify;"><span ><br /></span></div><div style="text-align: justify;"><span >Kondisi lingkungan sekolah juga dapat mempengaruhi kondisi belajar antara lain adalah adanya guru yang baik dalam jumlah yang cukup memadai sesuai dengan jumlah bidang studi yang ditentukan, peralatan belajar yang cukup lengkap, gedung sekolah yang memenuhi persyaratan bagi berlangsungnya proses belajar yang baik, adanya teman yang baik, adanya keharmonisan hubungan diantara semua personil sekolah.</span></div><div style="text-align: justify;"><span ><br /></span></div><div><span ><i>3) Faktor Lingkungan Masyarakat</i></span></div><div style="text-align: justify;"><span style="font-family: Georgia, serif; ">Lingkungan atau tempat tertentu yang dapat menunjang keberhasilan belajar diantaranya adalah lembaga-lembaga pendidikan nonformal yang melaksanakan kursus-kursus tertentu, misalnya kursus bahasa asing, keterampilan tertentu, bimbingan tes, kursus belajar tambahan yang menunjang keberhasilan belajar disekolah, sanggar organisasi keagamaan.</span></div><div style="text-align: justify;"><span style="font-family: Georgia, serif; "><br /></span></div><div style="text-align: justify;"><span >Lingkungan atau tempat tertentu yang dapat menghambat keberhasilan belajar antara lain adalah tempat hiburan tertentu yang banyak dikunjungi orang yang lebih mengutamakan kesenangan atau hura-hura seperti diskotik, bioskop, pusat-pusat perbelanjaan yang meransang kecenderungan konsumerisme, dan tempat-tempat hiburan lainnya yang memungkinkan orang dapat melakukan perbuatan maksiat seperti judi, mabuk-mabukan, penyalahgunaan zat atau obat. </span><span style="font-family: Georgia, serif; ">Untuk mengatasi hal ini, kiranya peranan pendidikan dirumah dan disekolah harus lebih ditingkatkan untuk mengimbangi pesatnya perkembangan lingkungan masyarakat itu sendiri.</span></div><div style="text-align: justify;"><span style="font-family: Georgia, serif; "><br /></span></div><div><span > <i>4) <span class="Apple-tab-span" style="white-space:pre"> </span>Faktor Waktu</i></span></div><div style="text-align: justify;"><span >Bahwa waktu (kesempatan) memang berpengaruh terhadap keberhasilan belajar seseorang. Sebenarnya yang sering menjadi masalah bagi siswa bukan ada atau tidak adanya waktu, melainkan bisa atau tidaknya mengatur waktu yang tersedia untuk belajar. Selain itu masalah yang perlu diperhatikan adalah bagaimana mencari dan menggunakan waktu dengan sebaik-baiknya agar disatu sisi siswa dapat menggunakan waktunya untuk belajar dengan baik dan disisi lain mereka juga dapat melakukan kegiatan-kegiatan yang bersifat hiburan atau rekreasi yang sangat bermanfaat pula untuk menyegarkan pikiran.</span></div><div style="text-align: justify;"><span ><br /></span></div><div style="text-align: justify;"><span >Adanya keseimbangan antara kegiatan belajar dan kegiatan yang bersifat hiburan atau rekreasi itu sangat perlu. Tujuannya agar selain dapat meraih prestasi belajar yang maksimal, siswa juga tidak dihinggapi kejenuhan dan kelelahan pikiran yang berlebihan serta merugikan </span></div><div><span >Dari sekian banyak faktor yang mempengaruhi prestasi belajar, dapat digolongkan menjadi tiga macam, yaitu:</span></div><div><span ><br /></span></div><div><span ><i>1) Faktor-faktor stimulus belajar.</i></span></div><div style="text-align: justify;"><span >Stimulus belajar disini yaitu segala hal diluar individu itu untuk mengadakan reaksi atau perbuatan belajar. Stimulus dalam hal ini mencakup material, penugasan, serta suasana lingkungan eksternal yang harus diterima dan dipelajari oleh pelajar. Berikut ini dikemukakan beberapa hal yang berhubungan dengan faktor-faktor stimulus belajar.</span></div><div style="text-align: justify;"><span ><br /></span></div><div><span >a) Panjangnya bahan pelajaran</span></div><div><span >b) Kesulitan bahan pelajaran</span></div><div><span >c) Berartinya bahan pelajaran</span></div><div><span >d) Berat ringanya tugas</span></div><div><span >e) Suasana lingkungan eksternal.</span></div><div><span ><br /></span></div><div><span ><i>2) Faktor-faktor metode belajar.</i></span></div><div style="text-align: justify;"><span >Metode belajar yang dilakukan oleh guru sangat mempengaruhi metode belajar yang dipakai oleh pelajar. Dengan perkataan lain, metode yang dipakai oleh guru menimbulkan perbedaan yang berarti bagi proses belajar. Faktor-faktor metode belajar menyangkut hal-hal berikut ini</span></div><div><span ><span class="Apple-tab-span" style="white-space:pre"> </span>a) Kegiatan berlatih atau praktik.</span></div><div><span ><span class="Apple-tab-span" style="white-space:pre"> </span>b) Overlearning dan drill.</span></div><div><span ><span class="Apple-tab-span" style="white-space:pre"> </span>c) Resitasi selama belajar.</span></div><div><span ><span class="Apple-tab-span" style="white-space:pre"> </span>d) pengenalan tentang hasil-hasil belajar.</span></div><div><span ><span class="Apple-tab-span" style="white-space:pre"> </span>e) Belajar dengan keseluruhan dan dengan bagian-bagian.</span></div><div><span ><span class="Apple-tab-span" style="white-space:pre"> </span>f) Penggunaan modalitas indra.</span></div><div><span ><span class="Apple-tab-span" style="white-space:pre"> </span>g) Bimbingan dalam belajar.</span></div><div><span ><span class="Apple-tab-span" style="white-space:pre"> </span>h) Kondisi-kondisi insentif.</span></div><div><span ><br /></span></div><div><span ><i>3) Faktor-faktor individual.</i> </span></div><div><span >a) Kematangan.</span></div><div><span >b) Faktor usia kronologis.</span></div><div><span >c) Faktor perbedaan jenis kelamin.</span></div><div><span >d) Pengalaman sebelumnya.</span></div><div><span >e) Kapasitas mental.</span></div><div><span >f) Kondisi kesehatan jasmani.</span></div><div><span >g) Kondisi kesehatan rohani.</span></div><div><span >h) Motivasi (<a href="http://www.dspandanwangi.blogspot.com/"><b><i>Abu Ahmadi dan Widodo Supriyono</i></b></a>, 2004: 138-146).</span></div><div style="font-family: Georgia, serif; font-size: 100%; font-style: normal; font-variant: normal; font-weight: normal; line-height: normal; "><br /></div>Junaidihttp://www.blogger.com/profile/14745638579221110463noreply@blogger.com1tag:blogger.com,1999:blog-1933574298976299407.post-3815619589508106692012-03-02T23:44:00.003-08:002012-03-03T00:15:26.145-08:00Pengertian Prestasi Belajar<a href="http://1.bp.blogspot.com/-BJP2-cJeZLc/T1HSIZgYKkI/AAAAAAAABKo/Mrr4RK4LCsM/s1600/prestasi%2Bbelajar.jpg"><img style="float:left; margin:0 10px 10px 0;cursor:pointer; cursor:hand;width: 320px; height: 214px;" src="http://1.bp.blogspot.com/-BJP2-cJeZLc/T1HSIZgYKkI/AAAAAAAABKo/Mrr4RK4LCsM/s320/prestasi%2Bbelajar.jpg" border="0" alt="" id="BLOGGER_PHOTO_ID_5715580443837344322" /></a><div style="text-align: justify; ">Pengertian Prestasi menurut Kamus Besar <a href="http://www.dspandanwangi.blogspot.com/"><b>Bahasa Indonesia</b></a> adalah hasil yang telah dicapai dari apa yang telah dilakukan, dikerjakan, diusahakan dan sebagainya. Hasil ini dapat dinyatakan dengan kuantitatif dan kualitatif. Hasil kuantitatif adalah hasil yang dinyatakan dengan angka. Sedangkan hasil kualitatif adalah hasil yang dinyatakan dengan kata-kata, seperti baik, cukup, sedang, kurang, dan lain-lain. </div><div style="font-weight: normal; text-align: justify; "><br /></div><div style="text-align: justify; "><a href="http://www.dspandanwangi.blogspot.com/"><b>Menurut Winkel</b></a> (1984: 21). Prestasi adalah bukti usaha yang dapat dicapai. Sedangkan menurut Oemar Hamalik (1990: 21) Prestasi adalah bentuk pertumbuhan atau perubahan dalam diri seseorang yang dinyatakan dalam cara-cara tingkah laku yang baru, berkat pengalaman dan latihan.</div><div style="font-weight: normal; text-align: justify; "><br /></div><div style="text-align: justify; ">Sedangkan yang dimaksud dengan <a href="http://www.dspandanwangi.blogspot.com/"><b>berprestasi</b></a> adalah apabila anak mencapai hasil yang maksimal dari apa yang telah dilakukan sebelumnya. Apabila kita hubungkan dengan kegiatan belajar anak dengan pengertian tersebut diatas, maka prestasi merupakan kecakapan khusus dan nyata yang dicapai secara maksimal sebagai hasil yang dicapai dari belajar.</div><div style="font-weight: normal; text-align: justify; "><br /></div><div style="font-weight: normal; text-align: justify; ">Sebagai ukuran untuk mengetahui seberapa jauh siswa telah menguasai bahan materi yang telah diberikan, adalah salah satunya lewat penilaian hasil belajar yang diwujudkan dalam bentuk raport, dengan raport tersebut maka akan bisa diketahui tentang prestasi belajar yang diraih oleh siswa.</div><div style="font-weight: normal; text-align: justify; "><br /></div><div style="font-weight: normal; text-align: justify; ">Masalah prestasi belajar merupakan masalah yang komplek, banyak faktor yang mempengaruhi. Faktor-faktor itu dapat berasal dari anak itu sendiri (internal), misalnya bagaimana intelegensinya, minat, bakat dan sebagainya. Maupun yang berasal dari luar diri anak (eksternal) yaitu faktor yang berasal dari keluarga, sekolah, masyarakat, dan waktu. Setiap kegiatan sudah barang tentu ada faktor-faktor yang mempengaruhinya tentunya faktor-faktor tersebut ada yang bersifat mendorong dan menghambat.</div><div style="font-weight: normal; text-align: justify; "><br /></div><div style="font-weight: normal; text-align: justify; "><span class="Apple-tab-span" style="white-space:pre"> </span>Prestasi belajar adalah hasil yang dicapai atau ditunjukkan oleh murid sebagai hasil belajarnya baik berupa angka atau huruf serta tindakan yang mencerminkan hasil belajar yang dicapai masing-masing anak dalam perilaku tertentu. </div><div style="font-weight: normal; text-align: justify; "><br /></div><div style="font-weight: normal; text-align: justify; "><span class="Apple-tab-span" style="white-space:pre"> </span>Aktivitas belajar dapat dikatakan berhasil dengan baik apabila perubahan yang diharapkan tersebut tercapai pada waktu yang ditentukan, sehingga evaluasi belajar merupakan keharusan untuk dilaksanakan secara bertahap hingga akhir dari proses belajar itu dapat mengetahui taraf keberhasilan siswa. Sehingga untuk mempermudah dalam mengistilahkan pengertian identik dengan nilai belajar, yaitu suatu nilai yang diberikan guru pada siswanya karena siswa melakukan suatu kegiatan sebagaimana yang telah diprogramkan dalam proses belajar-mengajar diadakan. </div><div style="font-weight: normal; text-align: justify; "><br /></div><div style="text-align: justify; ">Sehingga untuk mempermudah dalam mengistilahkan dengan “<a href="http://www.junasakti.blogspot.com/"><b>nilai belajar</b></a>”, yaitu suatu nilai yang diberikan guru kepada siswanya karena siswanya melakukan suatu kegiatan sebagaimana yang telah diprogramkan dalam proses belajar mengajar yang diadakan, nilai disini dimaksudkan nilai raport siswa.</div><div style="font-weight: normal; text-align: justify; "><br /></div><div style="font-weight: normal; text-align: justify; ">Berdasarkan pengertian diatas untuk sementara dapat disimpulkan bahwa prestasi belajar merupakan ukuran keberhasilan peserta didik di dalam melakukan kegiatan belajar. Prestasi belajar dapat diperoleh dengan perangkat tes dan hasil tes yang akan memberikan informasi-informasi tentang apa yang dikuasai oleh peserta didik. Peserta didik dapat dikatakan berhasil dalam belajar apabila prestasi yang diperoleh menunjukkan nilai yang tinggi atau sesuai dengan target yang dirumuskan dalam tujuan pembelajaran. Prestasi belajar dapat dilihat pada hasil evaluasi, sedangkan evaluasi yang dimaksud untuk mengetahui sejauh mana siswa menguasai berbagai hal yang pernah diajarkan sehingga dapat diperoleh gambaran tentang pencapaian program pendidikan secara menyeluruh.</div>Junaidihttp://www.blogger.com/profile/14745638579221110463noreply@blogger.com2tag:blogger.com,1999:blog-1933574298976299407.post-84763382778189395622012-03-02T23:24:00.001-08:002012-03-02T23:42:24.219-08:00Prinsip - Prinsip Bimbingan Belajar<a href="http://2.bp.blogspot.com/-U05LWFeLYcw/T1HK2Gj-qgI/AAAAAAAABKc/8e-gSAKXDRM/s1600/Proses%2BBelajar.jpg"><img style="float:left; margin:0 10px 10px 0;cursor:pointer; cursor:hand;width: 320px; height: 214px;" src="http://2.bp.blogspot.com/-U05LWFeLYcw/T1HK2Gj-qgI/AAAAAAAABKc/8e-gSAKXDRM/s320/Proses%2BBelajar.jpg" border="0" alt="" id="BLOGGER_PHOTO_ID_5715572432933136898" /></a><div style="text-align: justify;"><span >Tugas guru <a href="http://www.dspandanwangi.blogspot.com">disekolah</a> banyak sekali, ia harus membuat perencanaan pengajaran yang sistematis, terinci untuk setiap pelajaran yang ia berikan. Berdasarkan rencana tersebut guru melaksanakan pengajaran dan membuat evaluasi atas proses dan hasil pengajaran yang telah dilaksanakan. Didalam pelaksanaan pengajaran tugas guru bukan hanya memberikan pelajaran, tetapi juga harus memberikan bimbingan belajar kepada siswa yang lambat agar perkembangannya sejajar dengan yang lain. Maka yang normal dan cepat belajar pun tetap memerlukan bimbingan dari guru agar ia mencapai perkembangan yang sesuai dengan kemampuannya.</span></div><div style="text-align: justify;"><span ><br /></span></div><div><span >Dalam memberikan bimbingan belajar guru hendaknya <a href="http://www.dspandanwangi.blogspot.com">memperhatikan</a> beberapa prinsip:</span></div><div><span ><br /></span></div><div style="text-align: justify;"><ol><li><span style="font-family: Georgia, serif; ">Bimbingan belajar diberikan kepada semua siswa. Semua siswa baik yang pandai, cukup, ataupun kurang membutuhkan bimbingan dari guru, sebab secara potensial semua siswa bisa mempunyai masalah. Masalah yang dihadapi oleh siswa pandai berbeda dengan siswa cukup dan juga siswa kurang.</span></li><li><span style="font-family: Georgia, serif; text-align: left; ">Sebelum memberikan bantuan, guru terlebih dahulu harus berusaha memahami kesulitan yang dihadapi siswa, meneliti faktor-faktor yang melatarbelakangi kesulitan tersebut. Setiap masalah atau kesulitan mempunyai latarbelakang tertentu yang berbeda dengan masalah lain atau pada siswa yang lainnya.</span></li><li><span style="font-family: Georgia, serif; text-align: left; ">Bimbingan belajar yang diberikan guru hendaknya disesuaikan dengan masalah serta faktor-faktor yang melatarbelakanginya, bantuan hendaknya disesuaikan dengan jenis masalah serta tingkat kerumitan masalah.</span></li><li><span style="font-family: Georgia, serif; text-align: left; ">Bimbingan belajar hendaknya menggunakan teknik yang bervariasi. Karena perbedaan individual siswa, perbedaan jenis dan kerumitan masalah yang dihadapi siswa, perbedaan individual guru serta kondisi sesaat, maka dalam memberikan bimbingan belajar guru hendaknya menggunakan teknik bimbingan yang bervariasi.</span></li><li><span style="font-family: Georgia, serif; text-align: left; ">Dalam memberikan bimbingan belajar hendaknya guru bekerja sama dengan staf sekolah lain. Bimbingan belajar merupakan tanggung jawab semua guru serta staf sekolah lainnya. Agar bimbingan berjalan efektif dan efisien diperlukan kerjasama yang harmonis antara staf sekolah dalam membantu mengatasi kesulitan siswa.</span></li><li><span style="font-family: Georgia, serif; text-align: left; ">Orang tua adalah pembimbing belajar siswa dirumah. Penanggung jawab utama siswa adalah orang tuanya. Karena keterbatasan kemampuannya, orang tua melimpahkan sebagian dari tanggung jawabnya kepada sekolah, tetapi tidak berarti mereka lepas sama sekali dari tanggung jawab tersebut. Orang tua dituntut untuk memberikan bimbingan belajar di rumah. Agar ada keserasian antara bimbingan belajar yang diberikan guru disekolah dengan orang tua dirumah maka diperlukan kerjasama antara kedua belah pihak.</span></li><li><span style="font-family: Georgia, serif; text-align: left; ">Bimbingan belajar dapat diberikan dalam situasi belajar di kelas, di laboratorium dsb, ataupun dalam situasi-situasi khusus (konsultasi) baik di sekolah ataupun di luar sekolah. Bimbingan belajar diberikan pada saat pelajaran berlangsung, yaitu saat mengerjakan tugas-tugas atau latihan, saat diskusi kelas, praktikum dll. Bimbingan juga dapat diberikan diluar jam pelajaran, sebelum pelajaran dimulai, setelah pelajaran selesai atau sore hari, disekolah ataupun di rumah. </span></li></ol></div><div style="font-family: Georgia, serif; font-size: 100%; font-style: normal; font-variant: normal; font-weight: normal; line-height: normal; "><br /></div>Junaidihttp://www.blogger.com/profile/14745638579221110463noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-1933574298976299407.post-9051272669641457142012-03-02T23:11:00.003-08:002012-03-02T23:20:51.126-08:00PERAN GURU DALAM BIMBINGAN BELAJAR<a href="http://3.bp.blogspot.com/-PblOLjqsNew/T1HFqFgXTXI/AAAAAAAABKQ/_IZFAOEOvKQ/s1600/Bimbingan%2Bbelajar.jpg"><img style="float:left; margin:0 10px 10px 0;cursor:pointer; cursor:hand;width: 320px; height: 214px;" src="http://3.bp.blogspot.com/-PblOLjqsNew/T1HFqFgXTXI/AAAAAAAABKQ/_IZFAOEOvKQ/s320/Bimbingan%2Bbelajar.jpg" border="0" alt="" id="BLOGGER_PHOTO_ID_5715566728932969842" /></a><div style="text-align: justify;"><span >Perkembangan ilmu dan teknologi yang disertai dengan perkembangan sosial budaya yang berlangsung dengan cepat dan dewasa ini, peranan guru telah meningkat dari sebagai pengajar menjadi pembimbing. Tugas dan tanggung jawab menjadi lebih meningkat terus, yang kedalamnya termasuk fungsi-fungsi guru sebagai perancang pengajaran (designer of instruction), pengelola pengajaran (manager of instruction), evaluator of student learning, motivator belajar, dan sebagai pembimbing.</span></div><div style="text-align: justify;"><span ><br /></span></div><div style="text-align: justify;"><span >Guru sebagai designer of instruction atau perancang pengajaran dituntut memiliki kemampuan untuk merencanakan (merancang) kegiatan belajar mengajar secara efektif dan efisien. Untuk itu seorang guru harus memiliki pengetahuan yang cukup memadai tentang prinsip-prinsip belajar sebagai suatu bahan dalam merencanakan kegiatan belajar mengajar.</span></div><div style="text-align: justify;"><span ><br /></span></div><div style="text-align: justify;"><span >Guru sebagai manajer of instruction (pengelola pengajaran), dituntut untuk memiliki kemampuan mengelola seluruh proses kegiatan belajar mengajar dengan menciptakan kondisi-kondisi belajar sedemikian rupa sehingga setiap murid dapat belajar dengan efektif dan efisien. </span><span style="font-family: Georgia, serif; ">Sedangkan guru dengan fungsinya sebagai evaluator of student learning, dituntut untuk secara terus menerus mengikuti hasil-hasil (prestasi) belajar yang telah dicapai murid-muridnya dari waktu kewaktu.</span></div><div style="text-align: justify;"><span style="font-family: Georgia, serif; "><br /></span></div><div style="text-align: justify;"><span >Informasi yang diperoleh melalui cara ini merupakan umpan balik terhadap proses kegiatan belajar mengajar, yang selanjutnya akan dijadikan titik tolak untuk menyempurnakan serta meningkatkan proses belajar mengajar sehingga memperoleh hasil belajar yang optimal. </span><span style="font-family: Georgia, serif; text-align: left; ">Guru sebagai pembimbing dituntut untuk mengadakan pendekatan bukan saja melalui pendekatan instruksional akan tetapi dibarengi dengan pendekatan yang bersifat pribadi dalam setiap proses belajar mengajar berlangsung. Dengan pendekatan pribadi semacam ini guru akan secara langsung mengenal dan memahami murid-muridnya secara lebih mendalam sehingga dapat memperoleh hasil yang optimal.</span></div><div style="text-align: justify;"><span style="font-family: Georgia, serif; text-align: left; "><br /></span></div><div style="text-align: justify;"><span >Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa guru sebagai pembimbing sekaligus berperan sebagai pembimbing dalam proses belajar mengajar. Sebagai pembimbing dalam belajar mengajar diharap mampu untuk:</span></div><div style="text-align: justify;"><span ><br /></span></div><div><span >1)<span class="Apple-tab-span" style="white-space:pre"> </span>Memberikan berbagai informasi yang diperlukan dalam proses belajar.</span></div><div><span >2)<span class="Apple-tab-span" style="white-space:pre"> </span>Membantu setiap siswa dalam mengatasi masalah-masalah pribadi yang dihadapi.</span></div><div><span >3)<span class="Apple-tab-span" style="white-space:pre"> </span>Mengevaluasi hasil setiap langkah kegiatan yang dilakukannya.</span></div><div><span >4)<span class="Apple-tab-span" style="white-space:pre"> </span>Memberikan kesempatan yang memadai agar setiap murid dapat belajar sesuai dengan <span class="Apple-tab-span" style="white-space:pre"> </span>karakteristik pribadi.</span></div><div><span >5)<span class="Apple-tab-span" style="white-space: pre; "> </span>Mengenal dan memahami setiap murid, baik secara individual maupun secara kelompok.</span></div>Junaidihttp://www.blogger.com/profile/14745638579221110463noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-1933574298976299407.post-32034543815232744522012-03-02T23:01:00.003-08:002012-03-02T23:11:26.387-08:00MANFAAT BIMBINGAN BELAJAR<a href="http://1.bp.blogspot.com/-bgeGGzh8v9w/T1HD2TmMe2I/AAAAAAAABKE/jW_hhWi5TBY/s1600/IKIP%2BBOJONEGORO.jpg"><img style="float:left; margin:0 10px 10px 0;cursor:pointer; cursor:hand;width: 200px; height: 134px;" src="http://1.bp.blogspot.com/-bgeGGzh8v9w/T1HD2TmMe2I/AAAAAAAABKE/jW_hhWi5TBY/s200/IKIP%2BBOJONEGORO.jpg" border="0" alt="" id="BLOGGER_PHOTO_ID_5715564739850697570" /></a><div style="font-family: Georgia, serif; font-size: 100%; font-variant: normal; line-height: normal; font-weight: normal; font-style: normal; text-align: justify; ">Bimbingan belajar merupakan bagian terpen ting bagi peserta didik, mengingat pada saat ini peserta didik dituntut untuk bisa berkompetensi. Oleh karena itu siswa diharapkan mengikuti bimbingan belajar sebagai alat untuk menghadapi tantangan di masa depan. Selain itu, manfaat dari bimbingan belajar adalah dapat membuat siswa semakin kreatif pada kegiatan belajar mengajar, dan dapat meningkatkan prestasi pada sekolahnya. Maka sangat penting bagi peserta didik untuk mengikuti bimbingan belajar, agar mereka mampu bersaing dengan tuntutan zaman pada saat ini.</div><div style="font-family: Georgia, serif; font-size: 100%; font-variant: normal; line-height: normal; font-weight: normal; font-style: normal; text-align: justify; "><br /></div><div style="font-family: Georgia, serif; font-size: 100%; font-variant: normal; line-height: normal; font-weight: normal; font-style: normal; text-align: justify; ">Manfaat Bimbingan Belajar bagi siswa adalah tersedianya kondisi belajar yang nyaman, terperhatikannya karakteristik pribadi siswa, dan siswa dapat mereduksi kemungkinan kesulitan belajar.</div><div style="font-family: Georgia, serif; font-size: 100%; font-variant: normal; line-height: normal; font-weight: normal; font-style: normal; text-align: justify; "><br /></div><div style="font-family: Georgia, serif; font-size: 100%; font-variant: normal; line-height: normal; text-align: justify; "><b><i>TEKNIK TEKNIK BIMBINGAN BELAJAR</i></b></div><div style="text-align: justify; "><div><span >Hampir semua bentuk teknik bimbingan yang bersifat informatif dan adjustif dapat digunakan dalam bimbingan belajar, hanya isinya saja difokuskan kepada kesulitan belajar dan kesulitan pelajaran.</span></div><div><span ><br /></span></div><div><span >Keseluruhan teknik bimbingan belajar dibedakan antara teknik bimbingan kelompok dan bimbingan individual. Bimbingan individual adalah suatu bantuan yang diberikan kepada individu (siswa) dalam situasi individual. Teknik bimbingan ini ada yang bersifat informatif (memberikan informasi) dan ada juga yang bersifat terapeutik atau penyembuhan. Beberapa teknik bimbingan individual yang bersifat informatif adalah ceramah/penjelasan, wawancara, nasihat, penyampaian bahan-bahan tertulis, penyampaian informasi melalui media elektronik dll yang diberikan secara individual.</span></div><div><span ><br /></span></div><div><span >Bimbingan kelompok merupakan suatu bantuan yang diberikan kepada individu (siswa) yang dilaksanakan dalam situasi kelompok. Bimbingan inipun ada yang bersifat informatif dan terapeutik, tetapi ada juga yang bersifat adjustif. Bimbingan kelompok yang bersifat informatif, hampir sama dengan bimbingan individual tetapi diberikan secara berkelompok, seperti ceramah kelompok, nasihat kelompok, penggunaan media tulis dan media elektronik secara berkelompok. Bimbingan kelompok yang bersifat adjustif adalah bantuan kepada individu dalam membina hubungan dan menyesuaikan diri dengan orang lain, melalui berbagai kegiatan kelompok, seperti diskusi, belajar kelompok, perwalian kelompok, kegiatan klub, organisasi siswa, orientasi, kunjungan kelompok dsb. Bimbingan kelompok yang bersifat terapeutik adalah psikodrama, konseling kelompok dan psikoterapi kelompok.</span></div><div><span ><br /></span></div><div><span >Teknik-teknik bimbingan yang bersifat informatif dapat diberikan oleh guru-guru. Bimbingan adjustif dapat diberikan oleh konselor atau guru-guru senior yang telah mendapatkan penataran tentang bimbingan dan konseling. Bimbingan terapeutik dalam membantu klien-klien dengan masalah yang masih relatif ringan dapat dikerjakan oleh konselor, sedang yang sudah berat seperti gangguan yang sudah termasuk neurosis, psikopath dan psikosis hanya bisa diberikan oleh psikolog dan psikiater yang telah berpengalaman. Kecuali bimbingan yang bersifat terapeutis, semua jenis teknik bimbingan lainnya dapat digunakan dalam memberikan bimbingan belajar, untuk mengatasi masalah yang sederhana dapat dilaksanakan sendiri oleh guru, sedangkan untuk mengatasi masalah yang agak berat diperlukan kerjasama dengan konselor. </span></div><div style="font-style: italic; "><br /></div></div>Junaidihttp://www.blogger.com/profile/14745638579221110463noreply@blogger.com1tag:blogger.com,1999:blog-1933574298976299407.post-55885355357729097332012-02-01T23:01:00.000-08:002012-02-01T23:19:01.358-08:00Perbedaan Antara Kecerdasan Spiritual dan Beragama<a href="http://4.bp.blogspot.com/-NLQ8OdhP6HE/Tyo4p-984MI/AAAAAAAABIM/BTa6Wcuv6wk/s1600/Spiritual.JPG"><img style="float:left; margin:0 10px 10px 0;cursor:pointer; cursor:hand;width: 214px; height: 320px;" src="http://4.bp.blogspot.com/-NLQ8OdhP6HE/Tyo4p-984MI/AAAAAAAABIM/BTa6Wcuv6wk/s320/Spiritual.JPG" border="0" alt="" id="BLOGGER_PHOTO_ID_5704434171946787010" /></a><div style="text-align: justify;">Isu utama dalam pikiran orang-orang saat ini adalah makna. Banyak penulis mengatakan bahwa kebutuhan akan makna yang lebih besar merupakan krisis paling penting di zaman kita. Banyak orang saat ini telah mencapai tingkat kemapanan materi yang belum pernah ada sebelumnya, namun mereka masih menginginkan lebih. Banyak orang membicarakan tentang kehampaan “di sini”, sambil menunjuk ke perut mereka. “Yang lebih” yang akan mengisi kehampaan tersebut jarang berkaitan dengan agama formal. Bahkan, kebanyakan orang yang mencari pemenuhan spiritual tidak melihat hubungan antara kerinduan mereka dengan agama formal. SQ tidak mesti berhubungan dengan agama. Bagi sebagian orang, SQ mungkin menemukan cara pengungkapan melalui agama formal, tetapi beragama tidak menjamin SQ tinggi. Banyak orang humanis dan ateis memiliki SQ sangat tinggi; sebaliknya, banyak orang yang aktif beragama memiliki SQ sangat rendah.</div><div style="text-align: justify;"><br /></div><div> </div><div style="text-align: justify;">Kita dapat menggunakan SQ untuk menjadi lebih cerdas secara spiritual dalam beragama. SQ membawa kita ke jantung segala sesuatu, ke kesatuan di balik perbedaan, ke potensi di balik ekspresi nyata. SQ mampu menghubungkan kita dengan makna dan ruh esensial di belakang semua agama besar. Seseorang yang memiliki SQ tinggi mungkin menjalankan agama tertentu, namun tidak secara picik, eksklusif, fanatik, atau prasangka. Demikian pula, seseorang yang ber- SQ tinggi dapat memiliki kualitas spiritual tanpa beragama—secara literal—sama sekali.</div>Junaidihttp://www.blogger.com/profile/14745638579221110463noreply@blogger.com1tag:blogger.com,1999:blog-1933574298976299407.post-29046657395006616652012-02-01T22:33:00.000-08:002012-02-01T22:46:25.106-08:00Pengertian Kecerdasan Spiritual<a href="http://3.bp.blogspot.com/-my83kYt0Tgw/TyowjOLu2SI/AAAAAAAABIA/sjhbjxx1EWc/s1600/Spiritual.JPG"><img style="float:left; margin:0 10px 10px 0;cursor:pointer; cursor:hand;width: 320px; height: 240px;" src="http://3.bp.blogspot.com/-my83kYt0Tgw/TyowjOLu2SI/AAAAAAAABIA/sjhbjxx1EWc/s320/Spiritual.JPG" border="0" alt="" id="BLOGGER_PHOTO_ID_5704425259679013154" /></a><div style="text-align: justify;">Dilihat dari segi bahasa, kecerdasan spiritual terdiri dari dua kata yaitu: “kecerdasan” dan ”spiritual”. Kecerdasan diartikan sebagai kemampuan memecahkan masalah yang dihadapinya, terutama masalah yang menuntut kemampuan pikiran, berbagai batasan yang dikemukakan oleh pakar didasarkan pada teorinya masing-masing. Sedangkan arti kata spiritual adalah ajaran yang mengatakan bahwa segala kenyataan (realitas) itu pada hakikatnya bersifat rohani. Menurut Zohar dan Marshall, orang yang pertama kali mengeluarkan ide tentang konsep kecerdasan spiritual, mendefinisikan kecerdasan spiritual (SQ) adalah “kecerdasan yang bertumpu pada bagian dalam diri kita yang berhubungan dengan kearifan di luar ego atau jiwa sadar. Kecerdasan yang digunakan tidak hanya untuk mengetahui nilai-nilai yang ada, melainkan juga untuk secara kreatif menemukan nilai-nilai baru.” Menurut Sinetar, “kecerdasan spiritual adalah kecerdasan yang mendapat inspirasi, dorongan dan efektivitas yang terinspirasi, thesis- ness atau penghayatan ketuhanan yang di dalamnya kita semua menjadi bagian. Sementara Muhammad Zuhri mendefinisikan “kecerdasan spiritual adalah kecerdasan manusia yang digunakan untuk berhubungan dengan Tuhan. Potensi SQ setiap orang sangat besar dan tidak dibatasi oleh faktor keturunan, lingkungan atau materi lainnya”.</div><div style="text-align: justify;"><br /></div><div style="text-align: justify;">Menurut Khalil Khavari (2000), “kecerdasan spiritual adalah fakultas dari dimensi nonmaterial kita, roh manusia. Inilah intan yang belum terasah yang kita semua memilikinya. Kita harus mengenalinya seperti apa adanya, menggosoknya sehingga berkilap dengan tekad yang besar dan menggunakannya untuk memperoleh kebahagiaan abadi. Seperti dua bentuk kebahagiaan lainnya, kecerdasan spiritual dapat ditingkatkan dan dapat juga diturunkan. Akan tetapi, kemampuannya untuk ditingkatkan tampaknya tidak terbatas”. SQ adalah landasan yang diperlukan untuk memfungsikan IQ dan EQ secara efektif.</div><div style="text-align: justify;"><br /></div><div style="text-align: justify;">Sedangkan dalam ESQ, kecerdasan spiritual adalah kemampuan untuk memberi makna ibadah terhadap setiap perilaku dan kegiatan, melalui langkah-langkah dan pemikiran yang bersifat fitrah, manuju manusia yang seutuhnya (hanif), dan memiliki pola pemikiran tauhid (integralistik), serta berprinsip “hanya karena Allah”.</div><div style="text-align: justify;"><br /></div><div style="text-align: justify;">Spiritual Quotient memungkinkan seseorang untuk menyatukan hal-hal yang bersifat intrapersonal, serta menjembatani kesenjangan antara diri sendiri dan orang lain. Daniel Golemon telah menulis tentang emosi-emosi interpersonal yaitu sama-sama dimiliki manusia yang digunakan untuk hubungan dengan orang lain. Namun EQ semata-mata tidak membantu menjembatani kesenjangan itu. SQ adalah yang membuat manusia mempunyai pemahaman siapa dirinya dan apa makna sesungguhnya baginya, sebagaimana semua itu memberikan suatu tempat di dalam diri manusia.</div><div style="text-align: justify;"><br /></div><div style="text-align: justify;">Kecerdasan spiritual dapat diperoleh melalui jalan-jalan yang berkaitan dengan integritas diri, penghormatan (komitmen) pada hidup dan penyebaran kasih sayang dan cinta. Hal-hal ini tidak berkaitan langsung dengan ritual agama. Maksudnya tidak selalu orang yang rajin shalat, naik haji berulang-ulang adalah orang-orang yang memiliki spiritual quotient tinggi. Justru banyak agamawan yang kehilangan SQ karena terlalu mengandalkan ritual, acara dan formalitas agama. Ritual dan SQ adalah dua hal yang berbeda walaupun berkaitan.</div><div style="text-align: justify;"><br /></div><div style="text-align: justify;">Dengan demikian SQ adalah kecerdasan yang menyangkut fungsi jiwa sebagai perangkat internal diri yang memiliki kemampuan dan kepekaan dalam melihat makna yang ada dibalik kenyataan apa adanya. Orang yang memiliki SQ tinggi mampu memaknai penderitaan hidup dengan memberi makna positif pada setiap peristiwa, bahkan masalah yang dialaminya. Dengan memberi makna yang positif itu, ia mampu membangkitkan jiwanya, melakukan perbuatan dan tindakan yang positif. SQ (berdasarkan system syaraf otak, yakni osilasi-saraf sinkron yang menyatukan data di seluruh bagian otak) untuk pertama kalinya menawarkan kepada kita proses ketiga yang aktif. Proses ini menyatukan, mengintegrasikan, dan berpotensi mengubah materi yang timbul dari dua proses lainnya. SQ memfasilitasi suatu dialog antara akal dan emosi, antara pikiran dan tubuh. SQ menyediakan pusat pemberian makna yang aktif dan menyatu bagi diri.</div><div><br /></div>Junaidihttp://www.blogger.com/profile/14745638579221110463noreply@blogger.com0