Rabu, 01 Februari 2012

Pengertian Kecerdasan Spiritual

Posted by Junaidi 22.33, under ,,,, | No comments

Dilihat dari segi bahasa, kecerdasan spiritual terdiri dari dua kata yaitu: “kecerdasan” dan ”spiritual”. Kecerdasan diartikan sebagai kemampuan memecahkan masalah yang dihadapinya, terutama masalah yang menuntut kemampuan pikiran, berbagai batasan yang dikemukakan oleh pakar didasarkan pada teorinya masing-masing. Sedangkan arti kata spiritual adalah ajaran yang mengatakan bahwa segala kenyataan (realitas) itu pada hakikatnya bersifat rohani. Menurut Zohar dan Marshall, orang yang pertama kali mengeluarkan ide tentang konsep kecerdasan spiritual, mendefinisikan kecerdasan spiritual (SQ) adalah “kecerdasan yang bertumpu pada bagian dalam diri kita yang berhubungan dengan kearifan di luar ego atau jiwa sadar. Kecerdasan yang digunakan tidak hanya untuk mengetahui nilai-nilai yang ada, melainkan juga untuk secara kreatif menemukan nilai-nilai baru.” Menurut Sinetar, “kecerdasan spiritual adalah kecerdasan yang mendapat inspirasi, dorongan dan efektivitas yang terinspirasi, thesis- ness atau penghayatan ketuhanan yang di dalamnya kita semua menjadi bagian. Sementara Muhammad Zuhri mendefinisikan “kecerdasan spiritual adalah kecerdasan manusia yang digunakan untuk berhubungan dengan Tuhan. Potensi SQ setiap orang sangat besar dan tidak dibatasi oleh faktor keturunan, lingkungan atau materi lainnya”.

Menurut Khalil Khavari (2000), “kecerdasan spiritual adalah fakultas dari dimensi nonmaterial kita, roh manusia. Inilah intan yang belum terasah yang kita semua memilikinya. Kita harus mengenalinya seperti apa adanya, menggosoknya sehingga berkilap dengan tekad yang besar dan menggunakannya untuk memperoleh kebahagiaan abadi. Seperti dua bentuk kebahagiaan lainnya, kecerdasan spiritual dapat ditingkatkan dan dapat juga diturunkan. Akan tetapi, kemampuannya untuk ditingkatkan tampaknya tidak terbatas”. SQ adalah landasan yang diperlukan untuk memfungsikan IQ dan EQ secara efektif.

Sedangkan dalam ESQ, kecerdasan spiritual adalah kemampuan untuk memberi makna ibadah terhadap setiap perilaku dan kegiatan, melalui langkah-langkah dan pemikiran yang bersifat fitrah, manuju manusia yang seutuhnya (hanif), dan memiliki pola pemikiran tauhid (integralistik), serta berprinsip “hanya karena Allah”.

Spiritual Quotient memungkinkan seseorang untuk menyatukan hal-hal yang bersifat intrapersonal, serta menjembatani kesenjangan antara diri sendiri dan orang lain. Daniel Golemon telah menulis tentang emosi-emosi interpersonal yaitu sama-sama dimiliki manusia yang digunakan untuk hubungan dengan orang lain. Namun EQ semata-mata tidak membantu menjembatani kesenjangan itu. SQ adalah yang membuat manusia mempunyai pemahaman siapa dirinya dan apa makna sesungguhnya baginya, sebagaimana semua itu memberikan suatu tempat di dalam diri manusia.

Kecerdasan spiritual dapat diperoleh melalui jalan-jalan yang berkaitan dengan integritas diri, penghormatan (komitmen) pada hidup dan penyebaran kasih sayang dan cinta. Hal-hal ini tidak berkaitan langsung dengan ritual agama. Maksudnya tidak selalu orang yang rajin shalat, naik haji berulang-ulang adalah orang-orang yang memiliki spiritual quotient tinggi. Justru banyak agamawan yang kehilangan SQ karena terlalu mengandalkan ritual, acara dan formalitas agama. Ritual dan SQ adalah dua hal yang berbeda walaupun berkaitan.

Dengan demikian SQ adalah kecerdasan yang menyangkut fungsi jiwa sebagai perangkat internal diri yang memiliki kemampuan dan kepekaan dalam melihat makna yang ada dibalik kenyataan apa adanya. Orang yang memiliki SQ tinggi mampu memaknai penderitaan hidup dengan memberi makna positif pada setiap peristiwa, bahkan masalah yang dialaminya. Dengan memberi makna yang positif itu, ia mampu membangkitkan jiwanya, melakukan perbuatan dan tindakan yang positif. SQ (berdasarkan system syaraf otak, yakni osilasi-saraf sinkron yang menyatukan data di seluruh bagian otak) untuk pertama kalinya menawarkan kepada kita proses ketiga yang aktif. Proses ini menyatukan, mengintegrasikan, dan berpotensi mengubah materi yang timbul dari dua proses lainnya. SQ memfasilitasi suatu dialog antara akal dan emosi, antara pikiran dan tubuh. SQ menyediakan pusat pemberian makna yang aktif dan menyatu bagi diri.

0 komentar:

Posting Komentar

bisnis paling gratis

Tags

Blog Archive