Jika kita bicara tentang pendidikan maka yang terlintas di
benak kita adalah proses belajar mengajar di bangku sekolah, kita membayangkan
ada satu kelas siswa SD yang memakai kaos putih, celana merah, dasi merah dan
topi putih-merah yang duduk diam hikmat mendengarkan materi dari gurunya yang
terkesan galak dan menakutkan. Jika pendidikan di ilustrasikan seperti itu maka
yang terbayang dalam benak kita adalah guru sebagai satu-satunya pelaku dalam
pendidikan, guru berperan penuh sebagai sumber ilmu dan siswa berperan
sebagai obyek pendidikan, sehingga dalam
pikiran siswa timbul pemahaman kalau belajar itu adalah proses menyimak &
peroses mentransformasi ilmu dari guru kemurid, yang pada ahirnya siswa
berpikir kalau proses belajar mengajar
itu hanya ada di bangku sekolah.
Dalam dekade ini timbul pemahaman
baru tentang pendidikan, yang dulunya berpikir kalau pendidikan itu hanya ada
di sekolah bergeser kepemahaman baru yaitu pemahaman kalau belajar itu tidak
harus ada di bangku sekolah tapi bias dimana saja, mereka bias belajar dari
film, belajar dari teater, belajar dari internet, belajar dari buku dan belajar
dari kondisi real yang ada. Sehingga pemahamannya tentang pendidikan berubah, yang
dulunya belajar itu harus di sekolah berkembang menjadi lebih luas lagi, yang
dulunya belajar itu hanya untuk anak-anak usia sekolah berkembang menjadi
belajar sepanjang hayat yang artinya tidakada batasan umur, tidakada batasan
ruang dan waktu sehingga timbul pemahaman baru kalau manusia itu sebagai pelaku
dari pembelajaran, sehingga timbul konsekwensi-konsekwensi dari pemahaman baru
tersebut, karena manusia itu memposisikan diri sebagai pelaku(penanggung jawab
pembelajaran) maka mereka sebagai individu di tuntut untuk lebih aktif mencari
ilmu dari berbagai sumber.
Kalau kita berbicara tentang
pendidikan maka kita tidak bias lepas dari yang namanya guru/pengajar, dewasa
ini peran guru berubah dari pemberi materi utama menjadi pembimbing ”pengarah
dalam proses belajar-mengajar”, kalau kita lihat dari posisi murit yang dulunya
sebagai penerima materi berubah menjadi pencari materi “ pencari ilmu
pengetahuan”, perubahan itu secara filosofis memiliki arti dan maksud yang sangat
berbeda dari pemahaman lama. Di dalam pendidikan selain ada guru dan
murit/pencari ilmu yang berperan sebagai subyek maka objek dari pendidikan
adalah ilmu itu sendiri. Untuk memahami itu semua secara lebih dalam lagi perlu
dikaji secara filosofis dari pengertian-pengertian tersebut.
0 komentar:
Posting Komentar