Dari bagan di atas, terlihat bahwa makin tinggi jabatan
seseorang dalam organisasi, akan semakin dituntut mempunyai keterampilan
konseptual dan semakin rendah kedudukan seseorang dalam organisasi semakin
dituntut mempunyai keterampilan secara teknik. Tetapi dalam setiap tingkatan
manajer tersebut harus dimiliki keterampilan dalam melakukan hubungan antara
manusia.
Keterampilan konseptual, adalah keterampilan dimana seorang
manajer harus mempunyai pengetahuan tentang keseluruhan (kompleksitas) dari
organisasi yang dipimpinnya, antara lain ; merumuskan visi, misi dan strategi
organisasi, serta kebijakan untuk merealisasikannya.
Keterampilan hubungan antar manusia, adalah kemampuan untuk
bekerjasama dengan orang lain, yaitu dengan melakukan komunikasi yang efektif,
memotivasi staf sehingga mampu menerapkan kepemimpinan secara efktif.
Keterampilan teknis, adalah kemampuan untuk menggunakan
pengetahuan, metoda, teknik atau peralatan yang diperlukan untuk melaksanakan
tugas-tugas organisasi.
Manajemen Pelayanan Kesehatan
Rumah sakit dan Puskesmas merupakan sub sistem pelayanan
kesehatan yang pada dasarnya melaksanakan dua jenis pelayanan ; (1)
pelayanan kesehatan dan (2) pelayanan
administrasi. Pelayanan kesehatan
yang diberikan adalah pelayanan medik, pelayanan penunjang medik, rehabilitasi
medik dan pelayanan keperawatan. Pelayanan yang dilakukan di Rumah sakit
meliputi; gawat darurat, rawat jalan dan rawat inap, sedangkan di Pukesmas
hanya pelayanan; gawat darurat (kearah pertolongan pertama) dan rawat jalan.
Sejalan dengan reformasi dibidang kesehatan melalui
Paradigma Sehat, pelayanan kesehatan di rumah sakit maupun di Puskesmas lebih
difokuskan pada upaya promosi kesehatan (promotif) dan pencegahan (preventif)
dengan tidak mengabaikan upaya kuratif-rehabilitatif. Selain itu,
pelayanan kesehatan di rumah sakit dan puskesmas bukan hanya kepada
individu (pasen), tetapi juga keluarga dan masyarakat, sehingga pelayanan
kesehatan yang dilakukan merupakan pelayanan kesehatan yang paripurna
(komprehensif dan holistik).
Dengan bergesernya orientasi pembangunan kesehatan,
mendorong rumah sakit dan puskesmas melakukan perubahan visi, misi dan strategi
dalam melakukan pelayanan kesehatan kepada masyarakat. Visi merupakan impian atau cita-cita yang
ingin diwujudkan, yang dapat mengantisipasi perubahan yang sedang dan akan
terjadi. Apabila su atu organisasi tidak memiliki visi maka perubahan
lingkungan yang tidak diduga sebelumnya sering dirasakan sebagai suatu musibah.
Sedangkan misi dan strategi dibuat dalam rangka merealisasikan visi yang telah
ditetapkan.
Manajemen yang diterapkan di jajaran Departemen Kesehatan,
lebih mengacu kepada konsep yang disampaikan G. Terry, yaitu melalui
fungsi-fungsi ; perencanaan (planning), pengorganisasian (organizing),
penggerakan pelaksanaan (actuating), pengawasan dan pengendalian (controlling).
Manajemen Pelayanan Kesehatan di Rumah Sakit
Fungsi manajemen yang dilakukan di rumah sakit secara garis
besar meliputi ; perencanaan,pengorganisasian, penggerakan pelaksanaan,
pengawasan dan pengendalian.
1.Perencanaan merupakan salah satu fungsi manajemen yang
penting, karena perencanaan memegang peranan yang sangat strategis dalam
keberhasilan upaya pelayanan kesehatan di RS. Terdapat beberapa jenis
perencanaan spesifik yang dilaksanakan di RS, yaitu : (a) perencanaan pengadaan
obat dan logistik, yang disusun berdasarkan pola konsumsi dan pola
epidemiologi, (b) perencanaan tenaga professional kesehatan, dalam menentukan
kebutuhan tenaga tersebut misalnya ; tenaga perawat dan bidan, menggunakan
beberapa pendekatan, antara lain ; ketergantungan pasen, beban kerja, dll.
2.Pengorganisasian merupakan upaya untuk menghimpun semua
sumber daya yang dimiliki RS dan memanfaatkannya secara efisien untuk mencapai
tujuannya. Pengorganisasian dalam manajemen pelayanan kesehatan di rumah sakit,
sama hal dengan di organisasi lainnya.
3.Penggerakan pelaksanaan, manajemen rumah sakit hampir sama
dengan hotel atau penginapan, hanya pengunjungnya adalah orang sakit (pasen)
dan keluarganya, serta pada umumnya mempunyai beban sosial-psikologis akibat
penyakit yang diderita oleh anggota keluarganya yang sedang dirawat. Kompleksitas fungsi penggerakan pelaksanaan
di RS sangat dipengaruhi oleh dua aspek, yaitu : (1) sifat pelayanan
kesehatan yang berorientasi kepada konsumen penerima jasa pelayanan kesehatan
(customer service), dengan hasil pelayanan kemungkinan ; sembuh dengan
sempurna, sembuh dengan cacat dan meninggal. Apapun hasilnya kualitas pelayanan
diarahkan untuk kepuasan pasen dan keluarganya. (2) Pelaksanaan fungsi
actuating ini sangat kompleks,karena tenaga yang bekerja di RS terdiri dari
berbagai jenis profesi.
4.Pengawasan dan pengendalian, merupakan proses untuk mengamati secara terus menerus
(bekesinambungan) pelaksanaan rencana kerja yang sudah disusun dan mengadakan
koreksi (perbaikan) terhadap penyimpangan yang terjadi. Untuk menjalankan
fungsi ini diperlukan adanya standar kinerja yang jelas. Dari standar tersebut dapat ditentukan indikator
kinerja yang akan dijadikan dasar untuk menilai hasil kerja (kinerja) pegawai.
Penilaian kinerja pegawai di RS meliputi tenaga yang memberikan pelayanan
langsung kepada pasen, seperti ; perawat, bidan dan dokter maupun tenaga
administratif. Adanya indikator kinerja, akan memudahkan dalam melakukan
koreksi apabila ada penyimpangan.




0 komentar:
Posting Komentar